2. Kerangka Konsepsi
Konsepsi berasal dari bahasa latin, conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berpikir, daya berpikir khususnya penalaran dan
pertimbangan.
45
Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi adalah pendapat, pangkalan pendapat. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa
sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition.
46
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil
penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sebagai berikut: Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan
pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai.
a. Eksekusi adalah melaksanakan secara paksa upaya hukum paksa putusan
Pengadilan dengan bantuan kekuatan umum.
47
b. Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam UUPA berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, pelunasan hutang tertentu, yang
45
Komarudin dan Yola Tjuparman, Komardudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah Jakarta : Bumi Aksara, 2000, halaman 122
46
Tan Kamello, Perkembangan Lembaga Jaminan Fudicia, Suatu Tinjauan Keputusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara, Disertasi, Medan : PPS USU, halaman 35
47
M. Yahya Harahap, Op. cit, halaman 1
Universitas Sumatera Utara
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
48
c. Eksekusi Hak Tanggungan adalah kekuatan eksekutorial yang terdapat dalam
Sertipikat Hak Tanggungan untuk dapat menjual Objek Hak Tanggungan secara langsung.
49
d. Parate eksekusi adalah Hak untuk menjual Objek Hak Tanggungan atas
kekuasaan sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan diutamakan yang dipunyai oleh pemegang Hak Tanggungan atau pemegang Hak Tanggungan
pertama dalam hal lebih dari satu pemegang Hak Tanggungan. Hal tersebut didasarkan pada janji yang diberikan oleh pemberi Hak Tanggungan bahwa
apabila debitur cidera janji, maka pemegang Hak Tanggungan berhak untuk menjual Objek Hak Tanggungan melalui Pelelangan Umum tanpa memerlukan
persetujuan lagi dari pemilik Hak Tanggungan dan selanjutnya mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan itu.
50
e. Eksekusi Pembayaran Uang adalah melaksanakan hubungan hukum yang mesti
dipenuhi sesuai dengan amar putusan melakukan “pembayaran sejumlah uang”
51
f. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah
uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul
48
Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 Pasal 1 Ayat 1
49
H. Salim HS, op.cit, hlm 188
50
Penjelasan Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 Pasal 6
51
M. Yahya Harahap, Ruang lingkup Permasalahan eksekusi bidang perdata, Edisi ke 2 Jakarta : Sinar Grafika, 2006, halaman 23
Universitas Sumatera Utara
karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditur untuk mendapat pemenuhannya
dari harta kekayaan Debitur.
52
g. Jaminan adalah suatu keyakinan kreditur bank atas kesanggupan debitur untuk
melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.
53
h. Agunan adalah jaminan tambahan, baik berupa benda bergerak maupun benda
tidak bergerak yang diserahkan oleh pemilik agunan kepada Bank Syariah danatau UUS, guna menjamin pelunasan kewajiban Nasabah Penerima
Fasilitas
54
i. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa
55
1. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
:
2. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik; 3.
transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; 4.
transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5.
transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas
52
Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
53
SK Direksi Bank Indonesia No. 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991
54
Pasal 1 Angka 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
55
Pasal 1 Angka 25 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Universitas Sumatera Utara
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
j. Pembiayaan Bermasalah adalah
56
1. Pembiayaan yang tidak lancar
2. Pembiayaan dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan.
3. Pembiayaan yang tidak menepati jadwal angsuran
4. Pembiayaan yang memiliki potensi merugikan
5. Pembiayaan yang memiliki potensi menunggak dalam satu waktu tertentu.
k. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
57
l. Bank PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah
bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan
operasionalnya. Sebagai lembaga intermediasi keuangan yang kegiatannya antara lain menghimpun dana, menyalurkan dana dan menawarkan jasa-jasa keuangan
lainnya.
58
56
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 133PBI2011 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Pasal 3 Angka 2 Huruf d
57
Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang- Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
58
Sejarah Bank Muamalat Indonesia, www.muamalatbank.com, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, di akses 2 februari 2013
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis Penelitian hukum yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang kekuatan eksekusi dari lembaga penjaminan Hak Tanggungan. Namun demikian, penelitian kepustakaan tidak hanya terhadap bahan
perundang-undangan di Indonesia yang mengandung celah yang dapat dimanfaatkan dalam praktek penyelenggaraan Hak Tanggungan tersebut, akan tetapi juga terhadap
doktrin-doktrin para sarjana terdahulu dan di dukung oleh dokumen-dokumen yang nyata di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.
Sifat Penelitian merupakan Deskriptif analitis yang berorientasi pada pemecahan masalah karena penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung.
Sifat Deskriptif dalam penelitian ini untuk menggambarkan fakta yang berkembang didalam masyarakat tentang kekuatan eksekusi hak tanggungan melalui
parate eksekusi maupun rill eksekusi dengan melakukan survey normative dari aturan norma-norma hukum hak tanggungan itu sendiri.
Kemudian dilakukan analisis terhadap fakta-fakta yang terjadi dalam hal melaksanakan eksekusi hak tanggungan baik itu bagi Bank sebagai lembaga
perbankan yang memegang hak tanggungan, Notaris sebagai pejabat yang ditunjuk oleh Negara sebagai pelaksana pemasang Hak Tanggungan, kemudian Pengadilan
Negeri sebagai pelaksana eksekusi Hak Tanggungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber Data