Pola Pengangkutan Sampah Teknik Operasional

70 sampah yang telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara pola pengangkutan dengan sistem kontainer yang diangkat, dan pola pengangkutan langsung dari tempat sumber sampah ke lokasi tempat pembuangan akhir TPA sampah. Pola pengangkutan dengan sistem kontainer yang diangkat selama ini dianggap kurang efektif dari sisi waktu karena alat angkut berupa arm-roll truck harus dua kali menuju dan kembali ke TPS kontainer sebagai titik lokasi pemindahan sampah untuk mengambil kontainer isi dan mengembalikannya lagi setelah kosong dari TPA ke titik lokasi pemindahan yang sama. Sedangkan pola pengangkutan yang dilakukan langsung dari setiap sumber sampah dipandang cukup efektif, meskipun memakan waktu yang lumayan lama karena harus mengitari setiap ruas jalan untuk mengumpulkan sampah dari tempat sumbernya pada daerah pelayanan. Adapun jumlah peralatan pengangkutan dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL III.5 JUMLAH EKSISTING PERALATAN PENGANGKUTAN NO. JENIS PERALATAN JUMLAH ALAT UNIT TAHUN PENGADAAN BARANG 1. Dump Truck 2 19872006 2. Arm-roll Truck 2 2002 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Utara, 2007. Sedangkan ruas jalan yang dilayani pola pengangkutan langsung dengan menggunakan dump truck yang selama ini diterapkan, dapat dilihat pada Gambar 3.16 berikut. 71 Sumber: BPN dan DPU Kabupaten Barito Utara, 2008. GAMBAR 3.16 RUAS JALAN YANG DILAYANI POLA PENGANGKUTAN LANGSUNG

3.1.2.3. Peran Serta Masyarakat

Tanpa adanya partisipasi masyarakat, semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh adalah dengan aktif membayar retribusi sampah yang termasuk dalam pembayaran rekening PDAM 72 dan adanya sebagian kecil masyarakat yang berpartisipasi dalam menyediakan bak sampah di depan rumahnya. Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan pada wilayah yang termasuk dalam pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh, partisipasi masyarakat masih sangat rendah. Terutama dalam hal membuang sampah yang masih belum tertib. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan RT dan instansi-nya masing-masing merupakan salah satu peran aktif dari masyarakat dan aparat pemerintah di Kota Muara Teweh untuk turut serta dalam pengelolaan kebersihan yang merupakan bagian inti dari pengelolaan persampahan. Akan tetapi kegiatan bersih-bersih oleh masyarakat yang dimotori oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara hanya dilakukan secara berkala yang dilakukan pada saat akan adanya penilaian untuk lomba kebersihan kota Adipura. Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Utara, 2007. GAMBAR 3.17 PERAN SERTA MASYARAKAT DAN APARAT PEMERINTAH DALAM KEGIATAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN