71
3.5.2 Bang Sutris
Bang Sutris hanya memiliki tungku arang dan beberapa rantai ladang yang saat ini diusahakan menjadi kebun Cabai. Sebelum memiliki anak dua Bang Sutris dan
Kak Wati hanya mengusahakan arang dan mencari ikan sebagai mata pencaharian mereka. Tungku arang dulunya dapat di kerjakan sebulan sekali dan bang Sutris juga
ke Laut setiap hari. Hasil melaut juga cukup lumayan untuk memenuhi kehidupan mereka. Sehari bang sutri bisa membawa uang Rp. 25.000,- – Rp. 30.000,- dari hasil
mencari ikan. Kata Kak Wati “lumayanlah dek kalau abangmu itu melaut, kadang bawa pulang dua puluh lima kadang tiga puluh, lumayan lah untuk nambah-nambah”
Hasil yang diperoleh dari pembuatan arang dan melaut dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, saat ini produksi arang tidak dapat dilakukan
sebulan sekali lagi. Sehingga untuk menutupi kebutuhan hidup Kak Wati kemudian berkebun cabai untuk menambah keuangan keluarganya.
Kak Wati bilang, “Kalau dulu dek masih bisa hanya dari arang itu aja, sekarangkan ada si dedek jadi kebutuhan makin bertambah, belum lagi arang lagi
macet sekarang jadi produksinya susah. Kayaknya orang udah jarang yang pake arang, jadi macet”. Penjualan arang yang tidak baik saat ini menjadi kendala untuk
keluarga Kak Wati dalam sumber keuangan mereka. Oleh karena itu, Kak Wati mengusahakan kebun Cabai sebagai penghasilan keluarga mereka.
3.5.3 Pak Sutimin
Berbeda dengan Pak Mujani dan Bang Sutris yang memiliki kebun cabai. Pak Sutimin tidak memiliki kebun cabai. Hanya saja dia memiliki beberapa pohon coklat
di pekarangan rumahnya. Sehingga selain mengusahakan arang, Pak Sutimin juga menjual biji coklat sebagai tambahan keuangan mereka.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72 Pekarangan rumah yang luas yang dimiliki Pak Sutimin menjadi alat sebagai
mata pencaharian mereka, dengan menanam beberapa pohon coklat mereka dapat menghasilkan biji coklat yang dapat dijual dengan nilai yang lumayan tinggi. Pak
Sutimin memiliki tujuh pohon coklat di pekarangan rumahnya. Sekali panen biji coklat dia dapat menjual 7-8 kg biji coklat kering. Walaupun tidak setiap hari
penjualan coklat dilakukan Pak Sutimin sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dari membuat arang dan menjual coklat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
BAB IV STRATEGI EKONOMI
4.1 Pandangan Masyarakat tentang Hutan Mangrove