Spesifikasi Penelitian Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Sehingga penelitian dalam tesis ini dapat diklasifikasikan dalam penelitian untuk menemukan hukum in concreto. Maksudnya adalah penelitian yang merupakan usaha untuk menemukan apakah hukumnya yang sesuai untuk diterapkan in concreto guna menyelesaikan suatu perkara tertentu dan di manakah bunyi peraturan hukum itu dapat ditemukan termasuk ke dalam penelitian hukum juga dan disebut dengan istilah legal research. 32 Dalam hal ini penulis akan menerapkan juga Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagai acuan dalam penyelesaian kasus Kepailitan pada PT. Dirgantara Indonesia Persero sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara BUMN .

C. Spesifikasi Penelitian

Penelitian yang bersifat deskriptif analistis bertujuan untuk memberi gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. 33 Penelitian yang bersifat deskriptif analistis diharapkan mampu memberi gambaran yang rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan dengan permasalan yang dikaji, yaitu mengenai Badan Usaha Milik Negara, Lembaga kepailitan, Prosedur pemailitan dan juga akibat hukum bagi para pihak, hal tersebut digambarkan secara rinci dan dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan 32 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hlm. 22. 33 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan social dan Ilmu Sosial Lainnya, Remaja Rosdakarya, Bandung, Hlm. 63. Kewajiban membayar Utang dan juga Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian dengan metode pendekatan yuridis normatif adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder ini terdiri dari : 1. Bahan Hukum Primer yang merupakan bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, bahan hukum primer dalam penelitian ini ini meliputi : a. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Keempat. b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha MilikNegara d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara e. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang f. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas g. Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 2004 Tentang Pengamanan Objek Vital Nasional h. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2002 Tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham PT. Dirgantara Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT. Pindad, PT. DAHANA, PT. Krakatau Steel, PT.Barata Indonesia, PT. Boma Bisma Indra, PT. Industri Kereta API, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia dan PT. LEN Industri dan Pembubaran Perusahaan Perseroan PERSERO Bahana Pakarta Industri Strategis. i. Perturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Persero, Perum dan perjan kepada Menteri BUMN j. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara BUMN k. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Pengamanan Objek Vital Industri l. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata m. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor: 41Pailit2007PN. NiagaJkt.Pst. n. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:075 KPdt.Sus2007

2. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang erat kaitannya

dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa serta memahami bahan hukum primer, yaitu terdiri dari : a. Buku- buku hasil karya para ahli b. Makalah-makalah c. Artikel-artikel d. Majalah hukum e. Bahan-bahan lain yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari internet, melalui web site: www.indonesian-aerospace.com

3. Bahan Hukum Tertier yaitu bahan-bahan yang menunjang bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder 34 . Bahan hukum tersier yang dimaksud barupa kamus-kamus, ensiklopedia, dan bahan lain yang dapat memberi petunjuk atau penjelasan yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

E. Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Pada penelitian ini digunakan pendekatan teori, metode, teknik, dan analisis normatif. Dan dalam hal ini dipergunakan data sekunder yang diperoleh dari perpustakaan, yaitu berupa peraturan-perturan perundangan, keputusan- keputusan pengadilan, teori-teori hukum normatif dan pendapat para sarjana terkemuka dibidang ilmu hukum, yang dalam hal ini dibatasi sifat keilmua yaitu hukum perusahaan, hukum kepailitan dengan memperhatikan bidang lain yang mendukung pemecahan masalah. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan serta meneliti bahan-bahan pustaka yang merupakan data sekunder yang berhubungan dengan judul penelitian dan pokok permasalahan. Jika dimungkinkan juga menggunakan data primer sebagai penguat. Bahan- bahan 34 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Huku, Rineka Cipta, Jakrta, 1998, Hlm. 104. yang dicatat meliputi permasalahan argumentasi, langkah-langkah yang diambil serta konsekuensi dan alternatif pemecahan masalah.

F. Metode Penyajian Data