Analisis Spasial Kriteria Fisik Kelerengan Lahan Kota Muara
83
kota yang berdampak kepada kondisi jalan dan gang serta permukiman yang ada di kota tersebut.
Karakteristik kelerengan lahan kota tentunya berpengaruh terhadap penentuan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Kota Muara Teweh
sebagaimana persyaratan yang dikeluarkan oleh Balitbang Departemen PU 1990. Kriteria kelerengan lahan untuk menentukan pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah adalah terbagi atas kelerengan 5 dan kelerengan 5. Berdasarkan ketentuan tersebut diatas dan setelah dilakukan analisis
terhadap kelerengan lahan pada cakupan wilayah pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh yang merupakan wilayah studi, untuk kelerengan 5 dan
5 adalah masing-masing seluas 1.059,597 Ha atau 77,054 dan seluas 315,531 Ha atau 22,946 dari luas wilayah pengelolaan persampahan di Kota Muara
Teweh sebesar 1.375,128 Ha. Adapun kode model penilaian kelerengan lahan pada cakupan wilayah
studi pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh yang merupakan salah satu faktor dominan dalam melakukan analisis selanjutnya untuk penentuan pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah sebagai berikut:
TABEL IV.5 KODE MODEL PENILAIAN
KRITERIA FISIK KELERENGAN LAHAN
NO. KELERENGAN LAHAN
KODE MODEL PENILAIAN
1. Kelerengan 5
K
1
2. Kelerengan 5
K
2
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
84
Berdasarkan hasil analisis kelerengan lahan sebagai salah satu kriteria dalam penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah, didapat
karakteristik kelerengan lahan Kota Muara Teweh dengan kondisi yang sangat mendukung diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
yang ada. Karakteristik tersebut terbagi dalam dua kelas lereng dengan pengkodean sebagai model penilaian seperti terlihat pada gambar berikut:
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
GAMBAR 4.2 MODEL PENILAIAN KELERENGAN LAHAN
85