Pilihan langsung Teknik Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam keadaan ketidakpastian menunjukkan suasana keputusan dimana probabilitas hasil potensial tidak diketahui tidak diperkirakan . Dalam suasana ketidakpastian pengambil keputusan sadar akan hasil alternatif dalam bermacam-macam peristiwa kejadian , namun pengambil keputusan tidak dapat menetapkan probabilitas peristiwa. 4. Keputusan dalam keadaan ada konflik conflick . Suasana konflik muncul jika ada kepentingan dua atau lebih pengambilan keputusan berada dalam keadaan situasi yang saling bertentangan. Satu pihak pengambil keputusan tidak hanya memikirkan pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan lawannya.

2.4.1 Pilihan langsung

Salah satu cara yang umum digunakan dalam menentukan pilihan diantara dua alternatif yang ada adalah dengan membandingkan keduanya secara langsung, kemudian menentukan pilihan berdasarkan intuisi. Sebagian besar keputusan yang dibuat dalam kehidupan adalah berdasarkan intuisi. Manusia mempertimbangkan pilihan yang dihadapinya berdasarkan informasi yang telah dimilikinya dan sesuai dengan preferensinya terhadap resiko, untuk kemudian dengan menggunakan proses intuitif, dapat menuju suatu tindakan yang menunjukkan keputusan terbaik yang dipilhnya. Berkenaan dengan intuisi, tidak dapat dijelaskan lebih lanjut tentang bagaimana mekanisme kerjanya, meskipun dapat sering dilihat bagaimana orang bertindak berdasarkan intuisi. Didalam kehidupan manusia sering membuat keputusan berdasarkan intuisi, seperti : rute mana yang akan dipilih kekampus, jam berapa akan bangun pagi, dan sebagainya. Pada kenyataannya memang tidak perlu mencari prinsip lain untuk mengganti intuisi tersebut dalam keputusan sehari-hari. Tetapi untuk hal yang besar yang membutuhkan pertangungjawaban kepada orang lain, akan diperlukan cara lain lebih baik untuk membuat keputusan. Ciri utama intuisi adalah kenyataan bahwa logika dari intuisi tidak dapat ditelusuri secara rasional. Bila seorang direktur perusahaan mengambil keputusan berdasarkan intuisi, mungkin direktur perusahaan tersebut akan memilih bergabung dengan perusahaan X jika perusahaanya ingin bekerja sama. Meskipun mungkin keputusan tersebut adalah hasil Universitas Sumatera Utara pemikiran yang cemerlang, tetapi keputusan tersebut tidak dapat dievaluasi. Tidak ada jalan atau alat analisa untuk memeriksa langkah demi langkah untuk menentukan apakah keputusan tersebut adalah suatu konsekuensi logis dari pilihan dari informasi yang tersedia. Contoh 1. Seorang produsen ingin menambah jenis produksinya. Untuk maksud tersebut ada dua pilihan : pertama produk A, ia yakin staf engeneringnya mampu mempersiapkannya peralatan untuk produk A dengan pertimbangan keberhasilan 0,5. Produk kedua, memproduksi B dengan kemungkinan gagal 0,2. Jika produk A berhasil perusahaan akan memperoleh laba Rp. 200 juta, dan jika gagal akan rugi Rp. 20 juta. Sedangkan produk B, jika berhasil akan memperoleh laba Rp. 20 juta dan jika gagal akan rugi Rp. 2 juta. Karena keterbatasan dana, maka satu diantaranya yang akan diproduksi. Tentukan produksi mana sebaiknya yang akan diproduksi oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan yang optimal. Model keputusan ini dapat digambarkan dalam diagram keputusan seperti dibawah ini : Berhasil + Rp. 200 juta Produksi A 0,5 Gagal 0,5 - Rp. 20 juta Berhasil + Rp. 20 juta 0,8 Produk B Gagal - Rp. 2 juta 0,2 Gambar 2.4 Diagram keputusan pilihan langsung Dari gambar 2.4 jelas sekali bahwa seandainya pemasaran produk A gagal, masih bisa memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 20 juta, nilai ini sama dengan besarnya dengan berhasilnya pemasaran produk B. Ini berarti bahwa produk A mendominasi produk B, dengan demikian akan diputuskan untuk memilih produk A.

2.4.2 Nilai Ekspektasi