14
2.1.3 Maba Anak Kulau
Maba anak kulau diartikan sebagai upacara membawa seorang anak ke tempat pemandian pancuran atau kesungai. Upacara ini dilaksanakan pada saat sang anak usia
sudah berusia 4 sampai 7 hari tergantung petunjuk dari guru dukun. Saat ini upacara ini sudah sangat sulit untuk ditemukan.
2.1.4 Juma Tiga
Seminggu setelah maba anak kulau, maka diadakanlah upacara juma tiga. Adapun cara ini dilakukan untuk pejabat-jabatken untuk mengetahui pekerjaan si anak
dikemudian hari. Untuk itu, si anak dibawa kesuatu tempat juma ladang atau tiga pasar. Sianak lalu diletakkan diatas kain dan kepadanya didekatkan buluh bambu, ser-
ser sejenis tumbuhan yang batangnya berbulu, tanah, dan lain-lain. Dari yang dipegang anak itulah sang dukun akan menafsirkan bakat atau pekerjaan anak itu dikemudian hari.
2.1.5 Erbahan Gelar
Erbahan gelar dapat diartikan sebagai proses pemberian nama seorang anak. Pemberian nama ini apabila ditujukan kepada anak laki-laki dilakukan adalah kalimbubu
sedang untuk anak perempuan yang memberi namanya adalah dari pihak anak beru. Namun upacara ini sudah sulit ditemukan diantara masyarakat Karo saat ini.
2.1.6 Mereken Amak Tayangen
Mareken amak tayangen adalah suatu upacara yang ditujukan kepada kalimbubu singalo ulu emas, berupa pemberian tikar putuhtikar yang terbuat dari daun pandan
sebagai alas tidur amak tayangen. Upacara ini dilakukan oleh sebuah keluarga yang biasanya selama satu atau dua tahun telah dikaruniai keturunan. Upacara ini merupakan
suatu bentuk ungkapan kasih antara seorang bebere kepada mamanya.
Universitas Sumatera Utara
15 Selain memberikan amak tayangen ada beberapa benda lagi yang turut diserahkan
pada acara adat tersebut yaitu kampuh sarung, dan nakan nasi beserta lauknya. Kalimbubu singalo ulu emas juga memberikan perembah kain gendongan kepada
beberenya untuk kain gendongan cucunya. Diakhir kegiatan acarapun ditutup dengan makan bersama.
2.1.7 Ngelegi Bayang – Bayang
Anak pertama pada masyarakat Karo mempunyai kedudukan yang istimewa, karena hanya kepadanyalah adat ini dilakukan. Untuk anak pertama Kalimbubu
mempunyai kewajiban untuk memberikan : sepasang gelang tangan, sepasang gelang kaki, kalung dan gendit sebuah ikat pinggang dan perembah kain gendongan.
Selanjutnya untuk anak kedua atau seterusnya adat ini tidak dilakukan lagi. Proses inilah yang disebut dengan Adat ngelegi bayang-bayang dan sampai saat ini masih sering
dilakukan oleh orang Karo.
2.1.8 Ergunting