I.2. Tujuan Kepailitan
Tujuan Kepailitan adalah pembagian kekayaan Debitor oleh Kurator kepada semua Kreditor dengan memperhatikan hak-hak mereka masing-
masing.
10
Kepailitan semata-mata hanya mengenai harta pailit atau kekayaan Debitor saja dan tidak mengenai diri pribadi Debitor Pailit sehingga status
pribadi Debitor tidak terpengaruh olehnya, karenanya Debitor tidak berada di bawah pengampuan curatele. Sekalipun Debitor tidak kehilangan
kecakapannya untuk melakukan perbuatan hukum volkomen handelingsbevoegd, namun demikian perbuatan-perbuatannya tidak
mempunyai akibat hukum atas kekayaannya yang tercakup dalam kepailitan. Kalaupun Debitor melanggar ketentuan tersebut, maka perbuatannya tidak
mengikat kekayaannya tersebut kecuali perikatan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan bagi harta budel pailit.
Ada beberapa faktor perlunya pengaturan mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, hal ini juga disebutkan dalam
penjelasan umum Undang-Undang No. 37 Tahun 2004: 1.
Untuk menghindari perebutan harta Debitor apabila dalam waktu yang sama ada beberapa Kreditor yang menagih piutangnya dari Debitor.
2. Untuk menghindari adanya Kreditor pemegang hak jaminan kebendaan
yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik Debitor tanpa memperhatikan kepentingan Debitor atau para Kreditor lainnya.
10
Fred B.G.Tumbuan, S.H., Pokok-pokok Undang-Undang Tentang Kepailitan Sebagaimana Diubah oleh PERPU No. 11998, dalam buku Rudy A. Lontoh, S.H., dkk, Op. Cit.,
Hlm. 125.
3. Untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan
oleh salah seorang Kreditor atau Debitor sendiri. Tujuan dari hukum kepailitan bankruptcy law yang ditulis oleh
Louis E. Levinthal dalam bukunya yang berjudul The Early History of Bankruptcy Law, yang telah dikutup oleh Jordan et, al. antara lain adalah:
11
a. Untuk Menjamin Pembagian yang sama terhadap harta kekayaan
Debitor diantara para Kreditornya. b.
Mencegah agar Debitor tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan para kreditornya.
c. Memberikan perlindungan kepada Debitor yang beritikad baik dari
para Kreditornya, dengan cara memperoleh pembebasan utang.
I.3. Syarat Kepailitan