Pembangunan Basis Data Sistem Informasi Geografis

79 software yang sesuai untuk membantu kegiatan analisis dalam penelitian ini adalah komputer dengan memory minimal 16 MB. Sedangkan software yang sesuai adalah ArcView GIS yang merupakan software Sistem Informasi Geografis dengan basis vektor dan raster. 2. Kajian literatur sebagai dasar menentukan kriteria yang secara teoritis dapat menjadi faktor kunci dalam pembangunan basis data Sistem Informasi Geografis yang kemudian diikuti dengan penelitian terhadap kelengkapan jenis data yang menunjang dalam analisis yang akan dilakukan. 3. Pembangunan desain basis data, desain basis data dalam penelitian ini disusun sesuai dengan sistematika yang ada yang secara detil desain basis data dan kebutuhan datanya adalah sebagai berikut: TABEL IV.3 DESAIN BASIS DATA MODEL PENILAIAN NO. NAMA LAYER DATA ATRIBUT KETERANGAN 1. Kelerengan Kelas, Kode Penilaian Kriteria Fisik 2. Jaringan Jalan Kelas, Kode Penilaian 3. Sebaran Permukiman Kelas, Kode Penilaian 4. Timbulan Sampah Kelas, Kode Penilaian 5. Lokasi Pemindahan Kelurahan 6. Dukungan dan Ketersediaan Peralatan - Kriteria Nonfisik 7. Dukungan Personil dan Mekanisme Pengendalian - 8. Peran Serta Masyarakat - Sumber: Hasil Analisis, 2008. 80 Sistem atribut data untuk setiap kriteria fisik dan nonfisik yang dapat dituangkan dalam bentuk peta adalah sebagai berikut: TABEL IV.4 SISTEM ATRIBUT DATA NO. NAMA LAYER ITEM ATRIBUT SISTEM ATRIBUT KETERANGAN 1. Kelerengan Lahan Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: kondisi topografi relatif datar rata-rata 5 dan topografi bergelombangberbukit rata-rata 5. K 1 = Kelerengan 5; K 2 = Kelerengan 5. Kriteria Fisik 2. Jaringan Jalan Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: kondisi jalangang cukup lebar sempit dan operasi tidak mengganggu pengguna lainnya. J 1 = Jalan dengan lebar 3M; J 2 = Jalan dengan lebar 3M. 3. Sebaran Permukiman Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: permukiman teratur dan tidak teratur. P 1 = Permukiman teratur; P 2 = Permukiman tidak teratur. 4. Timbulan Sampah Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: 0,3 M3hr. T 1 = Timbulan sampah 0,3 M3hr.; T 2 = Timbulan sampah 0,3 M3hr. 5. Lokasi Pemindahan Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. - 6. Dukungan dan Ketersediaan Peralatan Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: kondisi dan jumlah alat memadai. - Kriteria Nonfisik 7. Dukungan Personil dan Mekanisme Pengendalian Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: organisasi pengelola harus siap dengan sistem pengendalian personil dan peralatan. - 81 lanjutan NO. NAMA LAYER ITEM ATRIBUT SISTEM ATRIBUT KETERANGAN 8. Peran Serta Masyarakat Deskripsi Kode Penilaian Sesuai dengan kriteria Balitbang Dep. PU 1990: peran serta masyarakat rendahtinggi. - Kriteria Nonfisik Sumber: Balitbang Departemen PU 1990 dan Hasil Analisis, 2008.

4.5. Penentuan Zonasi Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

4.5.1. Analisis Spasial Kriteria Fisik Pola Pengumpulan dan Pengangkutan

Sampah Kota Muara Teweh Analisis spasial kriteria fisik pola pengumpulan sampah untuk menentukan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Kota Muara Teweh adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis sebagai alat bantunya. Analisis spasial yang akan dilakukan adalah merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ideal untuk diterapkan di Kota Muara Teweh. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam proses ini adalah fungsi analisis overlay yang merupakan salah satu fungsi analisis spasial Sistem Informasi Geografis. Tahapan yang dilakukan dalam analisis spasial ini adalah dengan melakukan query, buffering, atributisasi dan overlay terhadap peta kriteria fisik pola pengumpulan sampah, yakni: 1. Peta kelerengan lahan; 2. Peta jaringan jalan; 3. Peta sebaran permukiman; 4. Peta timbulan sampah, dan 82 5. Peta titik lokasi pemindahan eksisting. Prosedur analisis spasial yang dilakukan terhadap peta kriteria fisik penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah Kota Muara Teweh adalah sebagaimana gambar berikut ini: Sumber: Hasil Analisis, 2008. GAMBAR 4.1 DIAGRAM PROSES ANALISIS SPASIAL KRITERIA FISIK PENENTUAN ZONASI POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MUARA TEWEH

4.5.1.1. Analisis Spasial Kriteria Fisik Kelerengan Lahan Kota Muara

Teweh Secara umum, karakteristik topografi Kota Muara Teweh yang berada dipinggiran Sungai Barito terdiri atas hamparan tanah datar dan perbukitan dengan ketinggian yang bervariasi antara 30-102 meter diatas permukaan laut. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap karakteristik dari kelerengan lahan Overlay Peta Lokasi Pemindahan Peta sebaran permukiman Peta Timbulan Sampah Peta Jaringan Jalan Peta Kelerengan Lahan Query, Buffering Atributisasi Atributisasi Atributisasi Atributisasi Peta Kode Penilaian Kelerengan Peta Kode Penilaian Jaringan Jalan Peta Kode Penilaian Sebaran Permukiman Peta Kode Penilaian Timbulan Sampah Peta Zonasi Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Berdasarkan Kriteria Fisik