Epidemiologi Etiologi Dermatitis Kontak Iritan DKI

kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum, juga dipengaruhi oleh faktor lain Djuanda, 2011. Faktor lain yang mempengaruhi dermatitis kontak iritan: 1. Lama kontak 2. Kekerapan terus menerus atau berselang 3. Adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable 4. Gesekan 5. Trauma fisis 6. Suhu dan kelembaban lingkungan Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI: 1. Perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas 2. Usia anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi 3. Ras kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih 4. Jenis kelamin insidens DKI lebih banyak pada wanita 5. Penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun

2.3.4 Gejala Klinis

Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. Selain itu juga banyak faktor yang mempengaruhi. Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang mengklasifikasi DKI menjadi sepuluh macam, yaitu: DKI akut, lambat akut acute delayed ICD, reaksi iritan, kumulatif, traumateratif, eksikasi ekzematik, pustular dan akneformmis, noneritematosa, dan subyektif. Ada pula yang membaginya menjadi dua kategori yaitu kategori mayor yang terdiri atas DKI akut termasuk luka bakar kimiawi, dan DKI kumulatif. Kategori lain terdiri atas: DKI lambat akut, reaksi iritasi, DKI traumatic, DKI eritematosa, dan DKI subyektif.

1. DKI Akut

Luka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut. Penyebab DKI akut adalah iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat, misalnya natrium dan kalium hidroksida. Biasanya terjadi karena kecelakaan, dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebandingdengan konsentrasi dan lamanya kontak dengan iritan, terbatas pada tempat kontak. Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema edema, bula, mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada umumnya asimetris.

2. DKI Akut Lambat

Gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut, tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat, misalnya podofilin, antralin, tretinoin, etilen oksida, benzalkonium klorida, asam hidrofliorat. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari dermatitis venenata. Penderita baru merasa pedih esok harinya, pada awal terlihat eritema dan sore harinya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.