Teknik Sampling

D. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan kegiatan untuk merumuskan tentang siapa dan berapa jumlah orang yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi 1985: 152). Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan teknik sampling, sehingga dalam penelitian kualitatif sampel yang ditujukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut tahu betul terhadap masalah yang diteliti, dapat dipercaya dan datanya obyektif

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini terutama untuk pemilihan informan yang akan diwawancarai dilakukan dengan memilih informan kunci( key informan), teknik purposive sampling dan snowball untuk informan pendukung. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dipandang betul-betul dan paling tahu mengenai permasalahan yang dimaksud sebagai informan kunci,

commit to user

Pos Solo. Dalam purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (H. B. Sutopo, 2006: 64). Menurut Hadari Nawari (1985:152) teknik purposive sampling memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bersifat selektif, di mana peneliti menguraikan berbagai pertimbangan berdasarkan konsep teoritis, keingintahuan pribadi, dan empiris serta diarahkan bagi usaha generalisasi teoritis bukan karakteristik populasi.

2. Pengambilan sampel, peneliti lebih cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam serta dapat dipercaya sebagai sumber data yang menetap.

3. Dalam teknik tersebut juga dikenal istilah time sampling dan snowball sampling . Time sampling adalah waktu yang dipilih oleh peneliti yang paling tepat untuk mengunjungi informan, snowball sampling merupakan cara pemilihan informan pada waktu dilokasi penelitian berdasarkan petunjuk dari informan lain.

Di lapangan, informan dapat berkembang sebagai bola salju atau snowball. Snowball sampling menurut Yin ”digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data, yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang paling tepat untuk dipilih, karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut” (HB.

Sutopo, 2002:57). Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan snowball yaitu menemukan informan dengan cara bertanya pada orang pertama misalnya Wakil Kepala Kantor Pos Solo untuk selanjutnya bergulir ke orang kedua misalnya para pegawai Kantor Pos, kemudian orang ketiga misalnya para pelanggan yang menggunakan jasa Kantor pos dan seterusnya sehingga diperoleh data yang lengkap, akurat dan mendalam.

commit to user

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1.Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat, 1990 : 129). Menurut Lexy J Moleong (2002: 135) wawancara diartikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara, orang yang memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Adapun tujuan wawancara menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Lexy J Moleong (2002 : 153) antara lain untuk merekonstruksikan mengenai orang, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti lain.

Penelitian kualitatif pada umumnya mengenai dua bentuk wawancara yaitu wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancarai diajukan pertanyaan yang sama. Dengan kata-kata dan urutan yang seragam. Sebaliknya, wawancara tidak berencana merupakan wawancara yang tidak mempunyai satu persiapan sebelumnya.

Dipandang dari sudut pertanyaan wawancara dibagi menjadi dua golongan yaitu wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Wawancara tertutup terdiri dari pertanyaan yang bentuknya sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban dari informan terbatas. “Adapun wawancara terbuka adalah terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dari responden secara panjang lebar ” (Lexi J. Moleong, 1990: 138).

commit to user

wawancara terdiri dari berbagai pertanyaan sehingga informan tidak terbatas menjawab dalam beberapa kata saja, tetapi dapat memberikan keterangan yang panjang. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka berencana yaitu wawancara yang selalu direncanakan dan disusun sebelumnya, semua responden yang diseleksi untuk wawancara diajukan pertanyaan yang sama. Wawancara dimaksudkan untuk menggali informasi yang belum diketahui. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik permasalahan yang bersangkutan. Peneliti mencatat informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan. Peneliti menggunakan instrumen penelitian dengan pedoman.

2.Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan pengamatan langsung. Dengan teknik ini dapat dilihat secara langsung keadaan, suasana, atau kenyataan yang ada dalam masyarakat yang diteliti dan berfungsi menambah data yang belum diperoleh melalui wawancara (Moleong, 2002:25). Teknik observasi diharapkan akan dapat dihindari adanya informasi semu yang kadang-kadang muncul dan ditemui dalam suatu penelitian. Observasi ini akan dilakukan secara non formal dengan melihat dan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat apa yang terjadi dengan maksud agar dapat memacu pengertian, baik mengenai konteks maupun gejala yang sedang dikaji.

Sutopo (2002:64) menjelaskan bahwa ”Teknik observasi digunakan untuk menggali data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar- gambar”. Menurut Kartono (1996:182-188), kegiatan observasi ditinjau dari cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Teknik observasi partisipatif dan non partisipatif. Teknik observasi partisipasif yaitu teknik dimana observer ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para subyek yang diobservasi. Dan teknik non partisipatif adalah teknik observasi dimana observer tidak terlibat langsung dalam kegiatan.

commit to user commit to user

c. Teknik observasi eksperimental, yaitu merupakan teknik observasi yang dilakukan secara non-partisipatif namun berstruktrur dan sistematis dalam pelaksanaannya.

Penelitian dengan judul Perkembangan Pos Indonesia (Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat), peneliti menggunakan teknik observasi sistematis.

3. Analisis Dokumen

Dalam penelitian ini, disamping peneliti berusaha mengumpulkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, juga menggunakan analisis dokumen sebagai bahan tertulis untuk melengkapi data-data yang dianggap masih kurang. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari teori atau membaca dokumen dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 80) analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat. Dokumen baru berfungsi apabila dokumen telah dianalisis, selanjutnya dokumen berfungsi sebagai bukti pengujian. Dokumen dapat berupa notulen, foto,arsip, jurnal, catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, rapat, agenda, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan adalah menganalisis dokumen dengan cara mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tertulis dalam setiap dokumen dan arsip yang menjadi sumber data. Langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis dokumen dan arsip yaitu dengan cara mengamati dokumen dan arsip yang ada.

commit to user

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya, artinya setiap penulis harus bisa memilih dan menentukan suatu cara yang tepat untuk mengembangkan

validitas data yang diperoleh. Menurut Sutopo (2002:92) bahwa “Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode trianggulasi data dan review informan dalam menguji keabsahan data.

1. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik yang didasarkan pola pikir fenomenologis yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang tetapi dibutuhkan beragam pandangan. Menurut Moleong (2002: 178) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan dan pembanding terhadap data itu. Patton (2009: 99) menyatakan ada empat macam trianggulasi yaitu:

a. Triangulasi data Menggunakan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Investigator Penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai pengamat yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori Penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data. Berbagai teori yang berlaianan digunakan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

commit to user

Penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur, dan dokumen. Berbagai metode digunakan untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

Dalam hal ini peneliti menggunakan dua teknik trianggulasi dari empat trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik trianggulasi data (sumber) dengan cara membandingkan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penenliti menggunakan sumber data yang berbeda seperti informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Dengan cara pengumpulan data tersebut, data yang diperoleh diperbandingkan antara data yang satu dengan data yang lain sehingga diperoleh data yang valid. Trianggulasi metode digunakan dalam penelitian oleh peneliti untuk mengumpulkan data dilakukan dengan metode yang berbeda-beda, ada yang menggunakan metode wawancara, metode observasi dan metode analisis dokumen.

2.Informan Review

Selain teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data, digunakan pula review informan . Review informan merupakan pencocokan data atau informasi yang sama kepada informan yang berbeda. Laporan penelitian direview oleh informan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskriptif sajian yang bisa disetujui mereka. Hal ini kadang- kadang menyebabkan diskusi mendapatkan pengertian dari kedua belah pihak.