21
d. Berdasarkan Kesungguhan
Berdasarkan kesungguhan, perkawinan dikenal perkawinan sungguhan dan perkawinan gantungsimbolis. Perkawinan sungguhan ini dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang umum, yaitu disahkan oleh pihak daliken si telu
10
e. Berdasarkan Kedudukan Calon Penganten
kedua belah pihak. Sedangkan perkawinan gantung atau simbolis adalah perkawinan anak-anak di bawah
umur. Tujuan perkawinan ini adalah untuk menghindarkan bencana, atau malapetaka yang diketahui dari dukun, atau agar salah seorang dari anak-anak yang di bawah
umur ini tidak sakit-sakitan. Perkawinan simbolis ini disebut juga mukul-mukul atau caburken bulung.
Berdasarkan kedudukan calon penganten, maka perkawinan dibagi atas dua yaitu perkawinan biasa dan perkawinan melangkah nuranjang. Perkawinan biasa adalah
perkawinan yang tidak melangkahi kakak atau abangnya, sedangkan perkawinan melangkah adalah bila salah seorang atau kedua calon penganten melangkahi kakak
atau abangnya.
f. Berdasarkan Jauh Dekatnya Hubungan Kekerabatan.
Berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan, maka jenis perkawinan dalam masyarakat Karo dikenal dengan istilah:
a. Petuturken perkenalan atau disebut juga emas perdemuken yaitu apabila seorang
pria atau wanita Karo menikah bukan dengan impalnya orang yang telah mempunyai hubungan kekerabatan dengannya. Hubungan kekerabatan terjadi,
justru karena terjadi perkawinan tersebut.
10
Secara harafiah berarti “tungku nan tiga” yang terdiri dari senina, anak beru, dan kalimbubu
Universitas Sumatera Utara
22 b.
Erdemu Bayu. Perkawinan Erdemu Bayu adalah perkawinan antara seorang pria dan wanita yang disebut rimpal yaitu perkawinan yang dianggap paling ideal
dimasyarakat Karo dan dibenarkan oleh adat istiadat. Artinya si wanita calon istri pihak pria adalah anak dari pihak kalimbubu, dan si pria calon suami pihak
wanita adalah berasal dari pihak Anakberu orang tuanya. c.
Berkat Sukat Senuan, yaitu apabila calon pengantin yang akan menikah, walaupun mempunyai hubungan kekerabatan, tetapi tidak dibenarkan adat untuk saling
mengawini. Misalnya seorang pria menikahi seorang wanita - kalau menurut adat wanita sang calon tersebut cocok untuk anak paman sang pria. Atau istilah lain
pihak anakberu menikahi anak puang kalimbubu. d.
Berdasarkan Tempat Tinggal Pengantin. Berdasarkan tempat tinggal pengantin, dikenal perkawinan njayo, adalah perkawinan yang tidak numpang di rumah salah
seorang dari orang tua mereka, perkawinan kesilang ras orang tua adalah perkawinan yang numpang di rumah orang tua dari pihak laki-laki, dan
perkawinan kekela perkawinan yang numpang di rumah orang tua pihak wanita.
g. Berdasarkan besar kecilnya pesta