Definisi dan Batasan Operasional Sejarah Kota Medan

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut : Definisi 1. Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa 2. Saluran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang dalam pemindahan fisik dari suatu produk sampai pada konsumen akhir. 3. Pola distribusi adalah jalur yang dilalui oleh suatu komoditi mulai dari petani sampai kepada konsumen akhir. 4. Pedagang pengumpul adalah lembaga atau orang yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi-fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang. 5. Pedagang besar adalah pedagang yang melakukan aktivitas dagang besar meliputi penjualan dan semua kegiatan yang langsung bertalian dengan penjualan barang-barang atau jasa-jasa kepada mereka yang membelinya dengan maksud untuk dijual kembali. 6. Pedagang eceran adalah pedagang menjual barang atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir. 7. Konsumen adalah orang yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan bukan untuk dibisniskan atau dijual. Universitas Sumatera Utara 8. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada pedangang untuk memperoleh barang yang diinginkan, dinyatakan dalam satuan Rupiah Rp Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Kota Medan pada 9 pasar tradisional yaitu : pasar tradisional Petisah, pasar tradisional Pusat Pasar, pasar tradisional Sei kambing, pasar tradisional Kampung lalang, pasar tradisional Sukaramai, pasar tradisional Belawan, pasar tradisional Pulau Brayan, pasar tradisional Aksara, pasar Sambas di Kota Medan. 2. Waktu penelitian diadakan tahun 2011. Universitas Sumatera Utara IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Sejarah Kota Medan

Keberadaan Kota Medan saat ini tidak lepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Putri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera utara dari bengkalis ke Medan pada tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan Kota medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalulintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembangannya, telah mendorong berkembangannya Kota medan sebagai pusat perdagangan eksor- impor sejak masa lalu. Sedang dijadikannya Kota medan sebagai Ibukota Deli juga telah mendorong Kota medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota propinsi

4.2 Kondisi Geografis Kota Medan