Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN
61
pada indikator ini disebabkan karena menggunakan ekspresi matematika dalam aljabarnya. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil jawaban
mereka. 4.
Kemampuan siswa dalam memberikan argumen dalam menyelesaikan masalah ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 64 dari skor ideal.
Dari hasil telaah jawaban-jawaban siswa pada soal-soal yang mengukur indikator ini, terlihat bahwa siswa yang mampu memberikan argumen
dalam penyelesaian masalah adalah siswa yang memahami apa yang harus dicari terlebih dahulu pada soal yang telah dimodifikasi. Misalnya,
ada selisih dari panjang yang diketahui dengan angka yang nantinya harus digunakan dalam perhitungan. Selain itu, melihat siswa yang
menjawab dengan keliru adalah siswa yang menulis ekspresi aljabar dengan salah dan secara langsung berelasi dengan pengetahuan pada
materi-materi sebelumnya yang terlupakan oleh siswa tersebut. Lagi-lagi di sini menunjukkan bahwa apa yang bisa diargumenkan oleh siswa
adalah suatu konsep utuh yang tidak bisa setengah-setengah terkait ilmu matematika yang dipelajari oleh siswa.
5. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi penyelesaian masalah
ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 56 dari skor ideal. Didapat dari
hasil penelusuran
terhadap jawaban-jawaban
siswa dan
mempertimbangkan hasil wawancara juga, dapat disimpulkan bahwa siswa yang benar dalam mengevaluasi suatu penyelesaian masalah yang
diberikan adalah siswa yang kebanyakannya membuktikan lagi dengan teorema-teorema yang ada, misalnya Teorema Phytagoras. Walaupun
sebenarnya siswa tersebut sudah memegang teorema lainnya, seperti perbandingan sisi segitiga siku-siku. Siswa melakukan hal demikian juga
dengan alasan agar argumena yang diberikan tampak terbukti dan labih kuat. Ketelitian siswa dalam hal ini sangat penting. Karena, peneliti
menemukan bahwa siswa yang tahu dan sudah paham dengan konsep ini pun masih bisa salah hanya karena kurang teliti ataupun terburu-buru
dalam mengambil keputusan.
62
6. Tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dikategorikan
rendah sebanyak 20,83, dan 56,25 untuk kategori sedang, dan 22,92 untuk kategori tinggi. Ditemukan pula, beberapa faktor yang
sama yang menentukan skor hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap indikator. Di antaranya, pengetahuan siswa tentang materi-materi
sebelumnya, ekspresi aljabar yang benar, melakukan langkah-langkah sesuai tahapan yang benar, dan ketelitian siswa.