2.2.6. Respon Koping Keluarga
Respon-respon atau perilaku koping keluarga merupakan tindakan-tindakan pengenalan yang digunakan keluarga McCubbin et,al. 1981. Respon-respon koping
keluarga meliputi tipe strategi koping eksternal dan internal. Sumber-sumber koping internal terdiri dari kemampuan keluarga yang menyatu sehingga menjadi kohesif dan
terintegrasi. Integrasi keluarga memerlukan pengontrolan dari subsistem lewat ikatan kesatuan. Keluarga yang paling sukses menghadapi masalah-masalah mereka adalah
keluarga yang paling sering terintegrasi dengan baik, dimana anggota keluarga memiliki tanggungjawab yang kuat terhadap kelompok dan tujuan-tujuan kolektifnya.
Menurut Hall dan Weaver 1974 dalam Friedman 1998 sumber koping lainnya adalah fleksibilitas peran yaitu suatu kemampuan memodifikasi peran-peran
keluarga ketika dibutuhkan, dan pola-pola komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam koping.
Sumber-sumber koping eksternal berhubungan dengan penggunaan sistem pendukung sosial oleh keluarga. Dalam memandang sumber-sumber eksternal,
keluarga berbeda satu sama lain dalam hal sejauh mana mereka mampu memperoleh persetujuan dari lingkungan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan terhadap
informasi, barang dan pelayanan Friedman, 1998. Pada tingkat keluarga koping yang dilakukan dalam menghadapi
masalahketegangan seperti yang dikemukakan oleh McCubbin 1979, dalam Rasmun 2004 adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Mencari dukungan sosial seperti minta bantuan keluarga, tetangga, teman, atau
keluarga jauh. 2.
Reframing yaitu mengkaji ulang kejadian masa lalu agar lebih dapat
menanganinya dan menerima, menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengurangi streskecemasan.
3. Mencari dukungan spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada
pertemuan ibadah. 4.
Menggerakkan keluarga untuk mencari dan menerima bantuan. 5.
Penilaian secara pasif terhadap peristiwa yang dialami dengan cara menonton televisi, atau diam saja.
2.2.7. Penggolongan Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 Stuart dan Sundeen, 1995 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif. Mekanisme koping yang mendukung fungsi terintegrasi, pertumbuhan,
belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
konstruktif.,
Universitas Sumatera Utara
2. Mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihantidak makan, bekerja berlebihan, dan lain-lain.
Menurut Rasmun 2004, koping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama,
sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladapatif yaitu perilaku yang menyimpang dari keinginan normatif dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain atau lingkungan.
2.3. Keperawatan Jiwa 2.3.1. Definisi Keperawatan Jiwa