Sasaran Ruang Lingkup Materi

8 2. Aspek-aspek pengelolaan persampahan yang mendukung pola pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah terdiri dari aspek kelembagaan yang meliputi jumlah personil dan mekanisme pengendalian serta aspek peran serta masyarakat. Aspek teknik operasional meliputi daerah pelayanan dan tingkat pelayanan, pengelolaan jaringan persampahan meliputi pewadahan, pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Kota Muara Teweh meliputi pengumpulan dengan pola individual langsung, pola individual tak langsung, pola komunal langsung dan pengangkutan dengan pola pengangkutan langsung dari setiap sumber sampah dan pola pengangkutan dengan sistem kontainer ke tempat pembuangan akhir. 3. Kriteria pola pengumpulan sampah terbagi atas kriteria fisik dan non fisik. Kriteria fisik pola pengumpulan sampah terdiri dari kelerengan lahan, jaringan jalan, sebaran permukiman teratur dan tidak teratur, timbulan sampah, dan lokasi pemindahan. Sedangkan kriteria non fisik pola pengumpulan sampah terdiri dari ketersediaan dan dukungan peralatan, dukungan personil dan mekanisme pengendalian pelaksanaan, serta peran serta masyarakat dalam pengumpulan sampah. Sedangkan pola pengangkutan mengikuti pola pengumpulan sesuai standar yang dikeluarkan oleh Balitbang Departemen PU 1990. 4. Kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah antara pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting yang dibandingkan dengan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian berdasarkan kriteria dari Balitbang Departemen PU 1990. 9

1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah adalah Kota Muara Teweh yang meliputi 4 empat kelurahan, yaitu Kelurahan Melayu, Kelurahan Lanjas, Kelurahan Jambu dan Kelurahan Jingah, dengan luas wilayah keseluruhan 2.219,783 Ha. Sedangkan lingkup pelayanan persampahan adalah meliputi 2 dua kelurahan, yaitu Kelurahan Melayu dan Kelurahan Lanjas dengan luas 1.463,019 Ha, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini: Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Utara, 2008. GAMBAR 1.1 ORIENTASI WILAYAH STUDI KOTA MUARA TEWEH 10

1.5. Kerangka Pikir Penelitian

Adapun kerangka pikir dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: Sumber: Hasil Analisis, 2008. GAMBAR 1.2 KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN Permasalahan Persampahan Kota Muara Teweh antara lain: ƒ Timbulan sampah sebesar 38,634 m3hari dan yang terangkut hanya 24,375 m3hari 63,092 ƒ Teknik operasional pengumpulan dan pengangkutan belum optimal karena hanya mampu melayani wilayah dan ruas jalan tertentu saja Sasaran: 1. Identifikasi sumber, timbulan dan aspek-aspek dalam pengelolaan persampahan Kota Muara Teweh. 2. Membangun model penilaian untuk menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah. 3. Menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan model penilaian. 4. Menganalisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting dengan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian. 5. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Barito Utara guna peningkatan pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang. Tujuan: Optimalisasi pengelolaan sampah Kota Muara Teweh melalui pendekatan zonasi berdasarkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah. Mengapa pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh belum optimal dan bagaimana cara untuk mengoptimalkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang sesuai ntuk Kota Muara Teweh? o Literatur yang berkaitan dengan kriteria dan aspek-aspek pengelolaan persampahan o Standar dan kriteria yang berkaitan dengan aspek-aspek pengelolaan persampahan kota. o Aplikasi GIS dalam operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah INPUT PROCESS OUTPUT Zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Analisis overlay Analisis kesesuian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting dengan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian Rekomendasi Pembangunan model penilaian dan basisdata SIG untuk menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Analisis overlay