D. Tahap Pelaksanaan PPAN di Kabupaten Serdang Bedagai
Secara garis besar tahapan-tahapan pelaksanaan PPAN adalah sebagai berikut: 1.
Penetapan lokasi
103
Tahapan ini harus sudah ada pada saat perencanaan kegiatan dengan melakukan penjajagan atau survey awal yang hasilnya dituangkan dalam Berita
Acara Penelitian Lapangan. Untuk selanjutnya disusun dalam bentuk Surat Keputusan Penetapan Lokasi yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi setelah berkoordinasi dengan Kantor Pertanahan KabupatenKota dan instansi terkait.
2. Penyusunan anggaran.
104
Dalam penyusunan anggaran harus disesuaikan dengan tanah yang akan dialokasikan.
3. Penyusunan rencana kegiatan
105
Di dalam penyusunan rencana kegiatan PPAN tersebut, yakni kegiatan- kegiatannya antara lain:
a. Persiapan dan perencanaan kegiatan
b. Penentuan lokasi kegiatan
c. Penyuluhan
d. Penyusunan Berita Acara
103
Petunjuk Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform. 2011, Badan Pertanahan Nasional
104
Ibid
105
Ibid
Universitas Sumatera Utara
e. Pembuatan peta pendaftaran
f. Seleksi petani
g. Penerbitan Surat Keputusan Hak Milik
h. Penerbitan Sertifikat
i. Penyusunan laporan akhir
4. Penyusunan Surat Keputusan Pelaksana Kegiatan.
106
5. Menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis dan administratif
107
Seperti pengadaan bahan, kelengkapan pendukung kegiatan, penjelasan teknis bagi pelaksana sebelum kelokasi serta kelengkapan teknis dan administrasi
lainnya 6.
Penyuluhan
108
Penyuluhan merupakan sarana sebagai proses penyebarluasan informasi yang ditujukan kepada calon peserta redistribusi petanipetani penggarap, tokoh
masyarakat Pemuka Agama, Tetua Adat, Pengurus RTRW dan lain-lain dan pemangku kepentingan stake holders lainnya, seperti: intansi pemerintah
terkait, lembaga keuangan perbankan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi petani dan lainnya
Tujuannya agar semua pihak terkait mengetahui maksud dan tujuan kegiatan termasuk tentang hak dan kewajibannya, sehingga dapat berpartisipasi
aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini.
106
Ibid
107
Ibid
108
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh petani peserta Redistribusi adalah untuk melengkapi segala persyaratan baik yang bersifat adiministrasi maupun
teknis yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan, seperti mengisi setiap formulir yang ditetapkan, menyediakan materai, memasang tanda batas, dan
membayar Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan BPHTB untuk pendaftaran hak atas tanah serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan hak dari petani peserta Redistribusi diantaranya setiap petani yang memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh Penanggung Jawab atau Koordinator Pelaksana Redistribusi Tanah berhak menjadi peserta.
Metode penyuluhan dilakukan dengan penyuluhan langsung, yaitu: penyuluhan yang dilakukan secara tatap muka antara penyuluh dan yang disuluh.
Sebelum melaksanakan penyuluhan terlebih dahulu membentuk Tim Pelaksana Penyuluhan Redistribusi Tanah dan setelah melaksanakan penyuluhan membuat
Laporan Penyuluhan, yang dilampiri dengan Berita Acara Pelaksanaan Penyuluhan dan Daftar Hadir Pelaksanaan Penyuluhan Redistribusi Tanah.
Contoh Materi Penyuluhan, Laporan Penyuluhan berisi Berita Acara Pelaksanaan Penyuluhan dan Daftar Hadir Pelaksanaan Penyuluhan Redistribusi Tanah
Universitas Sumatera Utara
7. Identifikasi petani penggarap dan bidang tanah yang digarap subyek dan
obyek.
109
Pelaksanaan identifikasi subyek dan obyek dilakukan oleh petugas dengan melakukan identifikasi para petani penggarap dan bidang tanah yang digarap di lokasi
kegiatan 8.
Seleksi petani calon penerima redistribusi.
110
Seleksi petani calon penerima redistribusi adalah tahapan kegiatan setelah diperoleh data dari hasil identifikasi subyek dan obyek. Hasil seleksi petani calon
penerima redistribusi ini merupakan dasar untuk proses pemberian hak atas tanah dalam rangka redistribusi sesuai Pasal 8 dan 9 PP Nomor 224 tahun 1961.
Menurut Ketentuan Pasal 8 PP Nomor 224 tahun 1961, urutan prioritas adalah sbb:
111
a
penggarap yang mengerjakan tanah yang bersangkutan
b
buruh tani tetap pada bekas pemilik, yang mengerjakan tanah yang bersangkutan
c
pekerja tetap pada bekas pemilik tanah yang bersangkutan;
d
penggarap yang belum sampai 3 tahun mengerjakan tanah yang bersangkutan;
e
penggarap yang mengerjakan tanah hak-pemilik;
f
penggarap tanah-tanah yang oleh Pemerintah diberi peruntukan lain karena tanah yang dikuasai diperlukan untuk kepentingan pemerintah maka yang bersangkutan
dapat prioritas sebagai penerima redistribusi
g
penggarap yang tanah garapannya kurang dari 0,5 hektar;
h
pemilik yang luas tanahnya kurang dari 0,5 hektar;
i
petani atau buruh tani lainnya.
Jika pada tiap-tiap yang diprioritaskan tersebut diantaranya dijumpai:
109
Ibid
110
Ibid
111
Chadidjah Dalimunthe, Pelaksanaan landreform di Indonesia dan permasalahannya, USU, Medan, 2005, hal. 65
Universitas Sumatera Utara
a petani yang mempunyai ikatan keluarga sampai 2 dua derajat dengan bekas
pemilik, sebanyak-banyaknya 5 lima orang b
petani yang terdaftar sebagai veteran c
petani janda pejuang kemerdekaan yang gugur d
petani yang menjadi korban kekacauan Maka petani tersebutlah yang diutamakan dari petani yang lain
Sedangkan sesuai ketentuan Pasal 9, para petani yang dimaksudkan dalam Pasal 8 harus memenuhi :
a Syarat-syarat umum, yaitu Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di
Kecamatan tempat letak tanah yang bersangkutan dan kuat kerja dalam pertanian.
b Syarat-syarat khusus, yaitu : bagi petani yang tergolong dalam prioritas a,
b, e, f dan g, telah mengerjakan tanah yang bersangkutan sekurang- kurangnya 3 tiga tahun berturut-turut; bagi petani yang tergolong dalam
prioritas d, telah mengerjakan tanahnya 2 dua musim berturut-turut; bagi para pekerja tetap yang tergolong dalam prioritas c, telah bekerja pada
bekas pemilik selama 3 tiga tahun berturut-turut. Agar setiap petani yang memenuhi syarat sebagai penerima redistribusi
memperoleh bagian secara merata, maka diberi persyaratan sebagai berikut:
112
a Penggarap yang sudah memiliki tanah sendiri seluas 1 satu hektar atau lebih
tidak dapat pembagian
112
Ibid , hal. 67-68
Universitas Sumatera Utara
b Bagi mereka yang sudah memiliki tanah sendiri kurang dari 1 satu hektar
mendapat bagian seluas yang dikerjakan, tapi tidak boleh mengakibatkan tanahnya menjadi lebih dari 1 satu hektar
c Penggarap yang tidak memiliki tanah sendiri mendapat bagian seluas yang
dikerjakan tetapi tidak boleh melebihi 1 satu hektar d
Untuk petani huruf b, d, e, dan f yang disebut pada pasal 8 ayat 1 tersebut mendapat pembagian seluas yang tidak boleh melebihi 1 satu hektar
sebagaimana disebut pada huruf a, b, c di atas e
Petani yang tergolong pada huruf c, g, h, dan i yang disebut pada Pasal 8 ayat 1, mendapat pembagian tanah sampai mencapai luas 0,5 nol koma
lima hektar 9.
Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah, sesuai dengan penguasaannya. Pengukuran dan pemetaan dilaksanakan sesuai dengan norma dan standar PP
Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah jo Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No. 3 Tahun 1997. Pelaksanaannya oleh Bidang Survey,
Pengukuran dan Pemetaan. Output yang dihasilkan adalah Gambar Ukur, Peta Bidang Tanah, Peta Pendaftaran Tanah dan Surat Ukur.
10. Penerbitan Surat Keputusan SK Redistribusi Tanah.
Penerbitan SK Redistribusi Tanah ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai yang disiapkan oleh Kepala Seksi Pengaturan dan
Penataan Pertanahan sesuai hasil seleksi calon penerima redistribusi, kemudian SK Redistribusi dibuat secara kolektif. Dalam Surat Keputusan dicantumkan larangan
pengalihan hak atas tanah, kecuali ada ijin dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai. Prosedur mengacu kepada PP No. 224 Tahun 1961 dan Peraturan
Menteri Negara AgrariaKepala BPN No. 3 Tahun 1999 jo Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No. 9 Tahun 1999 dan sistimatika SK sesuai dengan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan Di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia 11.
Pendaftaran hak atas tanah atau penerbitan sertipikat hak atas tanah. Pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan dengan syarat telah
memenuhi ketentuan persyaratan sebagaimana yang tercantum dalam surat keputusan pemberian haknya. Selanjutnya, pelaksanaannya berkoordinasi dengan seksi hak atas
tanah dan pendaftaran tanah termasuk dalam penyusunan Berita Acara Serah Terima Sertipikat dan tata cara penyimpanan warkah.
Namun berdasarkan penelitian lapangan, dan wawancara bisa dijelaskan bahwa pelaksanaan PPAN di Kabupaten Serdang Bedagai ini hanya melanjutkan
program PRONA atau LARASITA Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah dengan sampul PPAN, dimana pelaksanaan reforma agrarianya hanya di bidang
pensertifikatan atas tanah-tanah pertanian. Dan yang membedakan antara sertifikat biasa dengan sertifikat melalui PPAN adalah terteranya klausula “Pemegang Hak
Milik dilarang melakukan pengalihan Hak Atas Tanah ini, dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun, kecuali setelah mendapat izin dari Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Serdang Bedagai.
113
113
Wawancara dengan Mukmin Aritonang, Kepala Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten SerdangBerdagai pada tanggal 16 April 2013
Universitas Sumatera Utara
E. Pelaksanaan Access Reform di Kabupaten Serdang Bedagai