Perkembangan Kantor Pos Solo

3. Perkembangan Kantor Pos Solo

Berdirinya Kantor Pos Solo tidak terpisakan dari perkembangan kota Surakarta pada umumnya dan perkembangan Dinas Pos pada khususnya. Pada dasarnya Kantor Pos Solo tidak terlepas dari sejarah Pos Indonesia secara utuh. Berdirinya Kantor Pos Solo secara pasti tidak diketahui kapan berdirinya. Sekitar tahun 1812 sesungguhnya telah ada perhubungan Pos di Surakarta namun masih dalam masa penjajahan Perancis karena pada masa tersebut Surakarta masih suatu kerajaan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Bapak Sakiman bahwa :

“Berdirinya Kantor Pos Solo ini secara tepatnya, para staf tidak ada yang mengetahui secara pasti, meskipun sudah puluhan tahun mengabdi sebagai

pegawai pos. Yang jelas sejak jaman kerajaan lalu lintas pos memang sudah ada ” (Wawancara dengan Pak Djoko, tanggal 1 Agustus 2011).

Keterangan di atas sesuai dengan yang tercantum dalam literatur Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid I. Pada tahun 1750 didirikan kantor pos di Semarang, dengan jalur pos melalui Karawang, Cirebon, Pekalongan. Perhubungan pos menjadi lebih teratur antara Jakarta dengan Priangan dan antara Semarang dengan kerajaan-kerajaan Surakarta dan Yogyakarta (Dirjen Postel Jilid

I, 1980 : 30-45) Pada awal berdirinya, Dinas Pos masih berstatus sebagai jawatan dan menjadi satu dengan telegram dan telepon sehingga disebut dengan Jawatan PTT. Pada masa terjadi Agresi Militer Belanda II, banyak kantor PTT yang dibumihanguskan termasuk Kantor Pos Solo didalamnya, hal ini bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan diri beserta alat-alat telekomunikasi. Namun diperkirakan juga pada tahun 1945 Kantor Pos Solo dibangun kembali sebagai Kantor Pos utama (rayon) (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia, tanggal 1 Agustus 2011). Keterangan tersebut sesuai dengan Babad Sala yang ditulis Oleh RM. Sayid bahwa:

commit to user

Telepon. Pada tahun 1948 bulan Desember Kantor Pos dan Kantor Telepon tersebut dibakar sebagai bentuk pertahanan kota karena adanya Agresi Militer Belanda. Kemudian Kantor Pos dibangun kembali, akan tetapi bangunan Kantor Pos tidak lagi menyatu dengan Kantor Telepon. Bangunan Kantor Pos yang baru dibangun di tanah bekas bagunan rumah- rumah besar milik Belanda.

Keadaan umum Jawatan PTT setelah berakhirnya masa perang kemerdekaan adalah pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan pembanguna, serta upaya menghadapi hambatan-hambatan di berbagai daerah. Keadaan yang semakin membaik mulai dirasakan, misalnya dengan diadakan seminar Rehabilitation Centre di Solo pada tahun 1957. Pada bidang penelitian didakan tingkat pendidikan menengah yang meliputi tentang pendidikan pengawasan pos, pendidikan pengatur pos dan pendidikan perakitan pos (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia, tanggal 1 Agustus 2011).

Perkembangan pos cukup baik dari tahun ke tahun. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas usaha penyelenggaraan jasa pos dan giro, terutama dalam menjalankan peranannya sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional. Sesuai dengan tujuan yang ada dalam PP No. 5 tahun 1995, maka Perum Pos dan Giro Kota Surakarta berubah menjadi Perusahaan Perseroan yakni Kantor Pos Solo 57100.

Untuk mendekatkan layanan pos bagi masyarakat, Kantor Pos Solo memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ambil bagian menjadi Agen Pos. Pelaku bisnis Agen Pos ini merupakan mitra kerja PT Pos Indonesia yang melayani penjualan benda-benda pos, seperti perangko dan meterai, serta jasa antaran surat dan paket dan akan mendapat bagi hasil cukup bagus, dengan modal terjangkau. Agen Pos bukan saja melayani jasa pos konvensional, namun juga melayani transaksi keuangan, yakni pengiriman uang dalam dan luar negeri, serta transaksi pembayaran dengan pihak ketiga yang selama ini sudah berlangsung di Kantor Pos, yakni pembayaran rekening listrik, telepon, HP, cicilan mobil, sepeda motor, computer, laptop, alat rumah tangga, barang elektronik, pajak, kartu kredit, perbankan. Ada beberapa agen pos di luar Kantor Pos Solo seperti di Palur, Colomadu dan pasar Klewer (wawancara dengan Bapak

commit to user

2011). Kantor Pos Solo menyediakan prangko prisma yaitu prangko yang menggunakan foto pribadi sebagai gambar di prangko tersebut. Kantor Pos Solo memiliki 14 buah bis surat yang tersebar di area Solo. Setiap harinya bis surat dicek oleh petugas pos sebanyak 2 kali. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, maka aplikasi teknologi dijadikan basis pengembangan produk maupun layanan, Kantor Pos Solo sudah melakukan peningkatan layanan dengan menggunakan teknologi. Kantor Pos Solo memberikan sarana untuk melakukan jejak lacak untuk melacak kiriman internasional. Bentuk pengembangan berbasis teknologi juga dilakukan pada pelayanan logistik dan jasa keuangan (wawancara dengan Bapak Djoko, wakil kepala kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).