Sita Eksekusi a. Pengertian Sita Eksekusi

Skema 3.1 Tahapan Pelaksanaan Aanmaning Sumber : Jurusita Pengadilan Negeri Medan

2. Sita Eksekusi a. Pengertian Sita Eksekusi

Sita eksekusi atau executoriale beslag executor seizure merupakan tahap lanjutan dari peringatan dalam proses eksekusi pembayaran sejumlah uang. Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi diatur dalam Pasal 197 HIR atau Pasal 208 RBG. Ada beberapa hal yang perlu disepakati sehubungan dengan sita eksekusi atau executoriale beslag, antara lain: SURAT PERMOHONAN AANMANING - Disposisi KPN - Disposisi Pansek KELENGKAPAN BERKAS SKUM - Diteliti oleh Panitera Muda Perdata BERITA ACARA AANMANING PENETAPAN HARI TANGGAL SURAT PEMANGGILAN - Jurusita melakukan pemanggilan kepada Termohon PENUNJUKAN JURUSITA RESUME PENETAPAN KPN - Dilakukan oleh Kepaniteraan Perdata Universitas Sumatera Utara 1 Sita eksekusi berdasarkan surat perintah, maksudnya adalah apabila pihak yang kalah tergugat tidak menghadiri panggilan tanpa alasan yang patut atau tidak melakukan pembayaran sampai batas masa peringatan, Pasal 197 ayat 1 HIR atau Pasal 208 ayat 1 RBG memberi keweanangan ex officio kepada Ketua Pengadilan Negeri. 2 Conservatoir Beslag dengan sendirinya berkekuatan Executoriale Beslag, bahwa tahap pertama proses eksekusi dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang harus melalui tahap awal yang disebut sita eksekusi executoriale beslag. Akan tetapi tahap sita eksekusi menurut hukum dapat dilewati apabila dalam perkara yang bersangkutan telah diletakkan sita jaminan terhadap harta kekayaan tergugat. 3 Barang yang dapat disita eksekusi. Sesuai dengan makna dan tujuan sita eksekusi sebagai perampasan harta kekayaan tergugat guna menjamin pembayaran sejumlah uang kepada penggugat, berlaku prinsip Pasal 1131 KUHPerdata yang mengajarkan, bahwa seluruh harta kekayaan seorang debitur menjadi jaminan sepenuhnya untuk pelunasan pembayaran utangnya kepada pihak kreditur. 4 Dahulukan penyitaan barang yang bergerak Movable Property, menurut ketentuan ini, sita eksekusi pada prinsipnya tidak boleh langsung diletakkan atas barang yang tidak bergerak. 5 Sita Eksekusi atas barang yang tidak bergerak, Sita eksekusi dapat diletakkan atas barang yang tidak bergerak, apabila barang yang bergerak Universitas Sumatera Utara tidak ada atau barang yang tidak bergerak tertentu sejak semula telah dijadikan sebagai “agunan” jaminan utang. 6 Jenis barang-barang bergerak yang dapat disita eksekusi,diatur dalam Pasal 197 ayat 8 HIR atau Pasal 211 RBG antara lain : uang tunai, surat-surat berharga serta barang yang berada di tangan pihak ketiga. 7 Yang dilarang disita eksekusi, diatur dalam Pasal 197 ayat 8 HIR atau Pasal 211 RBG yaitu Hewan dan perkakas. b. Macam-macam sita yang diatur di dalam HIR 1 Sita revindicatoir Pasal 226 HIR a. Pemilik barang bergerak yang barangnya ada di tangan orang lain dapat minta, baik secara lisan maupun tertulis, kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat orang yang memegang barang tersebut tinggal, agar barang tersebut disita. b. Barang yang disita secara revindicatoir adalah barang bergerak dan terperinci milik penggugat. c. Untuk dapat mengajukan permohonan sita revindicatoir tidak perlu ada dugaan yang beralasan, bahwa seseorang yang berhutang selama belum dijatuhkan putusan, mencari akal akan menggelapkan atau melarikan barang yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara d. Akibat hukum sita ini adalah penggugat tidak dapat menguasai barang yang telah disita, sebaliknya tergugat dilarang untuk mengalihkannya. e. Apabila gugatan penggugat dikabulkan, maka dinyatakan sah dan berharga, sedangkan kalau gugatan ditolak, maka sita revindicatoir itu dinyatakan dicabut. 2 Sita Conservatoir Pasal 227 HIR a. Penyitaan beslag ini merupakan tindakan persiapan dari pihak penggugat dalam bentuk permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata dengan menjual barang tergugat yang disita guna memenuhi tuntutan penggugat. b. Barang yang disita secara conservatoir adalah barang bergerak dan tidak bergerak milik tergugat. c. Penyitaan ini hanya dapat terjadi berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas permintaan penggugat Pasal 227 ayat 1 HIR, 261 ayat 1 Rbg. d. Untuk mengajukan sita jaminan ini harus ada dugaan yang beralasan, bahwa seorang yang berhutang selama belum dijatuhkan putusan oleh hakim atau selama putusan belum dijalankan mencari akal untuk menggelapkan atau melarikan barangnya. Universitas Sumatera Utara e. Apabila gugatan penggugat dikabulkan, maka dinyatakan sah dan berharga, sedangkan kalau gugatan ditolak, maka sita conservatoir itu dinyatakan dicabut. f. Setiap saat tergugat dapat mengajukan permohonan kepada hakim yang memeriksa pokok perkara yang bersangkutan, agar sita jaminan atas barangnya dicabut, apabila dikabulkan maka tergugat harus menyediakan tanggungan yang mencukupi. 3 Sita Ekesekutoir Pasal 197 HIR a. Penyitaan yang dilakukan sesudah putusan hakim mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan akan dieksekusi. b. Penyitaan dilakukan oleh panitera Pengadilan Negeri wajib membuat berita acara tentang pekerjaannya serta memberitahukan isinya kepada tersita bahwa panitera hadir, dan panitera dibantu oleh dua orang saksi yang ikut serta menandatangani berita acara. c. Barang yang disita adalah barang bergerak dan tidak bergerak, kecuali barang atau hewan yang digunakan untuk mencari nafkah. Untuk barang tidak bergerak, dibuat Berita Acara, diumumkan dan dicatat oleh Kepala Desa, salinannya didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Tanah. Sita rangkap yaitu barang yang sudah disita kemudian disita untuk kedua kalinya maka tidak boleh dilakukan Pasal 201 HIR. Selama proses Universitas Sumatera Utara pemeriksaan di pengadilan dapat diajukan sita jaminan dan diajukan di tingkat banding di Pengadilan Tinggi. Jika permohonan dikabulkan maka ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri dimana barang yang akan disita berada.

c. Tata Cara Pelaksanaan Sita Eksekusi

1 Syarat formil pertama pelaksanaan sita eksekusi didasarkan atas surat perintah, berupa surat penetapan sita eksekusi yang dikeluarkan Ketua Pengadilan Negeri. 2 Yang melaksanakan sita eksekusi adalah panitera atau juru sita. Jadi, surat perintah sita eksekusi berisi perintah kepada panitera atau juru sita untuk menyita sejumlah atau seluruh harta kekayaan tergugat yang jumlahnya disesuaikan dengan patokan batas yang ditentukan Pasal 197 ayat 1 HIR atau Pasal 208 RBG. 3 Panitera atau juru sita yang diperintahkan menjalankan sita eksekusi dibantu dan disaksikan oleh dua orang saksi. Ketentuan ini termasuk syarat formil baik pada sita jaminan maupun sita eksekusi. Syarat ini ditentukan pada Pasal 197 ayat 6 HIR atau Pasal 210 ayat 1 RBG. 4 Tata cara pelaksanaan sita eksekusi menentukan persyaratan tentang keharusan pelaksanaan sita dilakukan di tempat terletaknya barang yang hendak disita. Syarat ini disimpulkan oleh Pasal 197 ayat 5 dan ayat 9 HIR. Universitas Sumatera Utara 5 Berita acara merupakan bukti autentik satu-satunya kebenaran sita eksekusi. Tanpa berita acara, sita eksekusi dianggap tidak pernah terjadi. Hal ini dikarenakan semua tindakan yustisial pengadilan mesti dapat dipertanggungjawabkan secara autentik. 6 Penjagaan dan penguasaan barang yang disita tetap berada di tangan pihak tersita. Penjagaan dan penguasaan barang yang disita tidak boleh diserahkan kepada pihak penggugat. 7 Salah satu asas eksekusi menegaskan bahwa hadir atau tidak hadir tereksekusi, eksekusi jalan terus. Asas ini jelas tersirat dalam ketentuan Pasal 197 ayat 5 HIR atau Pasal 209 ayat 4 RBG. Pada pasal tersebut dapat dibaca isyarat yang memperkenankan sita eksekusi dijalankan, sekalipun pihak tersita tergugat tidak hadir. Skema 3.2 Tahapan Pelaksanaan Sita Eksekusi Sumber : Jurusita Pengadilan Negeri Medan JURUSITA SURAT PERINTAH SITA EKSEKUSI - Penetapan Sita Eksekusi oleh Ketua PN PELAKSANAAN SITA - Jurusita dibantu dan disaksikan oleh dua saksi - Sita dilakukan di tempat terletaknya barang sita BERITA ACARA SITA EKSEKUSI Universitas Sumatera Utara

3. Eksekusi a. Persiapan Sebelum Pelaksanaan Eksekusi

Dokumen yang terkait

Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Konsekuensi Jaminan Kredit Untuk Perlindungan Hukum Bagi Kepentingan Kreditur Di Medan

1 51 83

“Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Alternatif Penyelesaian Kredit Bermasalah Di PT. Bank Danamon”

2 84 95

Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan Utang Dalam Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, TBK Cabang Medan)

6 143 108

Kebendaan Sebagai Jaminan Hak Tanggungan Pada Perjanjian Kredit Yang Bermasalah Di PT. Bank Sumut Cabang Utama

0 84 88

EKSEKUSI JAMINAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH (Studi pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Lampung)

0 15 261

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG KARANGANYAR

1 26 128

Prosedur Pembiayaan Kpr Ib Muamalat Akadmurabaha Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 6

BAB II PERJANJIAN JAMINAN DALAM HUKUM POSITIF G. Pengertian Perjanjian Jaminan - Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan Utang Dalam Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, TBK Cabang Medan)

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan Utang Dalam Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, TBK Cabang Medan)

0 0 19

Kekuatan Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Pengembalian Utang Pembiayaan Bermasalah Dalam Praktik PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan

0 0 16