7
1.3.2. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1.
Identifikasi sumber, timbulan dan aspek-aspek dalam pengelolaan persampahan Kota Muara Teweh.
2. Membangun model penilaian untuk penentuan zonasi pola pengumpulan dan
pengangkutan sampah. 3.
Menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan model penilaian.
4. Menganalisis kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
eksisting dengan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian.
5. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Barito Utara guna
peningkatan pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang. 1.4.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri dari ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah studi.
1.4.1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pembahasan berdasarkan sasaran yang ingin dicapai, dibatasi pada:
1. Sumber dan timbulan sampah adalah sampah padat sampah domestik yang
bersumber dari permukiman, perkantoran, pasarpertokoan, serta sampah jalan dan lain-lain.
8
2. Aspek-aspek pengelolaan persampahan yang mendukung pola pengumpulan
dan pengangkutan sampah adalah terdiri dari aspek kelembagaan yang meliputi jumlah personil dan mekanisme pengendalian serta aspek peran serta
masyarakat. Aspek teknik operasional meliputi daerah pelayanan dan tingkat pelayanan, pengelolaan jaringan persampahan meliputi pewadahan, pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah Kota Muara Teweh meliputi pengumpulan dengan pola individual langsung, pola individual tak langsung,
pola komunal langsung dan pengangkutan dengan pola pengangkutan langsung dari setiap sumber sampah dan pola pengangkutan dengan sistem
kontainer ke tempat pembuangan akhir. 3.
Kriteria pola pengumpulan sampah terbagi atas kriteria fisik dan non fisik. Kriteria fisik pola pengumpulan sampah terdiri dari kelerengan lahan,
jaringan jalan, sebaran permukiman teratur dan tidak teratur, timbulan sampah, dan lokasi pemindahan. Sedangkan kriteria non fisik pola
pengumpulan sampah terdiri dari ketersediaan dan dukungan peralatan, dukungan personil dan mekanisme pengendalian pelaksanaan, serta peran
serta masyarakat dalam pengumpulan sampah. Sedangkan pola pengangkutan mengikuti pola pengumpulan sesuai standar yang dikeluarkan oleh Balitbang
Departemen PU 1990. 4.
Kesesuaian pola pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah antara pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting yang dibandingkan dengan
zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian
berdasarkan kriteria dari Balitbang Departemen PU 1990.