dermatitis kontak akan semakin tinggi. Agius 2004 juga mangatakan bahwa semakin lama bahan kimia kontak dengan kulit, maka penetrasi bahan kimia
terhadap lapisan kulit akan semakin luas dan dalam hingga menyebabkan reaksi peradanganiritasi yang lebih berat.
5.4 Hubungan
Personal hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015
Personal hygiene adalah kebersihan diri pekerja selama melakukan pekerjaan di bengkel. Personal hygiene dikatakan baik jika pekerja di bengkel
mencuci tangan mereka dengan air bersih dan sabun setelah melakukan pekerjaan, pakaian kerja bersih dari noda-noda minyak dan pelumas, pakaian kerja dicuci
setelah melakukan pekerjaan. Dikatakan kurang baik jika pekerja di bengkel tidak melakukan salah satu dari mencuci tangan mereka dengan air bersih dan sabun
setelah melakukan pekerjaan, pakaian kerja bersih dari noda-noda minyak dan pelumas, pakaian kerja dicuci setelah melakukan pekerjaan.
Pekerja dengan personal hygiene baik dari hasil penelitian hanya ada 1 orang yang berarti pekerja mencuci tangannya dengan air bersih dan sabun setelah
melakukan pekerjaan, pakaian kerja bersih dari noda-noda minyak dan pelumas, pakaian kerja dicuci setelah melakukan pekerjaan hanya 1 orang dari 17 orang
pekerja yang diteliti. Sedangkan pekerja dengan personal hygiene kurang baik terdapat 16 orang diantaranya 13 orang mengalami gejala dermatitis kontak dan 3
orang tidak mengalami gejala dermatitis kontak. Hasil uji statistik bivariat personal hygiene menunjukan P value sebesar 0,824 yang berarti tidak ada
hubungan antara personal hygiene dengan gejala dermatitis kontak.
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa pekerja mencuci tangan hanya ketika istirahat dan makan, setelah melakukan reparasi tidak semua pekerja langsung
mencuci tangan. Pekerja mencuci tangannya tidak menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun cuci tangan, namun mereka mencuci tangan mereka dengan
menggunakan bensin terlebih dahulu untuk menghilangkan noda-noda, dan terkadang menggunakan sabun lalu dibilas dengan air. Hal ini dimungkinkan
dapat mempermudah terjadinya gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel. Kebiasaan mencuci tangan yang tidak sesuai prosedur akan menyebabkan kontak
bahan kimia terhadap kulit menjadi lebih lama sehingga dapat merugikan kulit Cohen, 1999.
Selain itu, dari semua pekerja hanya 1 pekerja bengkel yang menjaga pakaian kerjanya agar terhindar dari noda-noda minyak pelumasoli, bensin dan
bahan kimia lainnya, 16 pekerja bengkel lainnya tidak menjaga kebersihan pakaian kerjanya. Ada juga pekerja yang tidak menggunakan pakaian kerja yang
disediakan pemilik bengkel dengan alasan tidak nyaman dipakai. Tetapi semua pekerja bengkel selalu mencuci pakaian yang mereka gunakan saat setelah selesai
bekerja. Hipp dalam Lestari dan Utomo 2007 berpendapat bahwa mencuci pakaian juga merupakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya gejala
dermatitis kontak. Sebaiknya pakaian kerja yang telah terkontaminasi bahan kimia tidak digunakan kembali sebelum dicuci. Akan lebih baik lagi pakaian kerja
dicuci setiap hari setelah digunakan bekerja di bengkel seperti yang telah dilakukan pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan.