86
Berdasarkan hasil analisis untuk jaringan jalan sebagai salah satu kriteria dalam penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah, diketahui
bahwa dengan kondisi jaringan jalan yang ada di Kota Muara Teweh sangat mendukung diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan sampah
yang ada. Adapun kondisi jaringan jalan setelah dilakukan pengkodeaan sebagai model penilaian lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
GAMBAR 4.3 MODEL PENILAIAN JARINGAN JALAN
87
4.5.1.3. Analisis Spasial Kriteria Fisik Sebaran Permukiman Kota Muara
Teweh
Sebagaimana halnya kelerengan lahan dan jaringan jalan, sebaran permukiman pada wilayah tertentu yang berada dalam cakupan wilayah
pengelolaan persampahan sebuah kota juga sangat menentukan dalam pemilihan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah yang tepat untuk kota tersebut.
Sebagai prioritas daerah pelayanan pengelolaan persampahan, permukiman yang dalam studi ini melingkupi daerah komersil, institusi, saluran
sungai, tempat umum dan daerah yang berkembang menjadi permukiman. Hal tersebut didasarkan pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Balitbang
Departemen PU 1990, bahwa pola pengumpulan komunal langsung salah satu syarat adalah untuk daerah permukiman teratur maupun permukiman tidak teratur.
Permukiman tidak teratur yang dimaksudkan disini adalah merupakan permukiman dengan jumlah penduduk dan kepadatan bangunan yang tinggi,
minim prasarana dan sarana serta jalangang yang sempit. Sedangkan permukiman teratur merupakan kebalikannya yang sebagian besar berada pada jalan arteri dan
kolektor. Adapun pembagian kelas kawasan permukiman di Kota Muara Teweh dan kode model penilaiannya yang adalah sebagaimana tabel berikut:
TABEL IV.7 KODE MODEL PENILAIAN
KRITERIA FISIK SEBARAN PERMUKIMAN
NO. PERMUKIMAN
KODE MODEL PENILAIAN
1. Teratur P
1
2. Tidak Teratur
P
2
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
88
Berdasarkan hasil analisis sebaran permukiman yang juga merupakan salah satu kriteria dalam penentuan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah, didapat klasifikasi permukiman Kota Muara Teweh dengan kondisi yang sangat mendukung diterapkannya semua pola pengumpulan dan pengangkutan
sampah yang ada. Klasifikasi tersebut terbagi dalam dua kelas dengan pengkodeaan sebagai model penilaian seperti gambar berikut:
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
GAMBAR 4.4 MODEL PENILAIAN SEBARAN PERMUKIMAN