Bentuk dan Strategi Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian Bentuk dari penelitian ini mengikuti paradigma penelitian kualitatif. Penelitian merupakan usaha menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah (Nawawi 1985: 24). Penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang menghasilkan karya ilmiah dengan menggunakan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok orang atau manusia suatu obyek atau suatu kelompok kebudayaan (Moleong, 2002: 3). Menurut Bogdan (1993:30), metode kualitatif menunjuk kepada prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku orang yang terobservasi. Sutopo (1998: 24)
commit to user commit to user
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dipilih jenis penelitian kualitatif karena dalam penelitian kualitatif proses untuk memperoleh makna digali lebih luas, sehingga diperoleh makna yang dalam. Sesuai dengan sifatnya, penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jadi memandang suatu masalah sebagai sebuah kesatuan dari proses sosial. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak (Hadari Nawawi, 1985: 63).
Metode deskriptif mempunyai ciri-ciri pokok yaitu a) memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang aktual, b) menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interprestasi Nasional (Nawawi, 1985: 64). Menurut Sutopo (1998: 26) penelitian deskriptif adalah penelitian yang meliputi potret subjek, rekonstruksi dialog, deskripsi keadaan fisik tentang tempat dan barang-barang lain dan catatan tentang peristiwa khusus. Dalam pendekatan deskriptif lebih mementingkan pada saat penelitian atau masalah yang sedang diteliti.
Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian bahwa suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal dari data dan diuji coba kembali secara empiris (Moleong, 2002 : 9). Penelitian kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang atau perilaku yang diamati dengan menggunakan suatu langkah tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggambarkan obyek yang menjadi pokok
commit to user commit to user
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan suatu cara untuk melaksanakan suatu kegiatan atau cara dalam mencapai tujuan sehingga strategi bisa diartikan sama dengan metode. Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang sistematis mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan permasalahan
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1977:16). Ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Kartini Kartono (1996: 236), studi kasus adalah satu metode studi eksploratif dan analisis yang sangat cermat dan intensif mengenai keadaan suatu unit (kesatuan) sosial, yaitu berupa pribadi atau person, suatu keluarga, suatu institut, kelompok kebudayaan, ataupun suatu kelompok masyarakat. Mulyana
(2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagi aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas),
suatu program, atau suatu situasi sosial”. Dalam hal ini terpancang artinya terfokus, maksudnya dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Disebut tunggal karena penelitian ini merupakan penataan secara rinci aspek-aspek tunggal. H.B Sutopo (2002:112- 113) mengungkapkan “aspek tunggal bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya
keseragaman”. Jadi dalam studi kasus yang terpenting adalah bagaimana menyajikan pandangan subjektif dari peneliti. Hal ini dapat dilakukan atau dapat dicapai dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, telaah dokumen atau arsip.
Menurut Yin (1996:18) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas
commit to user commit to user
Studi kasus terpancang merupakan suatu perangkat penting untuk memfokuskan suatu inkuiri pada studi kasus. Tunggal karena kasus tersebut menyatakan kasus penting dalam menguji teori yang telah disusun dengan baik. Penelitian yang memusatkan diri pada pencatatan secara rinci dengan aspek-aspek suatu fenomena tunggal. Tunggal dalam penelitian ini mengandung pengertian bahwa hanya ada satu lokasi yaitu Kantor Pos Solo.