Cara pengambilannya Proses pengolahan kayu menjadi arang.

50 tetangga. Begitu pula untuk mengambil bakau ini, mereka dapat menggunakan sepeda motor untuk mengambilnya.

2.9.2 Cara pengambilannya

Kayu bakau hidup di daerah berlumpur yang memiliki kadar air asin. Tidak semua batang dari kayu bakau ini yang dapat dijadikan arang. Kayu yang dijadikan adalah kayu yang memiliki diameter 3 cm sampai dengan 10 cm. Ukuran kecil dari 3 cm tidak dapat digunakan karena kemungkinan kayu tersebut akan cepat masak dan mungkin menjadi hancur. Dan jika lebih dari 10 cm maka kemungkinan kayu tidak akan masak. Akan tetapi jika kayu belum masak, maka kayu tersebut dapat dipanaskan kembali dengan posisi paling atas. Kayu yang berdiameter 10 cm biasanya digunakan untuk proses pembakaran tungku, bukan untuk dijadikan arang. Gambar I. Avicennia sp. Sumber: Dokumentasi 19112011 Pukul 16:37

2.9.3 Proses pengolahan kayu menjadi arang.

Kayu yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan ukuran diameternya. Kayu diisi kedalam tungku yang bentuknya seperti rumah orang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51 eskimo, hanya saja ukuran diameternya lebih kecil dan lebih tinggi. Bentuk tungku adalah seperti gambar dibawah ini. Tungku terbuat dari pasir dan lumpur dan batu bata. Seperti membuat bangunan rumah, akan tetapi jika bangunan rumah menggunakan semen maka untuk pembuatan tungku ini menggunakan lumpur. Lumpur yang digunakan adalah lumpur dari rawa-rawa pantai. Lumpur ini dicampurkan dengan pasir yang kemudian akan menjadi pengikat batu bata. Seperti membuat bangunan rumah, batu bata disusun kemuadian di lapis dengan campuran lumpur untuk mengikat batu bata yang satu dengan batu bata yang lain. Batu bata disusun membentuk lingkaran dan semakin keatas semakil kecil, seperti bentuk setengah lingkaran tapi agak lonjong. Kayu yang memiliki ukuran diameter lebih besar diletakkan didasar tungku, diameter kayu paling besar sekitar 6 cm, kemudian dilanjutkan dengan diameter yang lebih kecil, kayu di isi hingga tungku penuh, jika tungku belum penuh berisi kayu maka pengisian akan dilanjutkan besok sampai tungku penuh. Jika persediaan kayu banyak maka pengisian tungku dapat dilakukan sehari saja. Tungku yang sudah penuh kemudian dilanjutkan kepada proses pembakaran,adapun proses pembakaran tungku tersebut dengan menggunakan bahan bakar kayu , tempat bahan bakar berupa lubang yang terdapat di bawah tungku tersebut, lubang dibawah tungku tersebut dibakar sehingga hawa panas dari pembakaran akan naik dan masuk kedalam tungku, hawa panas inilah yang membuat kayu berubah menjadi arang. Seperti yang dikatakan salah satu informan [...ya begitu caranya, hawa panas dari api itu yang dipake untuk masak arang...kalau kayu nya yang dibakar ya bukan jadi arang, malah jadi abu]. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 52 Kayu dimasak selama sebelas hari dan selama sebelas hari tersebut api selalu dijaga agar tetap hidup. [..kalo masak kayu ini apinya gak boleh mati, kalo api mati kayunya gak jadi arang...bukan gak masak malah jadi abu nanti...makanya musti pagi,siang,sore,malam dijaganya....] api pembakaran harus tetap hidup selama sebelas hari, dijaga secara bergantian. Jangka waktu pembakaran sudah ditentukan. Untuk muatan 200 kilo kayu lama pembakarannya kurang lebih sebelas hari, kalau tungku yang lebih besar isi 300 kilo maka lama pembakarannya kurang lebih sekitar delapan belas hari.. Tungku yang telah dibakar selama kurang lebih sebelas hari tidak langsung dibongkar. Tungku itu masih dalam keadaan panas sehingga harus di diamkan selama beberapa hari. Paling lama masa pendinginan adalah sepuluh hari, setelah itu tungku dapat dibongkar.

2.9.4 Sistem Pengolahan