18
dikelompokkan menjadi dua yaitu probaility sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dengan metode
wawancara digunakan teknik sampling non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluangkesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono, 2007:66. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive sampling yang menurut Sugiyono 2007:68 purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
politik. Demikian pula halnya dalam penelitian yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan, maka sampel sumber data dalam melakukan
wawancara adalah orang yang mengerti dan ahli dalam pengelolaan persampahan yang dalam hal ini adalah pejabat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito
Utara sebagai lembaga pengelola bidang persampahan.
1.8. Metode Analisis
Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk mengetahui penyebabnya dan bagaimana duduk perkaranya. Pengertian menganalisis ialah
menyelidiki dengan menguraikan masing-masing bagiannya Poerwodarminto, dalam Warpani, 1984:102. Tujuan analisis adalah menyederhanakan data
kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasi. Beberapa hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis yaitu mengklasifikasikan data dan
19
selanjutnya peneliti mencari pengertian yang lebih luas dari data penelitiannya Singarimbun, 1995:214.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua tahap, yang diawali dengan tahap pembangunan model penilaian dan basisdata Sistem
Informasi Geografis. Tahap kedua adalah tahap analisis data dengan analisis spasial yang merupakan salah satu fungsi analisis yang dapat dilakukan Sistem
Informasi Geografis Prahasta, 2002:73 dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Adapun analisis tersebut untuk lebih jelas dapat diuraikan sesuai
tahapan-tahapan yang ada.
1.8.1. Tahapan Pembangunan Model Penilaian Penentuan Zonasi Pola
Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah 1.8.1.1.
Pembangunan Model Penilaian Penentuan Zonasi
Pembangunan model penilaian untuk menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah didasarkan pada persyaratan tiap-tiap
pola pengumpulan sampah yang secara otomatis akan diikuti oleh pola pengangkutan sampah yang telah disyaratkan oleh Balitbang Departemen PU
1990. Adapun pembangunan model penilaian untuk menentukan zonasi pola
pengumpulan yang diikuti pola pengangkutan sampah secara umum dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan kriteria-kriteria penilaian yang
secara teoritis merupakan faktor kunci dalam pembangunan model penilaian penentuan zonasi.