68
3.4.3 Bapak Sutimin
Bapak Sutimin merupakan SSpenduduk Desa Gambus Laut. Bapak Sutimin juga sudah lama tinggal di Desa Gambus Laut. Pak Sutimin dulunya tinggal di dusun
tujuh desa Gambus Laut, kemudian setelah menikah Pak Sutimin membuat rumah di dusun tiga Desa Gambus Laut. Pak Sutimin memiliki seorang istri dan dua orang
anak. Istri Pak Sutimin bernama Ibu Sani 50 Tahun, anaknya bernama Iman 20 Tahun dan Arman 18 Tahun.
Bapak Sutimin dan Ibu Sani memiliki tiga tungku arang, dulu mereka mengusahakan sendiri tungku arang tersebut tetapi sekarang tidak lagi. Tungku arang
yang mereka gunakan hanya satu saja. Berbeda dengan Bang Sutris, Bapak Sutimin tidak mencari kayu arang sendiri melainkan dia membeli dari penjual kayu arang.
Dulu sebelum kayu menjadi susah dicari, Pak Sutimin memperkerjakan anak lajang di dekat rumahnya untuk bekerja mencari kayu, salah satunya adalah Mulyono.
Mulyono dulu membantu Pak Sutimin mencari kayu di pinggir-pinggir jalan menuju kampung dan disekitar tepi-tepi sungai. Mulyono di beri upah sepuluh ribu rupiah.
Saat ini mencari kayu susah, Pak Sutimin tidak memiliki sampan untuk mencari kayu bakau dilaut, sehingga dia membeli dengan orang yang mengumpulkan
kayu di laut. Harga kayu yang dia beli adalah Rp. 10.000,- per sampan, maksudnya satu sampan berisi kayu dihargai Rp. 10.000,-. Akan tetapi, membeli kayu ini
dijalanin Pak Sutimin hanya baru-baru ini saja. Karena dulu dia masih dapat mengambil kayu di daratan sepanjang jalan menuju Desa Gambus Laut.
Pak Sutimin tidak memiliki kebun cabai seperti keluarga Pak Mujani. Pak Sutimin hanya memanfaatkan arang dan coklat sebagai mata pencaharian mereka.
Pohon coklat yang dimiliki pak sutimin juga tidak banyak. Dia hanya menanamnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69 di pekarangan rumahnya, hanya saja pekarangan rumah Pak Sutimin lumayan luas
sehingga dapat ditanami dengan beberapa pohon coklat. Tungku arang yang telah dibakar harus dijaga agar api pembakarang jangan
sampai padam. Oleh karena itu, Pak sutimin dan Ibu Sani selalu bergantian untuk menjaganya, sama seperti Bang Sutris. Pak Sutimin sampai membuat pondok di
dekat tungku arangnya sebagai tempat istrahatnya saat menjaga api tungku.
3.5 Pendapatan 3.5.1 Bapak Mujani