25
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terdapat pada saat sekarang, dengan perkataan lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-
masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
1
Penelitian analisis seperti ini tidak memuat adanya hipotesis. Sedangkan hasil dari penelitian didapat dari telaah yang mendalam terhadap kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diujikan terlebih dahulu.
C. Populasi dan Sampel
Peneliti menjadikan siswa-siswi SMP Kharisma Bangsa kelas VIII A, B, dan C tahun ajaran 2015-2016, menjadi subjek penelitian di mana siswa-
siswi tersebut diberikan instrumen berupa tes kemampuan berpikir kritis matematis dalam materi segitiga. Siswa kelas VIII SMP Kharisma Bangsa
berjumlah 65 orang. Peneliti merencanakan memberikan tes penelitian kepada seluruh populasi siswa tersebut. Dari siswa yang mengikuti tes, nanti akan
diambil sampel untuk diwawancarai. Sampel yang diambil adalah yang representatif dari siswa yang bisa menjawab soal per indikator dan siswa yang
menjawab keliru.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
Instrumen tes berupa lembar soal tes yang diberikan kepada siswa. Tes yang digunakan adalah tes untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir kritis matematis siswa.
Tabel 3.2
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h.20
26
Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematis
Standar Kompetensi: Menggunakan Teorema Phytagoras dalam Pemecahan Masalah
No. Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Indikator Operasional
Nomor Soal
1. Menentukan konsep yang
digunakan dalam penyelesaian masalah.
1-a Menentukan konsep dalam penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan Teorema Phytagoras
1
1-b Menentukan konsep dalam penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan Teorema Phytagoras atau Teorema Euclid
2.a.
2. Merumuskan suatu tindakan
strategi, taktik, atau pendekatan dalam
menyelesaikan masalah. 2-a Merumuskan cara dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Teorema
Phytagoras atau Teorema Euclid 2.b
2-b Merumuskan cara dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan Teorema Phytagoras
3
3. Memberikan argumen atau
alasan dalam menjawab dan menyelesaikan masalah.
3-a Memberikan argumen terhadap suatu penyelesaian
masalah terkait segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
4.b.
27
3-b Memberikan argumen dalam menyelesaikan masalah terkait
Teorema Phytagoras 5
4. Mengevaluasi bukti atau
keputusan yang telah diambil dalam
menyelesaikan masalah. 4-a Mengevaluasi penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan segitiga siku-siku dengan sudut
istimewa. 4.a.
4-b Mengevaluasi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan
Teorema Phytagoras dan segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
6
a. Uji Validitas
Untuk mengukur tingkat validitas soal pada instrumen tes, digunakan dengan rumus content validity ratio CVR. Instrumen tes berupa
butir-butir soal diberikan kepada panelis yang dianggap pakar, yaitu guru matematika atau orang yang berkecimpung di dunia pendidikan
matematika. Para panelis tersebut diharapkan menilai tiap butir soal untuk kemudian diberikan pendapatnya berupa esensial, bermanfaat
tapi tidak esensial, atau tidak perlu.
2
Adapun rumus content validity ratio CVR tersebut adalah:
Di mana: = jumlah panelis yang mengatakan esensial
2
C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity dalam Jurnal Personnel Psychology, 1975, h.567