dermatitis kontak iritan akut, tetapi bila disebabkan oleh substansi iritan yang lemah seperti deterjen dan air, manifestasinya sebagai dermatitis iritan kronis
Harrianto, 2013
2.3.2 Epidemiologi
Dermatitis kontak akibat iritasi merupakan jenis yang paling umum dijumpai diantara penyakit kulit akibat kerja lainnya, meliputi kira-kira dua
pertiga kasus penyakit kulit akibat kerja. Penyakit ini lebih sering terjadi di industri yang berkaitan dengan pekerjaan yang basah seperti catering, penyepuh
secara elektrik, dan industri yang banyak menggunakan bahan deterjen Harrianto, 2013.
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup
banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan DKI akibat kerja, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain banyak
penderita yang kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh Djuanda, 2011.
Hampir tiga perempat dermatitis akibat kerja tergolong jenis ini, iritan menghasilkan efek langsung pada kulit yang kontak dengannya dan efek akan
lebih bergantung pada dosis dan lama pajanan dibandingkan dengan reaksi apapun dari seseorang Harrington, 2003.
2.3.3 Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan
kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum, juga dipengaruhi oleh faktor lain Djuanda, 2011.
Faktor lain yang mempengaruhi dermatitis kontak iritan: 1. Lama kontak
2. Kekerapan terus menerus atau berselang 3. Adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable
4. Gesekan 5. Trauma fisis
6. Suhu dan kelembaban lingkungan Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI:
1. Perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas
2. Usia anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi 3. Ras kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih
4. Jenis kelamin insidens DKI lebih banyak pada wanita 5. Penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami ambang rangsang
terhadap bahan iritan menurun
2.3.4 Gejala Klinis
Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. Selain
itu juga banyak faktor yang mempengaruhi. Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang
mengklasifikasi DKI menjadi sepuluh macam, yaitu: DKI akut, lambat akut acute