Memberikan Argumen dalam Menyelesaikan Masalah

54 Sedangkan jika dibandingkan dengan jawaban siswa FAW yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6, terdapat kekeliruan dalam menjawabnya.Yaitu di mana ekspresi x+50 2 dilanjutkan sebagai x 2 + 2500, menunjukkan siswa tersebut salah menggunakan ekspansi aljabar kuadrat. Walau demikian, argumen yang ditunjukkan dengan menulis Teorema Phytagoras adalah benar pada awalnya. Berikut kutipan wawancara dengan siswa FAW. P : Kamu yakin dengan jawaban kamu ini? FAW : Iya, Pak.. P : Coba jelaskan sedikit ekspresi ini? Menunjukkan pada baris pertama jawaban siswa, yaitu Teorema Phytagoras FAW : Oh, ini kan Phytagoras, Pak. Jadi sisi miring yang ini kan 260m, yang sisi ini 100m karena 130 dikurang 30 itu, nah yang ngga tau ini kan kalau digabung dengan yang 50 ini jadi sisi satu lagi. P : Jadi salah satu sisi siku-sikunya adalah x + 50 meter? FAW : Betul, Pak. P : Coba ingat-ingat kembali, benar tidak cara kamu mengkuadratkan x + 50 meter ini? FKH : Ya, benar, Pak. Itu kan jadi x 2 + 2500. Dari hasil wawancara, terindikasi bahwa argumen awal siswa FAW benar dengan merujuk ke Phytagoras, tetapi argumen dalam mengkuadratkan salah satu sisinya adalah keliru. 55

4. Mengevaluasi Penyelesaian Masalah

Kemampuan siswa dalam mengevaluasi penyelesaian masalah di tes ini menghasilkan angka rata-rata persentase 56 dari skor ideal. Indikator ini menjadi indikator dengan nilai terendah dibandingkan ketiga indikator lainnya pada kemampuan berpikir kritis matematis. Sedangkan untuk persentase tingkat kemampuan siswa pada indikator ini ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Persentase Tingkat Kemampuan Indikator 4 Tingkat Kemampuan Indikator Jumlah Siswa Persentase Tingkat Kemampuan Per Indikator Rendah 30 62,50 Sedang 12 25,00 Tinggi 6 12,50 Gambar 4.7 56 Contoh Jawaban Siswa yang Menjawab Benar Soal nomor 4a Indikator 4 Gambar 4.7 di atas, ditunjukkan jawaban soal tes nomor 4a oleh siswa AM. Soal ini merupakan soal dengan indikator 4, yaitu mengevaluasi penyelesaian masalah. Pada soal tersebut, telah diberikan suatu penyelesaian, siswa diminta memberikan pendapat mereka serta mengevaluasi solusi yang telah diberikan tersebut. Soal nomor 4a sebenarnya memberikan suatu solusi yang salah. Soal tersebut memuat perbandingan panjang sisi-sisi segitiga jika salah satu sudutnya diketahui dan merupakan sudut istimewa 30 , 45 , 60 , atau 90 . Siswa AM, pada jawabannya di atas, mengevaluasi solusi dengan memberikan perbandingan yang benar. Termasuk mengujinya dengan menunjukkan pembuktian berupa dihitung kembali pada Teorema Phytagoras. Berikut ini adalah kutipan wawancara peneliti dengan siswa AM. P : Di sini kamu mengatakan bahwa jawaban atau solusi dari soal yang diberikan ini adalah keliru? AM : Iya, Pak. Solusinya di situ salah perbandingannya. P : Harusnya bagaimana? AM : Kan PR ini di depan sudut 30 harusnya 1. QR ini sisi miring harusnya 2. Yang PR : PQ ini juga, harusnya 1: √ . Jadi intinya perbandingan ini kebalik. P : Kamu hafal perbandingan sisi-sisi segitiga jika salah satu sudutnya yang 30 , 45 , 60 , 90 itu? AM : Iya, hafal, Pak. Makanya saya bisa tau kalau ini salah. P : Kenapa kamu membuktikannya lagi dengan memasukkannya ke Phytagoras? AM : Biar terbukti aja, Pak. Biar kuat. 57 Dari hasil wawancara dengan siswa AM di atas, dapat ditunjukkan bahwa siswa AM tersebut mengevaluasinya dengan benar dan juga sengaja memberikan pembuktian yang menunjukkan bahwa solusi yang diberikan pada soal adalah salah. Apa yang dilakukan oleh siswa AM ini sangat sejalan dengan indikator berpikir kritis keempat yang sedang diukur ini. Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa yang Menjawab Keliru Soal nomor 4a Indikator 4 Pada Gambar 4.8 pula, terdapat jawaban siswa LAT yang keliru dalam mengevaluasi solusi dari soal yang diberikan. Bahkan, dengan yakinnya siswa tersebut mengatakan bahwa soal yang diberikan mudah sehingga solusi yang ada pun seharusnya memang mudah untuk dikerjakan. Ini mengindikasikan bahwa siswa tidak teliti bahkan dalam mengevaluasi sekali pun. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan siswa LAT. P : Di sini kamu mengatakan bahwa jawaban atau solusi dari soal yang diberikan ini sudah benar? LAT : Iya, Pak. Solusinya memang benar. P : Kamu juga mengatakan bahwa karena soal ini mudah, jadi kamu dengan gampangnya menjawabnya dan langsung dapat ide, begitu? LAT : Benar, Pak. 58 P : Kamu hafal perbandingan sisi-sisi segitiga jika salah satu sudutnya yang 30 , 45 , 60 , 90 itu? LAT : Iya, hafal kok, Pak. P : Nah, kalau hafal kenapa kamu bilangnya perbandingan pada solusi di sini benar? Harusnya kan kalau ini sudut PRQ 30 berarti perbandingan PR dan RQ adalah 1:2. Bukan 1: √ seperti yang disebut di solusi. LAT : Oh iya, ya, Pak. P : Kenapa kamu bisa salah? LAT : Saya langsung jawab aja kali, Pak. Ga teliti, ga cek-cek dulu. Dari hasil wawancara peneliti dengan siswa LAT di atas, terlihat bahwa siswa tersebut sebenarnya memiliki dasar pengetahuan yang diminta. Akan tetapi, karena kurang teliti dan terburu-buru dalam menjawab, sehingga siswa tersebut menjadi keliru dalam memberikan evaluasi yang benar.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti mencoba untuk merangkum beberapa hal yang bisa dianggap sebagai kekurangan atau keterbatasan dalam penelitian ini. Di antara kekurangan-kekurangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Dalam mencetak lembar instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa, peneliti melewatkan gambar segitiga yang seharusnya memuat informasi penting bagi siswa untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Soal tersebut terdapat pada soal nomor 6 yang merupakan soal pengukur indikator 4 kemampuan berpikir kritis matematis mengukur kemampuan siswa dalam mengevaluasi penyelesaian masalah. Sehingga, walaupun berdasarkan uji validitas dengan metode CVR soal tersebut