Kemampuan Berpikir Kritis Kajian Teoritis

15 Ennis mengelompokkan indikator berpikir kritis dalam lima kelompok kemampuan berpikir, yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut: 11 Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Kritis Sub Keterampilan 1. Elementary clarification memberi penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisis argumen 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan yang menantang 2. Basic support membangun keterampilan dasar 4. Mempertimbangkan kredibilitas kriteria suatu sumber 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 6. Inference menyimpulkan 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 11 Dina Mayadiana S, Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009. hal.13 16 7. Advanced clarification membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan keputusan 10. Mengidentifikasi asumsi 8. Strategy and Tactics strategi dan taktik 11. Merumuskan suatu tindakan Edward Glaser dan Richard W. Paul menjelaskan dalam berpikir kritis setidaknya memuat beberapa kemampuan dasar berikut ini: 12 1. Kemampuan untuk menentukan dan mengambil posisi yang tepat dalam mendiskusikan atau menyoal suatu masalah. 2. Pemikiran yang diberikan harus relevan dengan topik yang dibahas. 3. Argumen yang disampaikan harus rasional. 4. Memutuskan menerima atau menolak keputusan atas klaim yang dibuat oleh orang lain dengan alasan-alasan yang jelas. 5. Keputusan datang dari dalam diri sendiri. Berdasarkan beberapa uraian di atas, indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa indikator yang disimpulkan sebagai berikut: 1. Menentukan konsep yang digunakan dalam penyelesaian masalah. 2. Merumuskan suatu tindakan strategi, taktik, atau pendekatan dalam menyelesaikan masalah. 3. Memberikan argumen atau alasan dalam menjawab dan menyelesaikan masalah. 4. Mengevaluasi bukti atau keputusan yang telah diambil dalam menyelesaikan masalah. 12 Kasdin Sihotang. Critical Thinking, Membangun Pemikiran Logis. Jakarta: 2012, Pustaka Sinar Harapan. h. 8. 17

B. Pembelajaran Matematika

1. Pembelajaran Matematika

Matematika dari dulu merupakan mata pelajaran yang tidak pernah ditinggalkan dan selalu menjadi acuan kecerdasan dan ketuntasan proses pendidikan siswa kapan pun dan di mana pun. Keberadaan matematika tidak dapat dilacak lagi asal mulanya karena perhitungan sederhana aritmetika tentunya sudah pasti ada sejak adanya peradaban manusia. Hingga kini matematika terus berkembang sampai ke bidang terbarunya sekali pun, semisal matematika komputasi dan pemrograman yang selalu dipakai dan dikembangkan dalam pembuatan piranti-piranti lunak pada alat-alat berteknologi canggih sesuai tuntutan dan perkembangan zaman. Dengan demikian, matematika bisa diartikan dalam banyak hal. Contohnya, Matematika merupakan studi pola dan hubungan-hubungan, matematika adalah cara berpikir, matematika adalah seni, bahasa, bahkan sebagai alat. 13 Sadar akan pentingnya pelajaran matematika ini, membuat para pakar pendidikan dan pakar matematika di berbagai negara menyusun standar-standar pembelajaran matematika bagi peserta didik dari tingkat terendah seperti TK sampai ke tingkat universitas. Contohnya, berdasarkan standar yang diterapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics di Amerika Serikat, matematika pada sekolah harus memiliki enam prinsip, yaitu: kesetaraan, kurikulum, pengajaran, pembelajaran, penilaian, dan teknologi. Sedangkan standar isi content standards matematika untuk jenjang dari TK sampai dengan kelas 12 harus mencakup: bilangan dan operasi, aljabar, geometri, pengukuran, dan analisis data dan peluang. 14 13 NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, Reston: NCTM, 2000 h.32 14 W. George Cathcart, Yvonne M. Pothier, James H. Vance, Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, Fourth Edition, Toronto: Pearson, 2004, h.2.