88
Berdasarkan hasil analisis sebaran permukiman yang juga merupakan salah satu kriteria dalam penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah, didapat klasifikasi permukiman Kota Muara Teweh dengan kondisi yang sangat mendukung diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah yang ada. Klasifikasi tersebut terbagi dalam dua kelas dengan pengkodeaan sebagai model penilaian seperti gambar berikut:
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
GAMBAR 4.4 MODEL PENILAIAN SEBARAN PERMUKIMAN
89
4.5.1.4. Analisis Spasial Kriteria Fisik Timbulan Sampah Kota Muara
Teweh
Kriteriafisik lain yang tidak kalah pentingnya dalam penentuan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah pada wilayah tertentu yang berada dalam
cakupan wilayah pengelolaan persampahan sebuah kota adalah jumlah timbulan sampahnya. Sebagaimana persyaratan dari Balitbang Departemen PU 1990,
jumlah timbulan sampah yang disyaratkan adalah harus lebih dari 0,3 m3hari. Dalam studi ini, timbulan sampah di Kota Muara Teweh didasarkan atas
daerah terbangun dan tidak terbangun. Daerah terbangun merupakan kawasan yang terdiri atas daerah permukiman, perdagangan, perkantoranpemerintahan,
industri, lapangan terbukataman sebagaimana yang diungkapkan oleh Tchobanoglous, 1977:51 dimana daerah tersebut merupakan sumber penghasil
sampah. Jumlah timbulan sampah pada daerah terbangun didasarkan pada jumlah
penduduk yang terlayani pengelolaan persampahan dengan total timbulan sampah 0,3 m3hari, sebaliknya pada daerah tidak terbangun. Adapun kode model
penilaian timbulan sampah pada cakupan wilayah studi pengelolaan persampahan di Kota Muara Teweh adalah sebagai berikut:
TABEL IV.8 KODE MODEL PENILAIAN KRITERIA FISIK TIMBULAN SAMPAH
NO. TIMBULAN SAMPAH
KODE MODEL PENILAIAN
1. 0,3 m3hari
T
1
2. 0,3 m3hari
T
2
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
90
Berdasarkan hasil analisis timbulan sampah yang juga merupakan salah satu kriteria dalam penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah, diketahui timbulan sampah Kota Muara Teweh sesuai untuk mendukung diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada.
Timbulan sampah tersebut terbagi dalam dua kelas dengan pengkodeaan sebagai model penilaian sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
GAMBAR 4.5 MODEL PENILAIAN TIMBULAN SAMPAH