Kondisi Geografis Kota Medan 92.031 177.510 5 – 9 101.718 195.534 15 – 19 123.835

IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Sejarah Kota Medan

Keberadaan Kota Medan saat ini tidak lepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Putri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera utara dari bengkalis ke Medan pada tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan Kota medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalulintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembangannya, telah mendorong berkembangannya Kota medan sebagai pusat perdagangan eksor- impor sejak masa lalu. Sedang dijadikannya Kota medan sebagai Ibukota Deli juga telah mendorong Kota medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota propinsi

4.2 Kondisi Geografis Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan Universitas Sumatera Utara sering digunakan sebagai tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara geografis Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara sehingga relative dekat dengan kotanegara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia, dan Singapura. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefenitif 7 kelurahan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan Kotamadya Daerah Tingkat II, Medan dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan. Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 3 o 30’–3 o 43’ Lintang Utara dan 98 o 35’–98 o 44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 Km 2 . Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke utara dan menjadi tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Disamping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5–37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka - Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang - Universitas Sumatera Utara

4.3 Kondisi Demografis Kota Medan

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara demografi Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola pikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

4.3.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data BPS Kota Medan diketahui ada peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari 2.083.156 jiwa pada tahun 2007 menjadi 2.102.105 jiwa pada tahun 2008 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,91. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah penduduk Kota Medan meningkat menjadi 2.121.053 jiwa atau tumbuh sebesar 0,90. Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan Tahun 2007-2009 Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk 2005 2.036.185,00 1,50 2006 2.067.288,00 1,53 2007 2.083.156,00 0,77 2008 2.102.105,00 0,91 2009 2.121.053,00 0,90 Sumber : BPS Kota Medan, 2010 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Rasio Kepadatan Penduduk

Keadaan jumlah penduduk yang semakin meningkat di Kota Medan juga menyebabkan peningkatan rasio kepadatan penduduk. Hal ini dikarenakan luas wilayah Kota Medan tidak mengalami perubahan tetap. Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rasio kepadatan penduduk Kota Medan mengalami peningkatan dari 7.858 jiwaKm 2 pada tahun 2007 menjadi 7.929 jiwaKm 2 pada tahun 2008 dan meningkat kembali menjadi 8.001 jiwaKm 2 pada tahun 2009. Kecendrungan semakin menyempitnya luas lahan berpeluang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan. Tabel 4.2 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2007-2009 Indikator Tahun 2007 2008 2009 Luas Wilayah Km 2 265,10 265,10 265,10 Kepadatan Penduduk 7.858 7.929 8.001 Sumber : BPS Kota Medan, 2010 4.3.3 Struktur Penduduk Struktur penduduk pada suatu daerah sangat ditentukan oleh perkembangan tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. Jika angka kelahiran pada suatu daerah cukup tinggi, maka dapat mengakibatkan daerah tersebut tergolong sebagai daerah penduduk usia muda. Keadaan struktur penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kolompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2009 Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Jiwa Jiwa 0 – 4 85.479

8.15 92.031

8.59 177.510

8.37 5 – 9

92.938 8.86 95.831 8.94 188.769 8.90 10 – 14 93.816

8.94 101.718

9.49 195.534

9.22 15 – 19

112.384 10.71 102.112 9.53 214.496 10.11 20 – 24 118.376

11.28 123.835

11.56 242.211