Berdasarkan proyeksi penjualan seta laba perusahaan, maka dapat dinilai bahwa PT. Dirgantara Indonesia tersebut masih
mempunyai potensi untuk melanjutkan usahanya. Sehingga prospekstif usaha tersebut masih dapat dipertahankan dan hendaknya
juga sebagai dasar pertimbangan hakim dalam memutus pailit
c. Kerjasama Dengan Pihak Lain
Selain hal diatas, dapat dijadikan pertimbangan juga hal yang berkaitan degan kerjasama internasional maupun kontrak-
kontrak yang telah dibuat, sehingga apabila terjadi pailit maka akan merugikan karena secara hukum PT. Dirgantara Indonesia
harus membayar atau mengganti kerugian, dan kerugian tersebut lebih besar jumlahnya.
Jika terjadi pailit maka menimbulkan pengenaan penalty dari customers kepada PT. Dirgantara Indonesia terhadap
perjanjian ataupun kontrak-kontrak yang telah dilakukan dengan pihak lain, antara lain:
Tabel. 6 Penalty Customers dan Jumlah Denda
No Penalty dari Customers Jumlah Denda
1 Kewajiban Buy Back atas 4 unit
CN-235 Pakistan Airforce USD 60 Juta
2 Kewajiban membayar kepada Malaysia Airforce
USD 2,3 Juta 3 Terhentinya
Proyek Pinguin
dengan Iran
USD 17 Juta 4
Terhentinya Proyek KJB-008 dan KJB-009 dengan Pihak TNI
USD 5 Juta 5
Terhentinya Proyek Meltern dengan Turki
USD 4 Juta 6 Penalty atas kontrak-kontrak di
Aerostructure USD 12,2 Juta
7 Penalty atas kontrak-kontrak di Aerostructure Services
Rp. 10 Milyar TOTAL : USD100,5 Juta dan Rp. 10 Milyar
Sumber : www.indonesian-aerospace.com Pertimbangan yang perlu diperhatikan lagi adalah mengenai
kesempatan kerjasama atau kontrak dengan pihak lain. Jika terjadi kepailitan tanpa memperhatikan faktor kelangsungan
usaha maka PT. Dirgantara Indonesia akan mengalami opportunity loss sebesar USD 596 Juta dan Rp. 111,50 Milyar,
yang terdiri dari:
Tabel. 7 Kerugian Atas Hilangnya Potensi Penjualan
No Hilangnya Potensi
Penjualan Kerugian
1 8 delapan Unit CN-235 dengan
Saudi Arabia USD 180 Juta
2 10 sepuluh Unit C 212-400 dengan
PT. Merpati Nusantara Airlines USD 55 Juta
3 Jasa pembuatan komponen untuk
Air-bus, Boeing dan lain-lain USD 118 Juta
4 1 satu Unit CN-235 MPA kepada
TNI-AU USD 27 Juta
5 8 delapan Unit CN-235 MPA kepada Korea Selatan
USD 216 Juta 6
1 satu Unit Nbell-412 kepada TNI-AL
Rp. 67 Milyar 7
3 tiga Unit Torpedo kepada TNI-AL
Rp. 44,5 Milyar Sumber : www.indonesian-aerospace.com
Selain beberapa hal diatas, yang harus diperhatikan pula mengenai beberapa bentuk kerjasama dengan Negara lain yang
sangat berpengaruh terhadap laju perkembangan usaha PT. Dirgantara Indonesia, serta dapat memperkenalkan kiprah PT.
Dirgantara Indonesia di mata dunia, hal ini membuktikan bahwa eksistensinya di dunia Internasional tetap baik. Kerjasama yang
sudah dibangun antara PT. Dirgantara di tingkat Internasional antara lain :
Tabel. 8 Kerja Sama Internasional
No Pihak yang Bekerja Sama Produk
1 PT. DI-CASASpanyol
NC-212, CN-235 2 PT.
DI-EurocopterJerman NBO-105
3 PT.DI–Bell Helicopter TextronAmerika
NBELL-412 4 PT.
DI–EurocopterPerancis NAS-332
5 PT. DI–FZBelgia
FFAR 2,75”rocket 6
PT.DI–AEG TelefunkenJerman SUT Torpedo
7 PT.DI–GEAmerika UMC,Engine
Overhaul C17 8 PT.DI-GarrettAmerika
Engine Overhaul
TPE 331
9 PT. DI-TurbomecaPrancis
Engine Overhaul Turmo IVC Makila
1A 10 PT.DI-Pratt
dan WhitneyKanada
Engine Overhaul PT6 11
PT. DI-Roll RoyceInggris Engine Overhaul Dart
12 PT. DI-MHBPrancis
LG CN-235 Overhaul 13 PT.
DI-CollinsAmerika Avionics
Shop 14
PT. DI-BAe SystemInggris IOFLE
In Board
Outer Fixed Leading Edge
15 PT. DI-AC CTRM Malaysia
Metalic Part of A 380 FLELP Component
16 PT. DI-Korean Air Aerospace
B777 Stringer Chord Component
Sumber : www.indonesian-aerospace.com
Beberapa kerjasama demgam pihak lain, baik tingkat nasional maupun internasional, secara tidak langsung
membuktikan bahwa keberadaan serta kelangsungan usaha PT. Dirgantara Indonesia masih dibutuhkan.
2.3. Berkaitan dengan Lapangan Kerja