2004 dalam Papalia dkk., 2007. Generativity dapat diwujudkan melalui berbagai hal, salah satunya yaitu melalui grandparenting atau pengasuhan cucu.
Dalam menjalankan peran grandparenting akan terdapat beberapa pola interaksi yang dapat terjadi antara seorang nenek dengan cucunya, yang mana
disebut sebagai grandparenting style. Terdapat tiga grandparenting style yang diungkapkan oleh Cherlin dan Furstenberg 1986, diantaranya yaitu remote,
companionate, dan involved. Tipe remote merupakan figur simbolik yang mana nenek jarang bertemu
dengan cucunya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kejauhan geografis tempat tinggal antar nenek dengan cucunya. Meskipun jarang bertemu, nenek dapat
membangun kedekatan emosional yang dapat muncul ketika menghabiskan waktu dengan cucu selama berkunjung ataupun melaui telepon yang rutin. Tipe kedua,
companionate, merupakan tipe yang paling umum dari grandparenting. Pada tipe ini, nenek sering bertemu dengan cucunya dan menikmati melakukan aktivitas
bersama. Nenek pada tipe ini hadir ketika diperlukan, namun tidak terlalu ikut campur dalam hal mendisiplinkan cucu. Tipe ketiga, involved, merupakan tipe
yang mana nenek juga sering bertemu dengan cucunya dan melakukan aktivitas menyenangkan dengan sang cucu, namun disini nenek lebih terlibat dalam
kehidupan cucu sehingga sering memberikan bantuan untuk menjaga cucu, serta memainkan peran aktif dalam mendisiplinkan cucu. Pada tipe involved, nenek
sering berperan sebagai pengganti orangtua. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada tipe companionate
nenek cenderung mengalami kesenangan dan kedekatan emosional dengan cucu,
dan disisi lain memiliki tanggung jawab yang tidak terlalu tinggi untuk menjaga cucu. Pada tipe involved, nenek mengalami kesenangan, kedekatan emosional,
serta tanggung jawab yang tinggi untuk menjaga cucu. Sedangkan pada tipe remote, nenek memiliki tanggung jawab yang cukup rendah dan kedekatan
emosional yang tidak terlalu tinggi, namun mereka dapat menikmati kesenangan selama menghabiskan waktu dengan sang cucu selama berkunjung sehingga dapat
membangun kedekatan emosional antar kakek nenek dan cucu. Berdasarkan pemaparan di atas, dengan adanya pola pengasuhan terhadap
cucu atau grandparenting style yang berbeda, maka memungkinkan generativity yang dapat disalurkan dari nenek kepada cucu pun akan berbeda, yang mana
generativity merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melihat gambaran
kesejahteraan psikologis ditinjau grandparenting style pada wanita dewasa madya.
-
BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu dilakukan identifikasi variabel-variabel yang ada pada penelitian ini. Dalam penelitian ini,
terdapat dua variabel yang menjadi fokus utama, diantaranya yaitu grandparenting style dan kesejahteraan psikologis.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati Azwar, 2010. Oleh karena itu, definisi operasional mengenai variabel penelitian perlu dirumuskan sebagai berikut:
1. Grandparenting Style
Grandparenting style merupakan pola interaksi antara seorang nenek dengan cucunya yang dapat diklasifikasikan oleh seberapa sering kontak atau
interaksi langsung yang terjadi dan jumlah pengaruh atau keterlibatan yang diberikan ke dalam hidup cucu, seperti menjaga atau merawat cucu,
menerapkan beberapa aturan yang harus dipatuhi, mendidik cucu agar mematuhi aturan tersebut, mendisiplinkan dan mengatur kehidupan cucu,
seperti mengatur perkembangan intelektual, misalnya dalam masalah pendidikan, ataupun dalam hal menyediakan dukungan finansial, tempat
tinggal, makanan, permainan. Grandparenting style terdiri atas tiga tipe, yakni remote, companionate, dan involved, yang mana dapat dilihat sebagai suatu
kontinum yang dimulai dari tipe yang tidak terlalu memberi pengaruh atau keterlibatan dalam kehidupan cucu, yakni tipe remote hingga pada tipe yang
sangat memberi pengaruh dalam kehidupan cucu, yakni tipe involve. a. Remote
Pola pengasuhan yang dikarakteristikkan dengan nenek yang tinggal jauh dengan cucunya, memiliki tanggung jawab yang relatif rendah dalam
menjaga cucu, memiliki kedekatan emosional yang tidak terlalu tinggi, namun dapat saja membangun kedekatan emosional yang cukup tinggi
ketika menghabiskan waktu yang cukup lama bersama dengan cucu selama berkunjung.
b. Companionate Pola pengasuhan yang dikarakteristikkan dengan hubungan nenek
dengan cucu yang memiliki kedekatan emosional, sering bertemu dan melakukan aktivitas menyenangkan bersama, hadir ketika diperlukan,
namun tidak terlalu terlalu ikut campur dalam hal mendisiplinkan atau mengatur kehidupan cucu.
c. Involved Pola pengasuhan yang mana kakek nenek sering bertemu dan
melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama dengan cucu, namun di sisi lain memiliki keterlibatan yang cukup besar dalam kehidupan cucu.
Kakek nenek berperan sebagai pengganti orangtua sehingga memainkan
peran aktif dalam menjaga cucu, menerapkan aturan-aturan, mendidik cucu, mendisiplinkan dan mengatur kehidupan cucu.
Grandparenting style akan didata melalui skala yang disusun oleh peneliti dan diisi sebelum mengisi skala kesejahteraan psikologis. Penyusunan
skala grandparenting style disusun berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing tipe dan menggunakan skala Likert. Hal ini dikarenakan grandparenting style
dapat dilihat dalam sebuah kontinum. Skala grandparenting style terdiri atas tiga rentang jawaban dengan total skor jawaban yang terkategorisasi tinggi
akan mewakili tipe Involved, skor sedang akan mewakili tipe Companionate, dan skor terendah akan mewakili tipe Remote.
2. Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis didefinisikan sebagai kemampuan diri nenek untuk mengoptimalkan potensi dirinya demi mencapai tujuan yang diharapkan,
yang mana dapat terlihat dari adanya sikap positif terhadap diri sendiri atau penerimaan diri yang baik, mampu membangun hubungan yang positif dengan
orang lain, tidak tergantung kepada orang lain dalam pengambilan keputusan, memiliki kemampuan untuk mengontrol lingkungan di sekitarnya, memiliki
tujuan hidup yang jelas, dan mampu mengembangkan dirinya sendiri. Kesejahteraan psikologis akan diukur dengan modifikasi skala kesejahteraan
psikologis yang disusun oleh Wieny Delvonia berdasarkan teori Ryff dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana Psikologi pada tahun 2014.
Skala tersebut terdiri dari aitem-aitem yang dapat mengukur keenam dimensi kesejahteraan psikologis, yaitu penerimaan diri, hubungan yang positif dengan