Kondisi Hutan Mangrove Tumbuhan Mangrove

42 Tungku ketiga digunakan oleh bang Sutris 29 Tahun, Tungku yang digunakan bang Sutris adalah milik Pak Sutimin. Pak Sutimin memiliki tiga tungku, salah satu tungkunya disewa oleh bang Sapri. Bang Sapri menyewa tungku milik Pak Sutimin yang memiliki kapasitas 300 kg. Pembuat arang sangat tergantung pada hutan mangrove bakau yang dulunya mempunyai “sifat terbuka” dan menjadi milik umum dengan batas-batas tertentu. Adanya konsep kepemilikan bersama, maka setiap orang berhak untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut. Jika hal ini tidak dikendalikan akan menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya alam itu sendiri. Sebagai contoh, pembuat arang yang mengambil kayu mangrove terus-menerus tanpa melakukan reboisasi terhadap hutan mangrove akan menyebabkan hilangnya kelestarian hutan mengrove. Pemerintah pun kemudian mengambil tindakan demi kelestarian lingkungan, masing-masing dinas membuat peraturan atas sumber daya alam. Salah satunya adalah hutan mangrove yang merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di air asin dan juga tumbuhan yang dapat beradaptasi untuk hidup di daerah pinggir pantai. Selain itu hutan mangrove merupakan suatu habitat bagi sejumlah tanaman lainnya dan menyediakan perlindungan bagi binatang laut dan burung-burung.

2.4 Kondisi Hutan Mangrove

Hutan mangrove di Desa Gambus Laut bukan merupakan kawasan hutan yang sehat. Memang, sejak tahun 2006 hutan mangrove di Desa Gambus Laut ini terlihat gundul, dapat dilihat jelas di pesisir pantai sejarah. Di pantai sejarah, kita hanya melihat hamparan tanah lumpur, dan terdapat beberapa pohon mangrove. Lain dengan pesisir pantai datuk, jalan menuju pantai datuk kita tidak akan menemukan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43 hutan mangrove, yang akan kita temukan adalah kebun sawit sepanjang dua kilometer dari pintu masuk menuju pantai datuk, setelahnya kita bari melihat hutan mangrove yang luasnya tidak mencapai 1 hektar. Di pantai datuk tersebut sudah terdapat plang peringatan untuk tidak mengambil kayu mangrove yang terdapat di pantai tersebut. Di Desa Gambus Laut ini terdapat banyak sekali pantai. Pantai merupakan akses ekonomi bagi beberapa warga, dimana mereka dapat berjualan di pantai tersebut yang menjadi salah satu akses pariwisata di Desa Gambus Laut ini, untuk lebih menarik minat para pengunjung kemudian dibuatlah taman bermain di pesisir pantai tersebut dan setiap minggunya diadakan panggung dangdutan di tempat ini. Untuk membuat ivent atau acara seperti ini dibutuhkan lahan yang luas, sehingga dipesisir pantai itu tidak terdapat hutan mangrove, hanya beberapa pohon saja sebagai peneduh. Hutan mangrove dapat ditemukan berjarak lima puluh meter dari pesisir pantai.

2.5 Tumbuhan Mangrove

Deskripsi jenis mangrove yang terdapat di Desa Gambus Laut: 1. Avicennia alba Blume 1826 Avicenniaceae Mangrove Utama Nama lokal : sia-sia, api-api, Bentuk : pohon, tinggi mencapai 15 m. Akar : pneumatofor, mirip pensil. Daun : karakter: daun panjang dan langsing, mirip cabai, jenis pionir; susunan: tunggal, berhadapan; helaian: lanset sampai elips; ujung daun: akut meruncing; panjang 10-18 cm. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44 Tipe biji : kriptovivipar. Kulit batang : kelabu sampai hitam, mirip kulit hiu. Fenologi : bunga muncul terutama pada bulan Juli-Feb; buah muncul pada bulan Nov-Maret musim hujan. Bunga : infloresensi, berbunga 10-30, bulir, panjang 1-3 cm, terminal atau aksilar pada tunas-tunas distal; daun mahkota : 4, kuning sampai oranye; kelopak : 5 cuping; benang sari : 4; ukuran : diameter 0.4- 0.5 cm. Buah : lebar 1.5-2.0 cm, panjang 2.5-4.0 cm; warna : perikarp hijau kekuningan; permukaan : perikarp hijau kekuningan; buah mirip cabai atau kacang mede. Karakter yang bisa dilihat : daun panjang dan langsing, buah mirip cabai, jenis pionir. Ekologi : dataran lumpur, tepi sungai, areal kering, toleran terhadap salinitas tinggi. 2. Bruguiera cylindrica L. Blume 1827 Rhizophoraceae. Mangrove Utama Nama lokal : tanjang-putih, tancang-sukun, lenggadai, bius. Bentuk : pohon, tinggi sampai 6 m. Akar : akar lutut dan banir. Daun :susunan: tunggal, berhadapan; helaian: elips; ujung daun: melancip acuminate; panjang 8-10 cm. Tipe biji : vivipar. Kulit batang : kelabu, relatif licinhalus. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45 Bunga : infloresensi, bunga kecil, berbunga 3, perbungaan terbatas cyme, gagang peduncle panjang 1 cm, aksilar; daun mahkota: putih; kelopak: 8 cuping, hijau kekuningan; panjang 0.8-1.2 cm.; bunga tegak ketika antesis. Buah :diameter 0.5-1.0 cm, panjang 10-15 cm; warna: hijau sampai hijau keungu-unguan; permukaan: licinhalus; buah silindris agak sedikit melengkung hipokotil, cuping kelopak 8, melengkung terlipat, rontok bersama kelopak, mengapung, tersebar oleh arus. Karakter yang bisa dilihat : bunga kecil, cuping kelopak gemuk, melengkung terlipat dalam buah, panjang lebih dari 0.3 cm. Ekologi : zona mangrove bagian dalam, pada substrat yang baru mapan, sepanjang tanggul tambak, pinggir sungai kecil. 3. Nypa fruticans Thunb. Wurmb.1781 Palmae Mangrove Utama Nama lokal : buyuk, buyuh, nipah, niu-nipa, nypa: Bentuk : palem, tinggi sampai 4-9 m. Akar : tidak ada akar napas yang jelas. Daun : susunan: daun palem; helaian: lanset anak daun; ujung daun: meruncing anak daun; ukuran: unit daun, panjang 4-9 m; anak daun banyak. Tipe biji : kriptrovivipar. Bunga : 25 cm bunga betina; bunga betina pada bongkol yang membulat globose head, bunga jantan mirip untai catkin like, warna merah bata sampai kuning. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46 Buah : panjang bongkol buah sampai 45 cm; warna: coklat gelap atau merah bata, buah membulat, sama dengan pandanus. Karakter yang bisa dilihat : palem mangrove, tumbuh rapat bersama sesamanya, seringkali membentuk komunitas murni disepanjang sungai. Ekologi : tumbuh di sepanjang tepi sungai dengan air tawar, seringkali membentuk komunitas yang luas, dominan pada habitat rawa yang salin di sepanjang pantai, jarang ada di luar zona litoral. 3. Rhizophora apiculata Blume 1827 Rhizophoraceae Mangrove Utama Nama lokal : jangkah, slengkreng, tinjang, bakau, bakau-leutik, bakau-kacang, bakau-putih, tanjang-wedok, kajang-kajang, tokei, bakao, bakau- bini, tongke-busar, lalano. mangi-mangi, wako. bako, bangko, parai. Bentuk : pohon, tinggi sampai 15 m. Akar : akar tunjang. Daun : susunan: tunggal, berhadapan; helaian: elips sempit; ujung daun: berembang apiculate dengan ujung daun yang mendadak langsing dan meruncing; ukuran: panjang 9-18 cm; permukaan bawah daun hijau kekuningan, terdapat bintik-bintik hitam kecil yang tersebar. Tipe biji : vivipar. Kulit batang : kelabu sampai kelabu gelap, berkotakan tessellated atau menunjukkan struktur seperti kotak-kotak, mirip mosaik. Fenologi : pemunculan bunga: sepanjang tahun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47 Bunga : infloresensi, perbungaan terbatas cyme dengan bunga sebanyak 2 pada gagang peduncle yang kokoh sampai 1.4 cm, aksilar; daun mahkota : 4, putih; kelopak : 4 cuping, kuning kehijauan, disisi luar hijau kemerahan ; benang sari : biasanya 12, coklat ; panjang 2.0-3.0 cm cuping kelopak menyebar. Buah : diameter 1.3-1.7 cm; panjang 20-25 cm; warna: hipokotil hijau sampai coklat, leher kotiledon merah ketika matang; permukaan: nampak seperti mempunyai kutil, tapi relatif halus licin; buah silindris hipokotil, rontok di bawah leher kotiledon, mengapung, tersebar oleh arus. Karakter yang bisa dilihat : daun lebih kecil dibanding Rhizophora yang lain. Ekologi : tumbuh di tepi sungai kecil, estuaria, pantai juga karang dengan kekuatan ombak yang ringan; tumbuh baik di wilayah estuaria dengan lumpur mangrove yang lunak. 2.6 Arang Arang adalah, sisa abu-abu gelap yang terdiri dari karbon, dan setiap sisa abu, yang diperoleh dengan menghapus air dan konstituen yang mudah menguap lainnya dari hewan dan vegestasi zat. Arang ini biasanya dihasilkan oleh lambat pirolisis, pemanasan kayu atau bahan lainnya tanpa adanya oksigen lihat pirolisis, arang dan biochar. Biasanya bentuk tidak murni dari karbon karena mengandung abu, namun gula arang adalah salah satu bentuk paling murni dari karbon tersedia, terutama jika tidak dibuat dengan pemanasan tetapi dengan reaksi dehidrasi dengan asam sulfat untuk meminimalkan memperkenalkan kotoran baru, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48 kotoran dapat dihilangkan dari gula di muka. Lunak yang dihasilkan, rapuh, ringan, hitam, bahan berpori menyerupai batu bara.

2.7 Tungku arang