Peran pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia
B. Peran pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia
Sebagai BUMN yang mengemban misi bisnis dan sosial, tugas Pos Indonesia tidak bisa dibilang ringan. Sebab, selain harus mencetak profit, Pos Indonesia juga dituntut memberikan jasa pelayanan publik berupa layanan pos universal. Setelah Pos Indonesia berstatus persero, maka Pos Indonesia lebih mandiri dengan memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya yang dimiliki untuk mencetak profit yang kemudian digunakan sebagai biaya pengembangan Pos Indonesia itu sendiri dengan tidak mengandalkan subsidi dari pemerintah lagi. Kantor Pos Solo yang menginduk pada Pos Indonesia juga tidak lagi menerima subsidi dari pemerintah (wawancara dengan Bapak Djoko, wakil kepala kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011).
Sebagai perusahaan perseroan (Persero), Pos Indonesia tetap terikat dengan ketentuan Perhimpunan Pos sedunia atau akta-akta Universal Postal Union (UPU), yang mewajibkan pelayanan universal dimana negara anggota harus menjamin bahwa semua pengguna atau pelanggan menikmati hak atas layanan pos universal yang meliputi ketentuan tetap mengenai mutu layanan pokok pos di semua titik dalam wilayahnya, dengan tarif terjangkau. Cakupan layanan universal menurut kongres UPU tersebut adalah penyelenggaraan layanan
commit to user commit to user
1. Single postal territory, artinya seluruh wilayah Indonesia dianggap sebagai bagian dari wilayah pos tunggal yang merupakan satu kesatuan bagi pertukaran kiriman pos. Seseorang dapat mengirim surat melalui pos dengan jaminan tersedianya layanan sampai ke seluruh pelosok tanah air dan seluruh penjuru dunia.
2. Freedom of transit, artinya Pos Indonesia mewakili negara, wajib menyalurkan atau meneruskan kiriman negara lain dengan sarana yang paling aman dan rute tercepat (Sri Wahyuningsih, tt : 7).
Berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi, mempengaruhi budaya masyarakat dalam pola penggunaan jasa perposan, masyarakat cenderung memilih yang layanan yang prosesnya cepat dengan tarif memadai. Akibatnya berpengaruh terhadap pemanfaatan sarana dan pendapatan Pos Indonesia di daerah pedesaan atau daerah yang kurang potensial. Disisi lain, sebagai anggota UPU (Universal Postal Union), Pos Indonesia harus menjamin bahwa semua pengguna/pelanggan menikmati hak atas layanan pos universal yang meliputi ketentuan tetap mengenai mutu layanan pokok pos di semua titik dalam wilayahnya, dengan tarif terjangkau.
Pemerintah berkewajiban untuk menjamin terselenggaranya layanan universal yang harus memenuhi kriteria menjangkau seluruh pelosok tanah air, termasuk daerah terpencil, lokasi transmigrasi dan daerah perintisan dengan perlakuan yang sama dan tarif yang terjangkau masyarakat serta mempunyai jaringan internasional. Sementara itu, Pos Indonesia yang merupakan anggota Union Postal Universal (UPU) juga terikat konvensi untuk melakukan pelayanan yang bersifat Universal Service Obligation (USO) yang mewajibkan Pos Indonesia untuk memberikan pelayanan murah dan merata untuk seluruh penduduk.
Pos Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diberikan tanggung jawab untuk memberikan peran pemerintah dalam melayani
commit to user
memberikan kemudahan dalam pelayanan komunikasi, pengiriman barang dan pelayanan keuangan terhadap para pegawai negeri, transmigrasi, pensiun di daerah terpencil. Untuk mendukung pelayanan universal, sejak tahun 2003 pemerintah memberikan kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation ), dengan memberikan dana kompensasi pada kantor pos cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat dengan tarif yang terjangkau. Dana kompensasi diberikan untuk pendanaan infrastruktur dengan harapan masyarakat tetap dapat menikmati dan mendapatkan layanan pos yang diinginkan. Pemerintah berkewajiban mendorong dan mengembangkan terselenggaranya layanan pos yang adil dan merata (Buletin Komunikasi dan Informasi, tt:2).
Kantor Pos Solo memiliki 22 buah Kantor Pos Cabang yang tersebar diseluruh Kota Surakarta. Beberapa Kantor Pos Cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat, menerima kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation). Kantor Pos Cabang yang menerima kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation) antara lain, Kantor Pos Cabang Bekonang, Kantor Pos Cabang Gondangrejo, Kantor Pos Cabang Colomadu, Kantor Pos Cabang Ngringo (wawancara dengan Bapak Sakiman, Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos Solo, tanggal 1 Agustus 2011)
Kewajiban Pelayanan Umum Pos menetapkan program pelaksanaan Publik Service Obligation (PSO) sebagai salah satu solusi untuk mendukung pemerataan pelayanan pos pada khususnya yang menjangkau daerah-daerah yang terisolasi. Melalui program PSO diharapkan kawasan atau daerah terpencil dapat dijangkau layanan pos sehingga memberikan dampak nilai pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya yang lebih baik serta mengatasi kesenjangan informasi antara wilayah satu dengan lainnya. Penyelenggaraan pos dijalankan oleh Negara demi kepentingan umum dan bertujuan menunjang pembangunan nasional, selain memberikan dana kompensasi pemerintah berperan dalam pembuatan Undang- Undang tentang pos yang mengatur tentang pembinaan pos, penyelenggaraan pos,
commit to user commit to user