Bagi Pemegang Saham Akibat Hukum Bagi Para Pihak Atas Putusan Kepailitan PT. Dirgantara

2. Bagi Pemegang Saham

Peranan pemerintah dalam perekonomian melalui BUMN, pemerintah bertindak sebagai pemilik eigenaar atau penguasa bezitter untuk atas nama rakyat. BUMN adalah merupakan pelaksana dari hak Negara untuk menguasai bezitter, bukan untuk memiliki sumber-sumber ekonomi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Sedangkan pemiliknya eigenaar adalah rakyat karena kedaulatan sicio-demokrasi ada di tangan rakyat. 42 Kepemilikan saham dalam PT. Dirgantara Indonesia adalah 100 seratus persen oleh Pemerintah. Dengan kata lain seluruh modalnya di miliki oleh Negara. Yaitu pemegang sahamnya adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara q.q Negara Republik Indonesia dan Menteri Keuangan q.q Negara Republik Indonesia. Proses kepailitan pada PT. Dirgantara Indonesia hendaknya pengajuannya atas persetujuan Menteri yang terkait dalam hal ini Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dan Menteri Keuangan. Proses kepailitan ini berakhir pembatalan kondisi pailit PT. Dirgantara Indonesia, oleh karena itu terhadap para pemegang saham tetap pada kondisi seperti semula, yaitu saham tetap dimiliki oleh Negara oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara q.q Negara Republik Indonesia dan Menteri Keuangan q.q Negara Republik Indonesia. Untuk mendukung langkah PT. Dirgantara Indonesia dalam melanjutkan kegiatan usaha, maka Pemerintah dalam hal ini dikuasakan kepada Menteri 42 Ibrahim. R, Prospek BUMN dan Kepentingan Umum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, Hlm. 169. Negara Badan Usaha Milik Negara dan Menteri Keuangan, maka upaya yang harus dilakukan kementerian tersebut adalah menyiapkan beberapa perangkat kebijakan dan pengawasan terhadap operasional, serta lebih mengoptimalkan kinerja PT. Dirgantara Indonesia. Pemerintah sebagai pemilik modal, harus mengontrol serta mengawasi kinerja BUMN sehingga jauh dari korupsi, kolusi di dalamnya. Pengawasan tersebut melalui mekanisme yang ditentukan dalam Undang-Undang, yang meliputi aparat pengawas intern, komite audit, dan komite lainnya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kemandirian serta kelanjutan usaha PT. Dirgantara Indonesia dan lebih luas lagi untuk upaya penyelamatan asset Negara yang ada pada PT. Dirgantara Indonesia. Sehingga akan dapat memberikan keuntungan bagi keuangan Negara.

3. Bagi Para Kreditor