BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan santri tentang kesehatan reproduksi
Pengetahuan santri tentang kesehatan reproduksi remaja adalah segala sesuatu yang diketahui santri dan ruang lingkup kesehatan reproduksi bagi remaja dari 19
sembilan belas indikator pengetahuan dengan alternatif jawaban benar dan salah dalam kuesioner penelitian. Masa remaja pada tahap awal memiliki karakteristik
masih bingung terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut Sarwono, 2005.
Bersamaan dengan perubahan fisik berupa pertumbuhan berat badan yang cepat, terjadi juga perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat remaja
terhadap dunia luar sangat besar dan remaja selalu berusaha untuk lebih banyak mencari sumber informasi yang diperlukannya, di antaranya dengan teman sebaya,
dan informasi dari media massa Hurlock,1996 dan Kartono,1995. Hasil analisis dengan menggunakan paired T-Test yang dilakukan ternyata
terjadi perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dimana diperoleh t-hitung 10,817 dengan nilai probabilitas p = 0,000
0,05 atau dengan perkataan lain bahwa ada perbedaan secara nyata antara pengetahuan responden sebelum dan setelah pemberian media booklet. Pemberian
pendidikan kesehatan melalui media booklet ternyata mampu mempengaruhi peningkatan pengetahuan santri tentang kesehatan reproduksi remaja, hal ini senada
menurut Mudjiono 1989 bahwa media booklet umumnya digunakan dengan tujuan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, karena booklet memberikan informasi spesifik dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap
saat bila seseorang menghendakinya. Dilihat dari perbedaan jumlah responden yang meningkat pengetahuannya
dari pre test ke post test pada kelompok perlakuan dari 9 orang yang berpengetahuan baik atau sebesar 23,7 menjadi 35 orang yang berpengetahuan baik atau sebesar
92,1. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan yang cukup besar. Perubahan dan peningkatan nilai pengetahuan pada kedua kelompok perlakuan
tersebut dimungkinkan karena berbagai hal yang berkaitan dengan proses penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi. Hal tersebut di antaranya adalah
materi pendidikan kesehatan yang terdapat dalam media dan digunakan dalam proses pendidikan kesehatan lengkap dan menarik, sehingga responden mudah untuk
memahami isi materi pendidikan kesehatan yang disampaikan Kemungkinan lain yang menyebakan peningkatan pengetahuan pada
responden karena penggunaan media booklet disamping memiliki keterbatasan, akan tetapi memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan booklet diantaranya dapat
menimbulkan tanggungjawab secara mandiri dari setiap remaja terhadap pengetahuan atas dasar informasi yang diterima melalui media karena booklet diberikan kepada
masing-masing individu untuk dibawa pulang, sehingga dapat dipelajari setiap saat. Penggunaan booklet juga menyebabkan perubahan peningkatan pengetahuan
responden karena materi yang diberikan merupakan suatu hal yang menarik dan sangat diperlukan oleh remaja.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh WHO 1998 bahwa pengunaan metodemedia pendidikan sangat menentukan keberhasilan
penyampaian pendidikan kesehatan. Di samping itu penggunaan media dalam pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu
masalah dan mengingatkan informasi yang disampaikan supaya menimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap Machfoed dkk, 2005. Pernyataan yang
memperkuat adanya peningkatan pengetahuan akibat penggunaan media booklet dikemukan oleh Sadiman dkk 2004 yang menyatakan bahwa media dapat
digunakan dalam proses pendidikan dan dibutuhan untuk meminimalkan hambatan serta kesulitan dalam pelaksanaan proses pendidikan, sehingga dapat meningkatkan
peningkatan pengetahuan dan sikap individu yang diaplikasikan dalam perilaku. Proses pelaksanaan penyampaian informasi tentang kesehatan reproduksi
melalui pendidikan kesehatan diberikan kepada remaja seringkali menghadapi berbagai hambatan. Hambatan tersebut timbul baik dari remaja itu sendiri ataupun
sumber informasi dari orangtua. Remaja biasanya memiliki perasaan malu, sungkan, takut bingung dan rendah diri bila ingin mendapatkan informasi tentang kesehatan
reproduksi. Selain itu masih banyak mitos yang masih melekat di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian
Moeliono 2004 yang menyatakan adanya anggapan tabu, ketidaktahuan dan ketidaksiapan masyarakat itu sendiri untuk membahas permasalahan yang timbul
tentang kesehatan reproduksi remaja. Kondisi tersebut menambah risiko pada remaja untuk melakukan perilaku yang berrisiko terhadap kesehatan reproduksi akibat
remaja tidak mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan peningkatan pengetahuan yang terjadi pada kedua kelompok juga dapat diakibatkan dari paparan media informasi lain. Paparan informasi tersebut dapat
diterima pada saat yang bersamaan dengan waktu penelitian tentang kesehatan reproduksi. Hal ini dapat terjadi mengingat selama penelitian tidak ada pengawasan
yang dilakukan kepada subjek penelitian, baik yang dilakukan oleh pihak sekolah ataupun pihak peneliti
Akan tetapi paparan informasi tentang kesehatan reproduksi diluar proses pendidikan kesehatan tersebut kemungkinan akan didapatkan oleh kedua kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga hal ini dapat menimbulkan perubahan pengaruh yang sama. Hal ini dibuktikan bahwa pada kelompok kontrol tidak
diberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi, akan tetapi pada hasil pengukuran pengetahuan mengalami peningkatan meskipun setelah dilakukan uji
statistik hasil yang diperoleh tidak signifikan. Penelitian lain mengemukakan bahwa efek media booklet mampu
meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba Adi, 2003. Sementara itu hasil pada penelitian ini relatif sama dengan penelitian yang
pernah dilakukan oleh Pandiangan 2005 yang menyatakan bahwa pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah, pada pengetahuan dan sikap remaja
tidak lebih baik daripada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual
Universitas Sumatera Utara
5.2. Sikap santri tentang kesehatan reproduksi