E. Pelaksanaan Access Reform di Kabupaten Serdang Bedagai
Access reform merupakan proses penyediaan akses bagi penerima manfaat
terhadap sumber-sumber ekonomi dan politik serta partisipasi ekonomi politik, modal, pasar, teknologi, pendampingan, peningkatan kapasitas dan kemampuan yang
memungkinkan petani untuk mengembangkan tanahnya sebagai sumber kehidupan. Access reform
dilakukan guna mengoptimalkan pengusahaan obyek reforma agraria oleh penerima manfaat subyek reforma agraria. Pada pokoknya, access
reform ini merupakan rangkaian aktivitas yang saling terkait dan berkesinambungan
yang meliputi antara lain:
114
1. penyediaan infrastruktur dan sarana produksi
2. pembinaan dan bimbingan teknis kepada penerima manfaat
3. dukungan permodalan
4. dukungan distribusi pemasaran serta dukungan lainnya.
Pengembangan dalam access reform ini adalah penerima manfaat dapat memilih alternatif untuk mengelola tanah secara perorangan atau membentuk usaha
bersama ataupun kelompok tani. Apabila membentuk kelompok tani maka perlu dilakukan penggabungan tanah untuk kegiatan usaha bersama tertentu. Selanjutnya
kelompok tani tersebut bersama dengan Pemerintah DaerahBUMD dan badan usaha lainpenanam modal, dapat membentuk badan usaha patungan misalnya di bidang
114
Petunjuk Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform. 2011, Badan Pertanahan Nasional
Universitas Sumatera Utara
perkebunan. Untuk mendukung usaha patungan ini, Bank atau lembaga keuangan lainnya diharapkan dapat memberikan dukungan permodalan.
Selain model di atas, petani penerima manfaat juga dapat memilih pilihan lain yaitu membentuk sebuah badan usaha milik petani BUMP yang pembentukannya
difasilitasi oleh PemerintahPemerintah Daerah guna mengoptimalkan pengusahaan tanahnya. BUMP ini dapat juga terlibat dalam proses produksi turunan dari kegiatan
produksi badan usaha patungan. BUMP ini merupakan salah satu model dari access reform
yang sedang dikembangkan oleh berbagai pegiat pembangunan pedesaan. Model BUMP ini, kontribusi petani penerima manfaat dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kemungkinan pilihan, yaitu sebagai penyedia tenaga kerja terutama apabila tidak memiliki tanah, sebagai pemilik saham apabila berkeinginan
menjadikan tanahnya sebagai aset modal dalam proses produksi kegiatan BUMP, dan sebagai pemilik tanah jika mereka lebih memilih mengelola tanahnya sendiri di dalam
BUMP. Selanjutnya terhadap tanah-tanah tersebut dapat dikembangkan usaha-usaha produktif yang dapat menunjang dan meningkatkan perekonomian petani, di samping
fasilitas pengelolaan usaha dalam aneka bentuknya. Asset reform
tanpa diikuti dengan access reform tidak akan berhasil membuat petani keluar dari kemiskinan. Sebaliknya, asset reform yang diikuti dengan access
reform akan menjadi jalan bagi petani untuk keluar dari kemiskinan.
Agar dapat berjalan dengan baik, pelaksanaan reforma agraria harus melibatkan seluruh pihak, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah tetapi juga
swasta dan lembaga swadaya masyarakat LSM, serta masyarakat penerima tanah
Universitas Sumatera Utara
petani tanpa tanah. Masing-masing pihak mempunyai peran tersendiri, tetapi tetap membutuhkan suatu koordinasi yang baik.
Secara umum, pembagian peran yang terjadi adalah: BPN berperan dalam proses asset reform redistribusi dan legalisasi tanah. Ada kalanya pihak swasta
berperan dalam proses asset reform, yakni ketika memberikan tanah mereka untuk diredistribusikan.
Pemerintah Daerah dan LSM Lembaga Swadaya Masyarakat lebih banyak berperan dalam access reform, walaupun dalam lingkup kegiatan yang berbeda.
Pemerintah Daerah berperan dalam pemberian modal serta peningkatan kapasitas dan keahlian dalam rangka membuka akses ekonomi bagi petani penerima tanah. LSM
berperan dalam pengorganisasian dan peningkatan kapasitas petani, sehingga petani mampu mengelola modal yang akan diterima bersamaan dengan pemberian tanah.
Pelaksanaan access reform di Kabupaten Serdang Bedagai ini belum ada terlaksana padahal seharusnya reforma agraria tidak hanya selesai saat tanah yang
diperjuangkan sebagai hak petani yang dulu pernah dirampas orang lain sudah kembali dan tidak selesai saat program landreform sudah dilaksanakan, tetapi reforma
agraria merupakan gabungan dari asset reform dan acces reform. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Menjalankan salah satunya, tidak akan merubah kemiskinan menjadi kesejahteraan, sehingga menjalankan acces reform semata tidak akan cukup, karena
hak milik, dan penguasaan atas tanah juga dibutuhkan oleh rakyat kecil, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan asset reform semata hanya akan menjadikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah. Sementara rakyat tidak mempunyai modal, dan kemampuan
teknik untuk mengelola sumber agraria. Sehingga kepemilikan tanah hanya akan menjadikan kepastian hukum untuk menjadi komoditas, yang berakibat rakyat tidak
dapat memanfaatkannya menjadi sumber bagi kemakmuran dan kesejahteraan
bersama. Untuk kemudian tanah tersebut dijual.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PENGHAMBAT DAN