Analisis Kriteria Non Fisik Ketersediaan dan Dukungan Peralatan
100
lanjutan
NO. JENIS WADAH
JUMLAH UNIT WADAH
STANDAR KAPASITAS PELAYANAN
JUMLAH JIWA
TERLAYANI KEKURANGAN UNIT
WADAH BERDASARKAN
JUMLAH PENDUDUK DAERAH PELAYANAN
VOLUME JIWA
1 2
3 4
5 6 = 3 x 5
7
3. Kontainer arm-roll
truck 4 6
M3 4.950
19.800 -
Jumlah 1.504 Sumber: Balitbang Departemen PU 1994 dengan modifikasi, Hasil Observasi Lapangan dan Analisis, 2008.
Sedangkan ketersedian dan dukungan peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara yang
telah dilakukan, peralatan berupa sapu lidi, serok sampah, gerobak sampah besikayu, gerobak sampah bermotor, truk sampah dump truck, arm-roll truck
ketersediaannya sudah memenuhi standar yang ada. Berdasarkan hasil observasi lapangan dan analisis sebagaimana tabel
diatas, diketahui pada wilayah studi masih kekurangan pewadahan sampah berupa tongbin sejumlah 357 unit dengan kapasitas 100 liter. Adapun untuk peralatan
hampir setiap jenisnya masih kurang. Menurut Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Barito Utara selaku lembaga yang bertanggungjawab dalam pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh, kekurangan pewadahan tersebut dapat
dipenuhi pada tahun anggaran berikutnya. Akan tetapi untuk peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah
terutama untuk gerobak sampah kayu dan besi yang prakteknya digunakan untuk mendukung petugas penyapuan jalan dipandang sudah cukup. Sedangkan untuk
101
gerobak sampah bermotor dan arm-roll tuck untuk saat ini jumlah unit yang ada juga dianggap masih cukup dalam mendukung pola pengumpulan individual tidak
langsung yang diterapkan selama ini. Demikian pula halnya dengan jumlah dump truck yang digunakan untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah pola
individual langsung yang ada dirasa sudah cukup. Masih menurut sumber yang sama, pengadaan pewadahan sampah
berupa bak sampah dari drum bekas maupun fiberglass serta peralatan lainnya akan selalu dilakukan setiap tahun anggarannya yang disamping untuk mengganti
pewadahan dan peralatan yang sudah rusak juga untuk menutupi kekurangan yang ada.
Adapun jumlah dan kapasitas peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah sebagai berikut:
TABEL IV.10 KETERSEDIAAN DAN DUKUNGAN PERALATAN PENGUMPULAN
DAN PENGANGKUTAN SAMPAH
NO. JENIS ALAT
JUMLAH UNIT ALAT
STANDAR KAPASITAS PELAYANAN
JUMLAH JIWA
TERLAYANI KEKURANGAN UNIT
ALAT BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
DAERAH PELAYANAN VOLUME
JIWA
1 2
3 4
5 6 = 3 x 5
7
1. Gerobak Sampah
Kayu 2 0,5
m3 400
800 68
2. Gerobak Sampah
Besi 5 1
m3 800
4.000 30
3. Sapu lidi
83 -
- -
- 4. Serok
83 -
- -
- 5.
Gerobak Sampah Bermotor
3 2 m3
s.d. 3.000 s.d. 9.000
6 6.
Dump Truck 2 7
m3 10.000 20.000
1
102
lanjutan
NO. JENIS ALAT
JUMLAH UNIT ALAT
STANDAR KAPASITAS PELAYANAN
JUMLAH JIWA
TERLAYANI KEKURANGAN UNIT
ALAT BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
DAERAH PELAYANAN VOLUME
JIWA
1 2
3 4
5 6 = 3 x 5
7
7. Arm-roll Truck
2 6 m3
8.250 16.500 2
Jumlah 1.504 Sumber: Balitbang Departemen PU 1994, Hasil Observasi Lapangan dan Analisis, 2008.
Kekurangan peralatan sebagaiman tabel diatas adalah jika peralatan dimaksud ditujukan hanya untuk mendukung satu pola pengumpulan dan
pengangkutan saja. Misalkan diterapkan satu pola pengumpulan individual langsung dengan pola pengangkutan langsung, maka peralatan pengumpulan dan
pengangkutan yang dibutuhkan adalah 3 unit dump truck dengan kapasitas 7 m3, sehingga masih kekurangan 1 unit dump truck. Akan tetapi, jika pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah yang diterapkan merupakan gabungan dari pola pengumpulan individual langsung dan pola pengumpulan individual
tidak langsung perinciannya adalah sebagai berikut:
TABEL IV.11 PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERALATAN PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN SAMPAH
NO. JENIS ALAT
JUMLAH UNIT ALAT
EKSISTING STANDAR KAPASITAS
PELAYANAN JUMLAH
JIWA TERLAYANI
POLA PENGUMPULAN DAN
PENGANGKUTAN YANG DITERAPKAN
VOLUME JIWA
1 2
3 4
5 6 = 3 x 5
7
1. Dump Truck
2 7 m3
10.000 20.000
Individual Langsung 2. Gerobak
Sampah Bermotor
3 2 m3
s.d. 3.000 s.d. 9.000
Individual Langsung Tidak Langsung
JUMLAH s.d. 29.000
Sumber: Balitbang Departemen PU 1994 dan Hasil Analisis, 2008.
103
Dengan demikian, kekurangan pewadahan dan peralatan yang terkait dengan dukungan dan ketersediaanya dalam mendukung operasional
pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh tidak menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Praktek yang sudah dilakukan selama ini,
kekurangan pewadahan dan peralatan yang ada akan ditutupi dengan pengadaan pada tahun anggaran berikutnya secara terus-menerus. Disamping itu, penerapan
beberapa pola pengumpulan dan pengangkutan sampah dalam operasionalnya di lapangan yang membagi wilayah dan penduduk yang terlayani dapat mengeliminir
kekurangan dari jumlah peralatan.