•
Tahap pengembangan teknologi,
•
Tahap penelitian dasar Sasaran tahap pertama, adalah penguasaan kemampuan
manufacturing, sekaligus memilih dan menentukan jenis pesawat yang sesuai dengan kebutuhan dalam negeri yang hasil penjualannya
dimanfaatkan menambah kemampuan berusaha perusahaan. Di sinilah dikenal metode progressif manufacturing program. Tahap kedua
dimaksudkan untuk menguasai kemampuan rancangbangun sekaligus manufacturing. Tahap ketiga, dimaksudkan meningkatkan kemampuan
rancangbangun secara mandiri. Sedang tahap keempat dimaksudkan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dalam rangka mendukung pengembangan
produk-produk baru yang unggul.
c. Paradigma Baru Dan Nama Baru
Selama 24 tahun IPTN relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan dalam hal disain,
pengembangan, serta pembuatan pesawat komuter regional kelas kecil dan sedang.
Dalam rangka menghadapi dinamika jaman serta sistem pasar global,
IPTN meredifinisi diri ke dalam Dirgantara 2000 dengan melakukan
orientasi bisnis, dan strategi baru menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk itu IPTN melaksanakan program retsrukturisasi meliputi
reorientasi bisnis, serta penataan kembali sumber daya manusia yang menfokuskan diri pada pasar dan misi bisnis.
Kini dalam
masa survive IPTN mencoba menjual segala
kemampuannya di area engineering - dengan menawarkan jasa disain sampai pengujian -, manufacturing part, komponen serta tolls pesawat
terbang dan non-pesawat terbang, serta jasa pelayanan purna jual.
Seiring dengan itu IPTN merubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia atau Indonesian AerospaceIAe yang diresmikan Presiden
Abdurrahman Wahid, 24 Agustus 2000 di Bandung. Kita berkeyakinan bahwa industri ini harus terus mengikuti dinamika
perkembangan jaman dan perubahan, agar upaya yang dirintis para pendahulu ini bisa tetap lestari serta memberi manfaat optimal bagi
generasi mendatang. Untuk itu kita tetap berpijak pada sejarah.
36
1.2. Bentuk atau Status serta Dasar Hukum PT. Dirgantara Indonesia Berdasarkan keikutsertaan Pemerintah, Perseroan Terbatas dibagi
menjadi Perusahaan Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik daerah BUMD. Badan Usaha Milik Negara BUMN
adalah suatu perusahaan di mana di dalamnya terdapat saham yang dimiliki oleh pihak pemerintah. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN ini
36
Profil dan Kinerja PT. Dirgantara Indonesia, www.indonesian-aerospace.com
di samping memiliki misi bisnis, terdapat juga misi-misi pemerintah yang bersifat sosial.
37
Berdasarkan klasifikasi perusahaan menurut keikut sertaan pemerintah tersebut, maka PT. Dirgantara Indonesia merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Negara BUMN. Keikut sertaan pemerintah dalam kepemilikan saham terdapat dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 52
Tahun 2002 Tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke
Dalam Modal Saham PT. Dirgantara Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT.
Pindad, PT. DAHANA, PT. Krakatau Steel, PT.Barata Indonesia, PT. Boma Bisma Indra, PT. Industri Kereta API, PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia dan PT. LEN Industri dan Pembubaran Perusahaan Perseroan PERSERO Bahana Pakarta Industri Strategis, yang menyebutkan bahwa:
“Negara Republik Indonesia melakukan penyertaan modal ke dalam modal saham PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT
Pindad, PT Dahana, PT Krakatau Steel, PT Barata Indonesia, PT Boma Bisma Indra, PT Industri Kereta Api, PT Industri
Telekomunikasi Indonesia dan PT LEN Industri”
PT. Dirgantara Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam bidang kedirgantaraan. Sebagai suatu
Badan Usaha Milik Negara, PT. Dirgantara Indonesia memiliki karakteristik bentuk sebagai Perusahaan Perseroan Persero. PT. Dirgantara Indonesia
sebagai salah satu wahana transformasi industri untuk menjadi pusat keunggulan di bidang industri dirgantara yang berorientasi bisnis dan
mampu mendukung kepentingan nasional.
37
Munir Fuady, Loc.Cit, Hlm 16-17
Pemberian nama baru industri pesawat terbang ini sebagai PT. Dirgantara Indonesia, berdasar pada Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 526KMK.052000 Tanggal 20 Desember 2000 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 771KMK.042001 Tanggal 1 Mei 2001.
1.3. Visi dan Misi PT. Dirgantara Indonesia