1.4 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara faktor usia dengan gejala dermatitis kontak pada
pekerja bengkel.
2. Ada hubungan antara faktor lama kerja dengan gejala dermatitis kontak
pada pekerja bengkel.
3. Ada hubungan antara faktor personal hygiene dengan gejala dermatitis
kontak pada pekerja bengkel.
4. Ada hubungan antara faktor penggunaan APD dengan gejala dermatitis
kontak pada pekerja bengkel.
5. Ada hubungan antara faktor masa kerja dengan gejala dermatitis kontak
pada pekerja bengkel. 1.5
Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada pemilik bengkel dalam rangka mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan timbulnya gejala dermatitis kontak pada
pekerjanya dan membantu dalam perbaikan sistem kerja. 2. Sebagai masukan bagi pekerja mengenai penyebab dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan timbulnya gejala dermatitis kontak. 3. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya pada gejala
dermatitis kontak. 4. Dapat menerapkan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja K3 yang
diperoleh saat kuliah dalam praktek pada kondisi kerja sebenarnya. 5. Sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dermatitis
2.1.1 Definisi
Dermatitis adalah suatu keadaan terjadinya sensitisasi kulit akibat pajanan substansi eksternal. Berdasarkan etiologinya, dermatitis dapat dibagi menjadi
dermatitis eksogen bila diakibatkan oleh faktor-faktor dari luar tubuh penderita, dan dermatitis endogen konstitutional bila diakibatkan oleh faktor-faktor dari
dalam tubuh sendiri Harrianto, 2013.
2.1.2 Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar eksogen, misalnya bahan kimia contoh: deterjen, asam, basa, oli, semen, fisik contoh: sinar, suhu,
mikro-organisme bakteri, jamur; dapat pula dari dalam endogen, misalnya dermatitis atopik dan sebagian lainnya tidak diketahui etiologi yang pasti
Djuanda, 2011.
Tabel 2.1 klasifikasi dermatitis berdasarkan etiologinya Dermatitis Eksogen
Dermatitis Endogen Dermatitis kontak
- Iritasi - Alergi
- Urticarial kontak Fotodermatitis
Dermatitis atopik Dermatitis discoi
Dermatitis seborrhoeic Dermatitis kakitangan
Dermatitis statis Goh C.L., Handbook of occupational skin diseases, 1990 dalam Harrianto 2013
2.1.3 Patogenesis
Banyak dermatitis yang belum diketahui dengan pasti patogenesisnya, terutama penyebab faktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang
dermatitis kontak baik tipe alergi maupun iritan, dan dermatitis atopik Djuanda, 2011.
2.1.4 Gejala Klinis
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya sirkumskrip, dapat pula difus.
Penyebarannya dapat setempat, generalisata dan universalis Djuanda, 2011. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
dan eksudasi, sehingga tampak basah madidans. Stadium subakut, eritema dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta. Djuanda, 2011.
Gambaran klinik akut berupa kemerahan dan pembengkakan dengan batas yang sakit. Papula, vesikel, bula, krusta, dermatografisme putih. Gambaran klinik
subakut berupa eritema, krusta. Gambaran klinik kronis lebih berkerak, berpigmen dan menebal. Lebih seperti likenifikasi dan mempunyai fisura. Asma dan rhinitis
sering berkaitan dengan bentuk atopik Sabarguna, 2006.
2.1.5 Pengobatan
Pengobatan dilakukan setelah mendapatkan hasil melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik Djojodibroto, 1999. Pengobatan yang tepat didasarkan kausa,
yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi, seperti diketahui penyabab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui dengan pasti. Jadi pengobatan bersifat