Hambatan Access Reform FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PENGHAMBAT DAN

dan lain-lain tetapi dalam pelaksanaannya hal ini belum bisa direalisasikan dikarenakan hambatan-hambatan sebagai berikut: 129 1. Terbatasnya sumber daya tanah 2. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk dan telah meningkatkan permintaan atas tanah untuk perumahan, industri, fasilitas umum dan lainnya sehingga semakin berkurangnya lahan pertanian. 3. Adanya beberapa ketentuan mengenai landreform yang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat pada saat ini, seperti ketentuan mengenai luas tanah maksimum dan minimum, tanah absentee, dan beberapa kendala teknis lainnya 4. Keberadaan riwayat tanah rakyat yang sering tumpang tindih, seperti di dalam suatu bidang tanah terdapat beberapa jenis tanah yakni tanah yang diklaim sebagai tanah Grand Sultan atau tanah Swapraja di satu pihak dengan tanah warisan orang tua di pihak lainnya

G. Hambatan Access Reform

Pelaksanaan reforma agraria merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan untuk menata struktur penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan penggunaan tanah. Kegiatan tersebut oleh pemerintah diwujudkan dengan diselenggarakannya landreform plus yaitu penataan asset tanah bagi masyarakat dan 129 Wawancara dengan Mukmin Aritonang, Kepala Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten SerdangBerdagai pada tanggal 16 April 2013. Universitas Sumatera Utara penataan akses masyarakat untuk dapat memanfaatkan tanahnya dengan baik. Pelaksanaan landreform plus tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan apabila dalam pelaksanaan kegiatannya antara penataan asset reform dan penyediaan access reform kepada masyarakat dilaksanakan secara seimbang dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat yang menjadi sasaran program reforma agrarian tersebut. Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan PPAN sejak tahun 2008 dua ribu delapan dan telah menghasilkan sertifikat sebanyak 24.000 dua puluh empat ribu sertipikat. Pelaksanaan access reform di Kabupaten Serdang Bedagai ini masih belum bisa terlaksana dikarenakan: 1. Masih banyaknya warga masyarakat terutama para peserta PPAN yang belum mengetahui tentang PPAN itu sendiri. Mereka menganggap bahwasannya PPAN itu adalah program pemerintah yang hanya untuk pensertifikatan tanah pertanian yang belum ada alas haknya atau belum disertifikatkan tetapi pada intinya PPAN itu adalah landreform plus yang merupakan pelaksanaan asset reform yang dibarengi dengan kemudahan untuk memperoleh access reformnya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin khususnya para petani dan penggarap. 130 Akibat ketidaktahuan dan kurang mengertinya masyarakat tentang PPAN ini maka masih banyak masyarakat yang tidak bisa 130 Wawancara kepada Ruswandi, peserta PPAN dari Desa Pematang Guntung pada tanggal 30 April 2013 Universitas Sumatera Utara memperoleh kemudahan untuk mendapatkan access reform setelah memperoleh asset reformnya. 2. Belum adanya kerja sama antara Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai dengan Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai khususnya dalam hal access reform PPAN ini 3. Belum adanya dukungan ataupun bantuan dari pemerintah Kabupaten Serdang bedagai khususnya untuk membantu memfasilitasi ataupun untuk merealisasikan PPAN ini terutama di bidang access reform sehingga: a. belum adanya badan hukum ataupun koperasi guna mengelola hasil produksi dan memfasilitasi proses kredit perbankan b. belum adanya tim atau panitia untuk melakukan pemetaan potensi lokal berbasis agribisnis PPAN di tiap desa atau kelurahan untuk memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan untuk pengembanagan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan c. belum adanya kerja sama antara Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai dengan para stakeholder guna menunjang pelaksanaan kegiatan access reform dalam PPAN 4. Masih banyaknya petani yang belum memanfaatkan sertifikat yang diperoleh dari pelaksanaan asset reform karena: 131 131 Wawancara kepada Boyman, peserta PPAN dari Desa Simpang Empat pada tanggal 07 Mei 2013 Universitas Sumatera Utara a. Para petani masih banyak yang tidak mempunyai modal untuk memproduktifitaskan tanahnya b. Masih minimnya pengetahuan para petani tentang ilmu keagronomian sehingga mengakibatkan hasil produksi pertanian tidak bisa maksimal seperti yang diharapkan c. Masih belum maksimalnya sarana dan prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian seperti sarana pengairan atau irigasi d. Masih banyaknya peralatan yang sederhana yang digunakan oleh para petani untuk bercocok tanam e. Para petani enggan untuk meminjam modal kepada pihak bank yang dikarenakan para petani tidak mengerti dan tidak mengetahui dengan urusan perbankan f. Para petani takut tidak mampu membayar bunga kredit apabila telah berurusan dengan pihak perbankan Menurut Arie Sukanti tanah merupakan salah satu jaminan yang disukai oleh bank yang disebabkan tanah tidak mudah musnah dan harganya terus meningkat dan hak jaminan atas tanah dapat langsung dieksekusi tanpa melalui proses peradilan 132 132 Arie Sukanti Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi Suatu Kumpulan Karangan , Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 215 Universitas Sumatera Utara g. Para petani banyak yang membutuhkan uang untuk kehidupan sehari-hari dan biaya anak sekolah sehingga lebih memilih untuk menjual tanah yang telah disertifikatkan dari pada memproduktifitaskan tanahnya lagi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN