Pengertian Zonasi Konsep Zonasi dalam Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
45
terjadinya konflik antar berbagai kepentingan Soemarwoto, 1989:312. Hal ini sesuai dengan tujuan operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah melalui
pendekatan zonasi agar dapat diketahui kawasan-kawasan sesuai dengan kriteria yang diambil agar menghindarkan dari adanya konflik berbagai kepentingan yang
dapat menghambat operasional pengelolaan persampahan. Konsep zonasi ini memiliki berbagai pengertian sesuai dengan
peranannya yang antara lain sebagaimana tabel berikut:
TABEL II.5 KONSEP ZONING
NO. TIPE
PENGERTIAN
1 Density Zoning
Mempertahankan kontrol yang telah ada terhadap ketinggian, koefisien lantai bangunan, lotsize, footage,dan
sebagainya. 2
Conditionale-Use Zoning Menentukan penggunaan yang diperbolehkan jika
petunjuk tersebut diikuti. 3
Floating Zoning Menetapkan kontrol yang terbatas pda seluruh tipe
pembangunan permukiman, pusat perdagangan eceran sangat bermanfaat dalam pembagian subdivisi baru.
4 Impact Zoning
Menghubungkan permintaan terhadap tata guna lahan dengan kapasitas dan konsekuensi perubahan,
merupakan suatu bentuk manajemen tanah yang mengharuskan untuk mengevaluasi konsekuensi dari
pembangunan.
5 Transfer Zoning
Mengijinkan pemilik bangunan bangunan bersejarah untuk menjual hak membangun kepada orang lain yang
mampu membangun serta mampu mempromosikan pelestarian historis.
6 Precentage Zoning
Lahan campuran yang diinginkan dibentuk terlebih dahulu dalam promosi minimum.
7 Contract Zoning
Menentukan petunjuk-petunjuk yang akan dinegosiasikan dengan developer.
8 Special-Use Zoning
Kategori yang berbeda atau tersendiri untuk penggunaan tertentu, misalnya distrik atau teater atau kawasan hotel-
motel. 9
Agriculture and Foresty Zoning Menentukan daerah-daerah yang harus tetap digunakan
sebagai daerah hijau.
46
lanjutan
NO. TIPE
PENGERTIAN
10 BonusInsentive Menghitung jumlah kepadatan atau ketinggian yang lebih
besar jika diikuti petunjuk desain tertentumisalnya parkir, ruang terbuka dan plasa penggambaran perkantoran dan
teater.
11 Exclusionary Zoning
Menentukan standar performance, sering digunakan di daerah-daerah pinggiran kota untuk mempertahankan
eksklusivitas dan keseragaman.
Sumber: Hartshorn, 1980 dalam Dian Apriliyana dan Dini Tri Haryanti, 2003.