Merumuskan Cara dalam Menyelesaikan Masalah

51 √ m. Begitu pun dengan menjawab panjang AB disimbolkan dengan huruf b, terdapat dua kesalahan, yaitu tidak menuliskan simbol kuadrat pangkat dua pada b, sehingga didapat angka 2000m, yang seharusnya √ m. Berikut ini adalah kutipan wawancara peneliti dengan siswa OHF. P : Kamu sudah yakin dengan jawaban kamu ini? OHF : Ga tau deh, Pak. Ga yakin aja. P : Ini yang c kuadrat maksudnya kamu nyari apa? OHF : Ini yang sisi ini menunjuk sisi AC. P : Padahal kamu sudah benar nulis ini ada kuadratnya. Kenapa lupa diakarkan? OHF : Oh, iya, Pak. Saya lupa. Baru ingat nih. P : Nah, kalau yang ini menunjuk ke huruf b = sisi AB kenapa ga ditulis kuadratnya? OHF : Yah, saya salah nulis kayaknya itu, Pak. Tapi jadi lupa ngakarin juga. Dari hasil wawancara tersebut, terlihat inkonsistensi siswwa dalam menuliskan rumus. Terdapat perbedaan antara mencari sisi AC dengan AB. Selain itu, terdapat tahapan yang dilupakan oleh siswa tersebut, yaitu mengakarkan hasil dari penjumlahan Phytagoras.

3. Memberikan Argumen dalam Menyelesaikan Masalah

Kemampuan siswa dalam memberikan argumen dalam menyelesaikan masalah di tes ini menghasilkan angka rata-rata persentase 64 dari skor ideal. Indikator ini menjadi indikator dengan nilai tertinggi ketiga pada kemampuan berpikir kritis matematis. 52 Sedangkan untuk persentase tingkat kemampuan siswa pada indikator ini ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.6 Persentase Tingkat Kemampuan Indikator 3 Tingkat Kemampuan Indikator Jumlah Siswa Persentase Tingkat Kemampuan Per Indikator Rendah 18 37,50 Sedang 21 43,75 Tinggi 9 18,75 Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa yang Menjawab Benar Soal nomor 5 Indikator 3 Dari Gambar 4.5 di atas, ditunjukkan jawaban soal tes nomor 5 oleh siswa NSP. Soal ini merupakan soal dengan indikator 3, yaitu memberikan argumen dalam menyelesaikan masalah. Siswa NSP memberikan argumen yang sangat jelas dan tepat terhadap apa yang kurang dan dibutuhkan dalam mencari panjang trayek balap pada soal 53 tersebut. Trayek AB yang tidak diketahui adalah sisi AB di mana bisa dicari dengan menggunakan Teorema Phytagoras. Siswa dituntut memberikan modifikasi dalam mengerjakannya dan harus dsertakan dengan argumennya untuk menunjukkan adanya indikator kemampuan berikir kritis. Berikut ini adalah hasil dari wawancara peneliti dengan siswa NSP. P : Kamu sudah yakin dengan jawaban kamu ini? NSP : Yakin, Pak. P : Coba bisa dijelaskan kembali tidak, apa yang kamu jawab di situ? NSP : Jadi, intinya kan Pak, kita disuruh nyari trayek yang kecoret ini. Sebenarnya kalau dilihat ini bisa dicari dengan cara Phytagoras. Ini sisi miringnya 260, sisi yang ini sudah diketahui jadi 100, didapat yang ini 240 harusnya. Karena yang 50 sudah diketahui, jadi AB ini 240 dikurang 50 sama dengan 190. P : Ok, jadi kamu cari total gabungan AB dengan CD ya? NSP : Iya, Pak. Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa yang Menjawab Keliru Soal nomor 5 Indikator 3 54 Sedangkan jika dibandingkan dengan jawaban siswa FAW yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6, terdapat kekeliruan dalam menjawabnya.Yaitu di mana ekspresi x+50 2 dilanjutkan sebagai x 2 + 2500, menunjukkan siswa tersebut salah menggunakan ekspansi aljabar kuadrat. Walau demikian, argumen yang ditunjukkan dengan menulis Teorema Phytagoras adalah benar pada awalnya. Berikut kutipan wawancara dengan siswa FAW. P : Kamu yakin dengan jawaban kamu ini? FAW : Iya, Pak.. P : Coba jelaskan sedikit ekspresi ini? Menunjukkan pada baris pertama jawaban siswa, yaitu Teorema Phytagoras FAW : Oh, ini kan Phytagoras, Pak. Jadi sisi miring yang ini kan 260m, yang sisi ini 100m karena 130 dikurang 30 itu, nah yang ngga tau ini kan kalau digabung dengan yang 50 ini jadi sisi satu lagi. P : Jadi salah satu sisi siku-sikunya adalah x + 50 meter? FAW : Betul, Pak. P : Coba ingat-ingat kembali, benar tidak cara kamu mengkuadratkan x + 50 meter ini? FKH : Ya, benar, Pak. Itu kan jadi x 2 + 2500. Dari hasil wawancara, terindikasi bahwa argumen awal siswa FAW benar dengan merujuk ke Phytagoras, tetapi argumen dalam mengkuadratkan salah satu sisinya adalah keliru.