Hubungan Personal hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada

Berdasarkan tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa gejala dermatitis kontak ditemukan pada pekerja dengan personal hygiene baik sebanyak 1 orang 5,9 dan dengan personal hygiene kurang baik sebanyak 13 orang 76,5 sedangkan pekerja yang tidak mengalami gejala dermatitis kontak dengan personal hygiene baik sebanyak 0 orang 0 dan dengan personal hygiene kurang baik sebanyak 3 orang 17,6. Pada hasil uji exact fisher antara lama kerja dengan gejala dermatitis kontak dapat diketahui nilai p = 1,000 dimana p 0,05 artinya tidak ada hubungan personal hygiene dengan gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015. 4.3.4 Hubungan Penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015 Hubungan antara penggunaan APD pada pekerja bengkel dengan gejala dermatitis kontak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil uji exact fisher penggunaan APD dengan gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015 Penggunaan APD Gejala Dermatitis Kontak Jumlah Sig. p Ada Tidak ada N N N Menggunakan APD tidak Lengkap 9 52,9 2 11,8 11 64,7 1,000 Tidak MenggunakanAPD 5 29,4 1 5,9 6 35,3 Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100 Berdasarkan tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa gejala dermatitis kontak ditemukan pada pekerja yang menggunakan APD tidak lengkap yaitu sebanyak 9 orang 52,9 dan yang tidak menggunakan APD lengkap sebanyak 5 orang 29,4 sedangkan pekerja yang tidak mengalami gejala dermatitis kontak pada pekerja yang menggunakan APD tidak lengkap yaitu sebanyak 2 orang 11,8 dan yang tidak menggunakan APD lengkap sebanyak 1 orang 5,9 Pada hasil uji exact fisher antara lama kerja dengan gejala dermatitis kontak dapat diketahui nilai p = 1,000 dimana p 0,05 artinya tidak ada hubungan penggunaan APD dengan gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015. 4.3.5 Hubungan Masa Kerja dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015 Hubungan antara masa kerja pekerja bengkel dengan gejala dermatitis kontak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil uji exact fisher masa kerja dengan gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015 Masa Kerja tahun Gejala Dermatitis Kontak Jumlah Sig. p Ada Tidak ada N N N ≤ 2 11 64,7 11 64,7 0,029 2 3 17,6 3 17,6 6 35,3 Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100 Berdasarkan tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa gejala dermatitis kontak ditemukan pada pekerja dengan masa kerja ≤ 2 tahun yaitu sebanyak 11 orang 64,7 dan 2 tahun sebanyak 3 orang 17,6 sedangkan pekerja yang tidak mengalami gejala dermatitis kontak dengan masa kerja ≤ 2 tahun yaitu sebanyak 0 orang 0 dan 10 jam sebanyak 3 orang 17,6. Pada hasil uji exact fisher antara lama kerja dengan gejala dermatitis kontak dapat diketahui nilai p = 0,029 dimana p 0,05 artinya ada hubungan masa kerja dengan gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015. BAB V PEMBAHASAN

5.1 Dermatitis Kontak

Dermatitis akibat kerja adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Penyakit tersebut timbul pada waktu tenaga kerja bekerja melakukan pekerjaan atau disebabkan oleh faktor-faktor yang berada pada lingkungan kerja. Persentase dermatitis akibat kerja dari seluruh penyakit akibat kerja menduduki porsi tertinggi sekitar 50-60, maka dari itu penyakit ini pada tempatnya mendapatkan perhatian. Selain prevalensi yang tinggi, dermatitis akibat kerja yang kelainannya biasanya terdapat pada lengan, tangan dan jari sangat mengganggu penderita melakukan pekerjaan sehingga sangat berpengaruh negative terhadap produktivitas kerjanya Suma‟mur, 2014. Dermatitis kontak ialah reaksi peradangan yang terjadi pada kulit akibat terpajan dengan suatu substansi dari luar tubuh, baik dari substansi iritan maupun substansi alergen. Dalam era industrialisasi saat ini, terdapat kecenderungan untuk semakin banyak menggunakan bahan-bahan industri, yang merupakan substansi alergen dan iritan, sehingga menyebabkan kenaikan prevalensi dermatitis kontak Harrianto, 2013. Hasil penelitian gejala dermatitis kontak di Kelurahan Merdeka Kota Medan tahun 2015 menunjukan bahwa terdapat 7 bengkel dengan jumlah pekerja bengkel sebanyak 34 orang. Pekerja bengkel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 17 orang pekerja. Kriteria inklusinya yaitu pekerja yang kontak dengan bahan kimia di bengkel, sebelum bekerja pekerja tidak kontak dengan bahan kimia lainnya yang kemungkinan dapat menyebabkan gejala dermatitis kontak seperti deterjen, tidak ada gejala dermatitis kontak yang timbul sebelum bekerja. Jumlah pekerja yang diteliti dimasing-masing bengkel berbeda. Reponden yang diteliti dimasing-masing bengkel ada yang hanya 1 responden ada juga yang sampai 5 responden. 17 orang yang memenuhi kriteria inklusi terdapat 14 orang 82,4 pekerja yang mengalami gejala dermatitis kontak dan 3 orang 17,6 yang tidak mengalami gejala dermatitis kontak. Gejala dermatitis kontak yang dirasakan oleh pekerja yaitu gatal, panas, kemerahan dan kulit bengkak. Gejala ini dirasakan setelah kontak dengan bahan kimia yang ada di bengkel seperti air aki air batre, bensin, oli pelumas. Proses kerja pada pekerja bengkel motor seperti dalam melakukan servis motor, para pekerja terpapar dengan bahan kimia seperti oli, bensin dan air aki. Peralatan bengkel yang digunakan untuk servis terletak pada suatu wadah dan direndam dengan cairan bahan kimia seperti bensin. Peralatan yang direndam dalam bahan kimia tersebut dapat memapar pekerja bengkel. Selain itu, saat pengisian air aki ataupun penggantian bahan pelumas atau oli, akibat adanya tetesan atau cipratan bahan kimia tersebut yang dapat memapar tangan pekerja bengkel, karena pekerja tidak memakai sarung tangan. Kejadian gejala dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor terdapat pada bagian tangan yaitu telapak tangan, punggung tangan dan jari. Hal ini dikarenakan tangan merupakan bagian tubuh yang selalu kontak dengan bahan kimia di bengkel motor selama pekerja melakukan perbaikan atau servis motor. Menurut Waldon dari semua bentuk penyakit kulit akibat kerja terbatas pada