Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka Inventarisasi Buku Induk untuk Buku

a. Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan depository semua penerbitan lembaga dan perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang bersangkutan 2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain Penambahan koleksi perpustakaan dengan penerbitan sendiri dapat dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri bulletin, pamphlet, jurnal, indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.

2.8.5. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan

Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soeatminah, 1992 : 74 adalah sebagai berikut : 1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan. 2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti: a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu .....x......tahun b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti koleksi yang sama d. Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya e. Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatanganinya dan masing-masing menyimpan 1 dokumen serah terima Suatu Perpustakaan dapat juga menambah jumlah koleksinya dengan cara menerima titipan dari lembaga ataupun perorangan. Dalam hal penitipan bahan pustaka, harus ada kesepakatan antara pihak yang menitip dengan pihak perpustakaan. Bahan pustaka yang dititip hendaknya harus sesuai dengan kubutuhan pengguna perpustakaan. Bahan pustaka yang dititipkan harus memiliki jangka waktu yang lama. Misalnya 5 tahun atau lebih agar tidak merugikan perpustakaan yang dititipi karena besarnya biaya untuk memperosesnya.

2.9. Inventarisasi Bahan Pustaka

2.9.1. Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka

Inventarisasi bahan pustaka merupakan alur kerja terpenting dari kegiatan di unit pengadaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Soeatminah 1992 : 81 mengemukakan bahwa, “inventarisasi adalah kegiatan mencatat setiap eksemplar buku dan mencatat dalam buku yang bersangkutan”. Jadi inventarisasi bahan pustaka adalah aktivitas pendapatan koleksi perpustakaan yang dibuat ke dalam buku inventarisasi. Pendapatan koleksi perpustakaan dilakukan untuk memudahkan perpustakaan mengetahui koleksi yang menjadi hak milik perpustakaan dengan jelas mengenai informasi yang ada dalam buku induk mulai dari nomor induk, judul, pengarang, tahun, bahasa, jumlah, harga, dan keterangan lainnya.

2.9.2. Inventarisasi Buku Induk untuk Buku

Inventarisasi Buku Induk untuk buku mempunyai fungsi yaitu : 1. Sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan 2. Mengetahui jumlah koleksi perpustakaan dengan cepat 3. Mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakan pada saat tahun tertentu 4. Untuk mengetahui judul-judul buku yang hilang 5. Mengetahui jumlah koleksi buku menurut jenis, bahasa, pembelian, hadiah, maupun berdasarkan tukar-menukar Darmono, 2001 : 63 Tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari : 1. Tanggal penerimaan 2. Pengarang 3. Judul 4. Asal perolehan 5. Penerbit 6. Tahun terbit 7. Nomor induk 8. Harga 9. Keterangan lain bahasa, jumlah, dan lain-lain 2.9.3. Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan. Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya yang kosong. Yulia, 1993 : 155 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan pedoman bagi peneliti tentang bagaimana langkah- langkah suatu penelitian dilakukan. Oleh karena itu metode apapun yang digunakan adalah berkaitan dengan posedur dan teknik serta desain penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip Moleong, 2007 : 3 mengemukakan bahwa, “metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset.

3.2. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan Moleong, 2007 : 86. Secara substantif lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang beralamat di Jl. Bunga Raya Asam Kumbang, Medan Selayang. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan bahwa perpustakaan SMP Negeri 30 memiliki upaya untuk mengembangkan manajemen koleksi perpustakaan sekolah.

3.3. Mengidentifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian Bungin, 2007 : 108. Informan penelitian ini yaitu pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara