1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah kepemilikan manajerial, investment
opprtunity set, free cash flow, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial, investment opportunity set, free cash flow, dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 baik
secara parsial maupun simultan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh struktur
kepemilikan manajerial, investment opportunity set, free cash flow, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya.
c. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada pasar modal.
d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan dapat mengembangkan dan memperluas penelitian
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak- pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
atau modal suatu perusahaan. Hutang terdiri atas hutang lancar hutang jangka pendek dan hutang tidak lancar hutang jangka panjang.
Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: 1 Hutang lancar hutang jangka pendek
Hutang lancar yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka
pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2 Hutang tidak lancar hutang jangka panjang Hutang tidak lancar yaitu kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannya jatuh temponya masih jangka panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
2.1.2 Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam rangka memperoleh sumber pendanaan
Universitas Sumatera Utara
untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Kebijakan hutang juga merupakan salah satu kebijakan pendanaan yang berasal dari eksternal
perusahaan. Myers dan Maljuf 1984 dalam Faisal 2004 menjelaskan bahwa
keterkaitan antara kebijakan hutang dengan profitabilitas perusahaan yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih menguntungkan akan menurunkan
hutangnya. Perusahaan lebih memilih membiayai perusahaan mereka dengan menggunakan sumber dana yang diperoleh dari internal perusahaan.
Kebijakan hutang memiliki pengaruh pendisiplinan perilaku manajer. Hutang akan mengurangi agency conflict dan meningkatkan nilai perusahaan.
Peningkatan hutang meningkatkan leverage sehingga meningkatkan kemungkinan kesulitan-kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Kekhawatiran
akan kebangkrutan mendorong manajer agar efisien, sehingga memperbaiki biaya agensi. Hutang memaksa perusahaan membayar pokok hutang dan
bunga sehingga mengurangi free cash flow dan menurunkan insentif manajer untuk berperilaku memuaskan diri sendiri.
Kebijakan hutang sering diukur menggunakan debt to equity ratio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi level hutang perusahaan,
maka kemungkinan resiko keuangan dan kegagalan perusahaan juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu, semakin rendah tingkat level hutang
perusahaan akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar
Universitas Sumatera Utara
seluruh kewajibannya. Peningkatan level hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang
akan diterima. Tingkat level hutang yang rendah diharapkan dapat mengurangi resiko keuangan dan tingkat kebangkrutan perusahaan.
2.1.3 Teori Kebijakan Hutang
a. Agency Theory
Agency Theory menjelaskan bahwa sebagai agen dari pemegang saham, manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan pemegang
saham sehingga terjadi konflik antara manajer perusahaan dengan pemegang saham.
Hal ini terjadi karena manajer perusahaan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan
pribadi manajer karena akan menambah biaya bagi perusahaan dan mengurangi keuntungan yang diterima. Untuk itu mengurangi agency
conflict tersebut, diperlukan mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut yang dapat dilakukan
dengan cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap pengambilan keputusan oleh manajemen.
Dengan melakukan pengawasan tersebut maka diperlukan biaya keagenan atau sering disebut dengan agency cost.
Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam Faisal 2004 mengelompokkan biaya keagenan kedalam tiga jenis, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Monitoring Costs Monitoring Costs meruapakan biaya untuk memonitor perilaku
manajer perusahaan. 2 Bonding Costs
Bonding Costs merupakan biaya untuk membentuk mekanisme untuk menjamin bahwa manajer perusahaan akan bertindak sesuai
dengan kepentingan pemegang saham. 3 Residual Loss
Residual Loss merupakan biaya untuk mendorong manajer perusahaan agar bertindak sesuai dengan kemampuannya untuk
kepentingan pemegang saham.
b. Signaling Theory
Signaling Theory merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Brigham dan Houston 2001 dalam Phitaloka 2009 menjelaskan bahwa perusahaan
dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan
dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal.
Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan lebih cenderung untuk menjual sahamnya dan umumnya merupakan
Universitas Sumatera Utara
suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan
penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun. Karena hal tersebut berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
c. Static Trade Off Theory