tersebut, berimplikasi kepada; Pertama, negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Kedua, bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya bahan galian dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
123
Objek hak penguasaan negara sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 33 UUD 1945 menyangkut dua hal yaitu terhadap cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak ayat 2 dan terhadap bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya ayat 3. Cabang produksi yang
erat kaitannya dengan kedua hal tersebut di atas antara lain sektor pertambangan dan energi.
124
C. Permasalahan yang Timbul Akibat Diterapkannya Kebijakan Larangan
Ekspor Mineral Mentah
Kebijakan larangan ekspor mineral mentah pada hakikatnya bertujuan untuk memastikan tersedianya cadangan mineral mentah untuk pengolahan dan
pemurnian mineral di dalam negeri. Sehingga kebijakan peningkatan nilai tambah produk pertambangan melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam
negeri dapat terlaksana dengan baik yang nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan perekonomian Indonesia serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Namun pada kenyataannya kebijakan larangan ekspor mineral mentah tidak hanya memberikan dampak positif seperti yang diharapkan
tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang dapat mengancam kestabilan perekonomian dan industri pertambangan di Indonesia. Berikut penjabaran
mengenai dampak negatif tersebut;
123
Ibid., hlm.31.
124
Ibid., hlm.35.
Pertama, PT Newmont Nusa Tenggara PTNNT dan pemegang saham mayoritasnya, Nusa Tenggara Partnership B.V. NTPBV, suatu badan usaha
yang berbadan hukum Belanda, mengumumkan pengajuan gugatan arbitrase internasional terhadap Pemerintah terkait dengan larangan ekspor yang telah
mengakibatkan dihentikannya kegiatan produksi di tambang Batu Hijau dan menimbulkan kesulitan dan kerugian ekonomi terhadap para karyawan PTNNT,
kontraktor, dan para pemangku kepentingan lainnya.
125
Pengenaan ketentuan baru terkait ekspor, bea keluar, serta larangan ekspor konsentrat tembaga yang akan dimulai Januari 2017, yang diterapkan
kepada PTNNT oleh Pemerintah tidak sesuai dengan Kontrak Karya KK dan perjanjian investasi bilateral antara Indonesia dan Belanda. Dalam gugatan
arbitrase yang diajukan kepada the International Center for the Settlement of Investment Disputes, PTNNT dan NTPBV menyatakan maksudnya untuk
memperoleh putusan sela yang mengizinkan PTNNT untuk dapat melakukan ekspor konsentrat tembaga agar kegiatan tambang Batu Hijau dapat dioperasikan
kembali.
126
PTNNT merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi berdasarkan Kontrak Karya Generasi IV yang ditandatangani pada 2
Desember 1986.
127
125
Arbitrase Diajukan Terkait Larangan Ekspor di Indonesia, http:www.ptnnt.co.ididarbitrase-diajukan-terkait-larangan-ekspor-di-indonesia.aspx diakses
tanggal 10 Maret 2015.
Gugatan PTNNT ini terkait dengan ketidak sesuaian antara hukum positif yang berlaku di Indonesia dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Kontrak Karya PTNNT yakni berkaitan dengan ketentuan baru terkait ekspor, bea keluar, serta larangan ekspor konsentrat tembaga yang akan
dimulai Januari 2017.
126
Ibid.
127
Ibid.
Kontrak Karya PTNNT ditandatangani jauh sebelum UU Minerba dibentuk, sehingga pada saat UU Minerba beserta peraturan-peraturan
pendukungnya dibentuk, terdapat ketidak sesuaian, namun terkait dengan hal tersebut Pasal 169 UU Minerba telah memerintahkan ketentuan yang tercantum
dalam Pasal Kontrak Karya yang telah ada sebelum UU Minerba diundangkan harus disesuaikan dengan UU Minerba selambat-lambatnya 1 satu tahun sejak
UU Minerba diundangkan. Kedua, terjadinya perlambatan ekonomi. Badan Pusat Statistik merilis
pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 sebesar 5,21. Padahal, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2013 mencapai 5,72. Angka ini menunjukkan perlambatan
yang bersumber dari sektor pertambangan akibat pemberlakuan UU Minerba.
128
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan larangan untuk ekspor bijih mineral mentah atau ore merupakan penyebab pertumbuhan di sektor pertambangan
mengalami perlambatan dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal I 2014, pertumbuhan sektor pertambangan turun sebesar 0,38
dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013.
129
Perlambatan ekonomi juga berdampak pada daerah-daerah khususnya kawasan timur Indonesia, dikarenakan kawasan timur Indonesia merupakan
mayoritas daerah penghasil mineral. Sejumlah daerah itu antara lain adalah papua, sulawesi, kalimantan, maluku. Dari data Bank Indonesia BI, Papua tercatat
memiliki pertumbuhan ekonomi pada 2013 di KTI ini mulai dari 6 hingga tertinggi mencapai 23. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2014 di
128
Suci Sedya Utami , “Perlambatan Ekonomi akibat Larangan Ekspor Mineral Mentah,” http:ekonomi.metrotvnews.comread20140505238469perlambatan-ekonomi-akibat-
larangan-ekspor-mineral-mentah diakses tanggal 10 Maret 2015
129
Ibid.
KTI akan berada di level 4,5 -5,0. Hal ini jauh dari angka pertumbuhan ekonomi yang berada di level 5,8 -6,2 secara nasional pada 2014.
130
Ketiga, Terjadinya pemutusan hubungan kerja massal. Presiden Direktur PT Central Omega Resources Tbk DKFT Kiki Hamidjaja menyatakan, sejak
larangan ekspor mineral mentah diberlakukan, operasi produksi tambang nikel milik DKFT di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dan di Morowali, Sulawesi
Tengah dihentikan. Akibatnya, sekitar 2.000 pekerja pekerja DKFT maupun pekerja dari kontraktor jasa pertambangan DKFT dipecat.
131
Selain DKFT, Direktur PT Harita Prima Abadi Mineral Erry Sofyan juga telah merumahkan 4.500 karyawan. Langkah ini diambil karena penghentian
operasi tambang bauksit milik Harita pasca keluarnya PP No. 1 tahun 2014 yang melarang ekspor mineral mentah. Sementara, pengoperasian smelter Harita baru
berjalan 2015 nanti.
132
Selain Harita Prima Abadi Mineral, menurut Erry yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia
APB3I, ada sekitar 40.000 karyawan dari 51 perusahaan tambang bauksit yang menyebar di Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah juga
telah memecat karyawannya.
133
130
Ilyas Istianur Praditya, “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur Kena Imbas UU Minerba,“ http:m.liputan6.combisnisread830723pertumbuhan-ekonomi-indonesia-timur-kena-
imbas-uu-minerba diakses tanggal 10 Maret 2015
131
Agustinus Beo Da Costa, “Pengusaha Tambang: Puluhan Ribu Karyawan Sudah Dipecat,”http:bisniskeuangan.kompas.comread201402191105299Pengusaha.Tambang.Puluh
an.Ribu.Karyawan.Sudah.Dipecat diakses tanggal 10 Maret 2015
132
Ibid.
133
Ibid.
61
BAB III PENYELESAIAN SENGKETA BIDANG PERTAMBANGAN TERKAIT
DENGAN PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH
A. Bentuk Penyelesaian Sengketa di Indonesia