V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pola distribusi dan Jumlah Pasokan
Pola distribusi pangan Kota Medan memiliki banyak pola, mulai dari pola distribusi sederhana yaitu petani ke pedangang pengumpul dan langsung di jual
kepada konsumen, dan pola distribusi yang sangat panjang yaitu dari petani ke pedagang pengumpul desa dan didistribusikan kepada pedagang pengumpul yang
akan menjual ke Kota Medan, kemudian disalurkan kepada pedagang besar atau grosir dan diteruskan kepada pedagang pengecer yang ada diseluruh pasar
tradisional yang ada di Kota Medan, dan akhirnya dapat dinikmati oleh seluruh konsumen atau masyarakat yang ada di Kota Medan.
Jumlah pasokan yang masuk ke Kota Medan harus melalui jembatan timbang, jembatan timbang yang ada di provinsi Sumatera Utara berjumlah 13
buah yaitu jembatan timbang Gebang, jembatan timbang Sibolangit, Jembatan timbang Tanjung Morawa I dan II, jembatan timbang Dolok Merangir, jembatan
timbang Simpang Dua, jembatan timbang Dolok Estate, jembatan timbang Aek Kanopan, jembatan timbang Aek Batu, jembatan timbang Simpang runding,
jembatan timbang Jembatan Merah, jembatan timbang Sabungan, dan Jembatan timbang PAL XI.
Menurut data yang ada dari ke-13 jembatan timbang yang ada di Sumatera Utara, hanya 7 jembatan timbang yang mempunyai catatan tentang jumlah
pasokan dan daerah asal pemasok yang masuk ke Kota Medan. Ke-7 jembatan timbang itu adalah : jembatan timbang Gebang, Aek Batu, tanjung Morawa I,
Sibolangit, Simpang Dua, Sambungan, dan jembatan timbang Aek Kanopan.
Universitas Sumatera Utara
Komoditi Cabai Merah
Gambar 5.1. Pola Distribusi Cabai Merah Di Kota Madya Medan
195 ton 33, 86
Tanah Karo
371 ton 64,08
PETANI PETANI
PETANI
PEDAGANG PENGUMPUL
13 ton 2,25
PETANI
PEDAGANG PENGUMPUL
Indrapura
Takengon
PETANI PETANI
PETANI
PEDAGANG PENGUMPUL
PETANI PETANI
KONSUME
597 TonBln 100
PEDAGANG
PEDAGANG PENGECER DI
PASAR TRADISIONAL
Pedagang Pengumpul di pasar Sentral
Universitas Sumatera Utara
Pemenuhan kebutuhan cabai merah di Kota Medan diperoleh dari 3 daerah sentral produksi yaitu dari Tanah Karo, Indrapura dan Takengon Aceh. Terdapat
2 pola distribusi dalam penyaluran cabai merah sampai kepada konsume, yaitu : 1. Produksi cabai merah dari ketiga daerah produksi dijual oleh petani
kepada pedagang pengumpul yang ada di daerah produksi, kemudian para pedagang pengumpul secara langsung menjual kepada pedagang besar
distributor yang ada di pasar sentral dan baru dipasarkan oleh pedagang pengecer yang ada di seluruh pasar tradisional di Kota Medan kepada
seluruh konsumen cabai merah. 2. Produksi cabai merah dari ketiga daerah produksi dijual oleh petani
kepada pedagang pengumpul yang ada di daerah produksi, kemudian para pedagang pengumpul secara langsung menjual kepada pedagang besar
distributor yang ada di pasar sentral dan langsung dibeli oleh konsumen yang secara langsung datang ke pusat pasar.
Jalur distribusi atau mata rantai pemasaran komoditi cabai merah tergolong singkat dan efisien karena lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses
pemasaran sedikit sehingga harga yang sampai kepada konsumen juga tidak terlalu mahal.
Berdasarkan proyeksi kebutuhan tahun 2010 dengan jumlah penduduk 2.121.053 jiwa maka kebutuhan konsumsi cabai di kota Medan adalah 395,2
Tonbulan, ini dapat dilihat dari Tabel 5.1 Proyeksi kebutuhan komoditi cabai merah.
Universitas Sumatera Utara
5.1. Tabel proyeksi kebutuhan komoditi cabai merah Kecamatan